Danique tertidur dalam rasa sakit yang baru Ia sadari setelah berbulan-bulan berjuang mencari Rachel bersama kawanannya. Ternyata selama ini Ia bergerak sendiri. Kawanan tak ubahnya hanyalah sebuah nama. Pengkhianatan Warren hanyalah permulaan dari segala kekacauan yang ada. Setelah kematiannya, ternyata masih banyak duri di balik rumput-rumput yang hijau.
Pagi ini Danique merenung di kamarnya, Ia masih syok dengan apa yang baru Ia sadari. Ia pun bimbang untuk mengambil langkah apa yang harus Ia lakukan. Ia sangat kecewa pada dirinya sendiri, Ia kecewa pada kawanannya yang diam-diam tak sejalan dengannya, Ia benci pada takdir buruk yang terus menderanya.
Tok Tok Tok
"Dan, keluarlah," suara ibunya membangunkannya. Biasanya Ia sudah berada di meja makan tanpa harus dibangunkan.
"Kau sudah bangun? Bekerja di rumah bukan berarti libur, Dan. Bangunlah," ibunya kembali memanggil.
"Ya, Mom, Pagi," Ia pun bergegas membukakan pintu dan mengikuti langkah ibunya menuju ruang makan.