Hari ini, cinta akan terikat dalam ikrar suci pernikahan. Betari dan Reksa, pasangan kekasih yang melalui topan badai untuk bisa sampai di titik ini. Reksa yang gigih memperjuangkan hubungan mereka agar mendapatkan restu dari keluarganya, Keluarga Hartawan yang bergengsi. Orang tua Reksa tidak menyukai Betari karena menurut mereka, keluarga Betari bukanlah kalangan yang sepadan. Namun, Reksa terus meyakinkan Betari untuk menikahinya, bagaimana pun caranya. Reksa bekerja dengan tekun mengumpulkan uang untuk biaya pernikahan dan kehidupan mereka selanjutnya. Ketika karirnya membaik tanpa campur tangan orang tua, akhirnya Pak Hartawan tak mengekang lagi. Hanya saja dia mengatakan tak akan hadir di pernikahan itu.
Gaun pengantin bernuansa putih membalut anggun tubuh Betari. Ruang tengah yang didekorasi dengan nuansa putih tulang dan gold untuk ijab qobul, telah dipenuhi keluarga, kerabat dan teman-temannya. Satu set meja kursi berbalut renda dan pita untuk mengikrarkan janji suci, di kelilingi kursi-kursi cantik untuk para saksi. Hati Betari merasa hangat, mekar seperti bunga-bunga yang menghiasi di sana-sini. Dalam hitungan jam, dia akan resmi menjadi Nyonya Reksa Hartawan. Dia tidak menyangka hari ini tiba juga. Begitu sulit jalan yang telah dilaluinya bersama Reksa. Tak hanya Reksa yang berjuang, dirinya juga terus meyakinkan orang tuanya bahwa Reksa adalah pria yang baik meski orang tua Reksa tidak merestui. Reksa juga telah menjalin hubungan baik dengan orang tua Betari dan memenangkan hati mereka.
Penghulu baru saja datang dan meminta pengantin serta wali untuk bersiap. Namun, Reksa belum juga sampai setelah ditunggu untuk beberapa saat. Ruangan yang telah didekorasi untuk akad nikah sudah penuh dengan tamu yang ingin menyaksikan ijab qobul mereka. Jarum jam terus merangkak meninggalkan waktu yang telah ditetapkan dalam surat undangan. Betari meremas buket bunga di tangannya dengan perasaan bercampur aduk. Rumah Reksa tidak jauh-jauh amat sampai harus begini terlambat. Betari berusaha mengendalikan diri dan berbaik sangka. Sesekali mengecek layar ponsel di tangannya. Mungkin saja mobil Reksa mogok di jalan. Tapi mengapa tidak mengabari? Jika memang demikian, bukankah Reksa bisa mencari kendaraan lain dan membiarkan orang lain mengurusnya. Apa pernikahan ini tidak penting untuknya?
Tamu mulai saling berbisik, beberapa terlihat mencuri pandang ke arah Betari dengan tatapan iba. Betari masih berusaha untuk berprasangka baik mengenai Reksa sebelum sebuah foto dikirimkan ke ponselnya. Foto yang menghancurkan seluruh prasangka baik Betari. Foto yang menunjukkan calon suaminya itu sedang terlelap di pelukan wanita lain. Reksa memakai kemeja putih dengan kancing terbuka. Apakah itu sekarang? Ini hari pernikahan mereka dan Reksa tidak datang, malah tidur dengan wanita entah di mana mereka melakukannya. Betari tak bisa berpikir lagi. Mendadak rasa mual mengaduk-aduk lambungnya. Saat ini dia hanya ingin muntah. Dia terlalu jijik. Atika, sahabatnya yang menemani menjadi pengiring pengantin tak henti menenangkan.
"Ada apa, Ta? Semua baik-baik saja kan?" Atika menyodorkan air putih.
"Tik, aku butuh obat maagh. Sepertinya asam lambungku naik." Atika segera menyuruh pelayan untuk mencari obat. Setelah itu kembali mendampingi Betari.
"Ditunggu ya," kata Atika.
"Tik, pernikahannya batal." Atika tersentak mendengarnya. Namun dia berusaha meredam agar tak menambah kacau perasaan Betari.
"Ditunggu dulu ya, Ta. Reksa pasti datang."
Betari menyodorkan ponselnya. Menunjukkan foto yang dikirim ke chat pribadi itu. Atika terbelalak.
