Rachel terbatuk lalu terbangun dari tidurnya, Ia pun menggeliat namun sesuatu kembali membatasi pergerakan tangan dan kakinya. Ketika Ia membuka mata, Ia sangat terkejut karena dirinya ternyata berada di kamar yang tidak asing, kamarnya di paviliun Putra Bungsu Dewa Langit. Ia terbelenggu pada sebuah rantai yang dikaitkan dengan sisi-sisi ranjang. Di seberang sana, Putra Bungsu Dewa Langit tersenyum menyeringai.
"Mencoba menjadi gadis pembangkang, Putri Emas?" seringainya penuh ejekan.
"Lepaskan hamba, Yang Mulia. Hamba Mohon," ujar Rachel.
"Menurutmu, apakah aku akan melepaskanmu begitu saja?" ujar Putra Bungsu Dewa Langit kembali dengan seringaiannya.
"Hamba tidak seharusnya berada disini. Hamba seharusnya berada di bumi," teriak Rachel.
"Hyak!"