"Apa ini, Putri Emas?"
Rachel terkejut saat sendok simpanannya yang berhasil Ia ambil selepas sarapan diketahui oleh Putra Bungsu Dewa Langit. Tatapan lelaki itu menyorot tajam kepadanya, Ia menyusun alasan untuk diutarakan kepada lelaki itu tetapi tentu saja sia-sia karena pikirannya jelas bisa diselami. Putra Bungsu Dewa Langit melangkah mendekat ke arah Rachel, gadis itupun beringsut mundur, menghindari seringaiannya.
"Kau sudah mulai pintar rupanya ya?" desis Putra Bungsu Dewa Langit.
Bukan tanpa alasan Rachel menyembunyikan sendok sarapannya, Ia tahu bahwa sendok itu sangat berguna untuk membuka pengait rantai besi yang membelenggu pergelangan tangan dan kakinya. Memang hanya memberikan harapan kecil karena ujung batang sendok tidak lancip seperti paku atau tusuk rambut, tetapi Ia bisa meruncingkannya dengan batu di kamar mandinya.
"Gadis pembangkang yang pintar, hukuman apa yang pantas kuberikan untukmu?" seringai Putra Bungsu Dewa Langit.