"Aku akan bicara sama penghulunya,"
Atika mendekati penghulu dan mengatakan pembatalan pernikahan itu. Pak Penghulu tertegun dan menatap iba pada Betari.
"Dik, kamu dampingi Betari ya. Bantu mengontrol emosinya. Bapak berharap dia tidak larut dalam kesedihan." Pak Penghulu menepuk pundak Atika sebelum berpamitan. Dia juga berpesan untuk menghubungi kapan saja jika Betari kehilangan kontrol emosinya.
Sejenak terjadi kegaduhan. Wajah Pak Rasyid, ayah Betari, merah padam. Sungguh ini sebuah penghinaan dan kelancangan yang tidak bisa dimaafkan. Saudara lelaki berusaha menenangkan. Setidaknya, agar Betari tidak semakin tertekan.
Dengan perasaan malu, kecewa, hancur dan emosi, ayah Betari membubarkan acara. Tamu-tamu pergi menyisakan kerabat dekat yang ingin ikut menjaga Betari. Sementara Betari masih diam mematung. Tidak ada tangis, teriakan atau air mata. Dia hanya terlihat sedikit linglung. Apakah ini nyata? Betari berharap ini hanya sebuah mimpi buruk dan dirinya cepat terbangun.
Sementara itu, Reksa hanya merasakan tubuhnya lemah dan kepalanya berat. Dia tidak bisa berpikir sedang di mana dirinya saat ini. Semakin ingin mengingat, kepalanya terasa sakit. Dia hanya bisa pasrah berbaring di tempat tidur yang lembut dan wangi. Aroma yang tidak asing baginya, tapi siapa dan di mana? Matanya terpejam, berat untuk terbuka. Seorang wanita yang mengenakan jubah tidur, berdiri melipat tangan di balkon yang terhubung pintu kaca dengan kamar tempat Reksa berada. Satu tangannya memegang minuman, sedangkan satu tangan memegang ponsel. Dia sedang menelepon.
"Kamu benar jahat, Ras!" umpat seseorang di seberang sana. Lalu mereka tergelak penuh kemenangan.
Rasti adalah wanita yang diharapkan oleh Pak Hartawan untuk menjadi pendamping Reksa. Namun selama ini, Reksa tidak memberinya kesempatan. Sementara, orang yang dicintai Reksa, Betari, adalah saingannya dalam segala hal selama mereka kuliah dulu. Bahkan Betari mendapatkan posisi impiannya di perusahaan bergengsi. Rasti menggeram, sedikit egonya terlampiaskan.
"Videonya sudah viral?"
"Kita lihat saja, anak itu besok besok akan lenyap dari publik. Dia pasti tidak akan punya muka lagi untuk muncul di depan orang-orang."
"Lebih bagus lagi kalau dia ... lenyap dari dunia ini. Cara elegan menyingkirkan saingan tanpa aku harus menyentuhnya adalah menyentuh orang yang disukainya," Rasti menyeringai. Kebenciannya pada Betari sampai di ubun-ubun. Puas dan merasa menang adalah yang dia rasakan saat ini. Tak peduli reaksi Reksa dan apa yang akan dia lakukan terhadapnya nanti. Yang jelas, Rasti pasti akan meminta perlindungan Pak Hartawan. Ya, dia harus menghubungi ayah Reksa sebelum pria tampan itu mendapatkan kesadaran. Jikadia bangun dan ayahnya ada di sini memergoki kegilaannya, lelaki tua itu pasti membela Rasti.
"Om, tolong datang ke apartemenku. Reksa ada di sini." Rasti bersuara seolah dia sedang bingung. Seolah perempuan lemah yang tak kuasa menolak paksaan pria yang tengah disekapnya itu. Meski dipenuhi keheranan, Pak Hartawan segera melesat ke apartemen Tasti untuk menangkap basah putranya itu. Diam-diam dia merasa senang, Reksa berakhir di kamar gadis pilihannya dan bukan Betari yang sangat tak dia sukai.
Video pernikahan Betari yang gagal itu telah tersebar luas di internet. Ternyata ada seseorang yang sengaja datang hanya untuk mengabadikan duka keluarga Betari dan menyebarkannya di media sosial. Rasti juga membuat tim khusus untuk melemparkan komentar yang menggiring opini warganet seolah-olah Betari memang pantas menerima semua itu. Akun-akun bayaran bergerak sangat masif, hingga video itu trending topik dalam semalam.