Serigala betina dengan bulu keemasan mendengus, Ia melangkah di tengah keheningan malam sebuah hutan yang rimbun dan asing. Tak ada suara binatang lain yang menarik perhatiannya, hanya derik jangkrik dan sesekali lompatan tupai. Kaki-kakinya melangkah beradu dengan daun-daun kering yang memenuhi permukaan tanah hutan.
Ia sedikit merutuki nasib ini karena Dewa Langit menurunkannya di tengah hutan yang diselimuti oleh dinginnya malam. Ia tidak tahu dirinya berada di hutan mana. Namun yang Ia syukuri adalah, Ia tidak diturunkan di tengah padatnya penduduk bumi. Malam masih panjang dan serigala betina itu memutuskan untuk tidur.
Menjelang fajar menyingsing Ia pun terbangun dan merasa bosan. Ia belum memiliki rencana apapun yang akan dilakukannya. Sesekali Ia mendengus menyesap kenyataan bahwa dirinya kini telah ditakdirkan menjadi seekor serigala.