KABAR yang menjebaknya. Selepas Bella berlari terburu-buru, menyusul Rey dan menitipkan Kevin kepada orang lain di Rumah Sakit, membuat Rey menyeringai.
Laki-laki itu tiba-tiba menyadari kebodohan dan rasa khawatir gadis itu. Dari kemarin sampai pagi ini, Bella enggan berbicara dengan Rey karena kelakuan kekanak-kanakannya.
Kini, mereka sedang duduk berdua di Rumah Sakit. Tepatnya, di sebelah Kevin yang terbaring sangat lemah. Kevin sudah lama tak sadarkan diri karena darah yang keluar sangat banyak.
Namun Rey tidak merasa bersalah. Dia terus mendesak Bella tentang hari pernikahan yang akan digelar besok. Bella sungguh tak habis pikir soal ini. Kevin saja belum sadar, dan Rey hanya memikirkan diri sendiri.
"Jika kamu ingin membicarakan hal itu terus menerus, mari kita undur satu tahun lagi."
Bella yang tadinya hanya mendengarkan ocehan Rey, kini dia membalasnya dengan tatapan tidak suka. Lalu kembali menatap Kevin dengan tatapan berbeda dengannya.
"Ada apa dengan tatapanmu itu? Kenapa melihat aku dengan Kevin berbeda?" tanya Rey, marah.
Bella menatap Rey dengan tatapan yang sama. Namun, hanya ditambah mata yang menyipit sedikit. Bella mengira bahwa Rey itu bodoh atau gila. Bella diam saat ditanya seperti itu. Karena Rey sangat dewasa untuk mengetahui alasannya.
"Kenapa kamu diam? Aku tidak akan membebaskanmu jika terus seperti ini. Ingat, ya, Bella. Jika kamu membuatku tersinggung, jangan harap pernikahan akan berlangsung lima tahun. Aku akan menahanmu lebih lama dari itu," tegas Rey.
Setelah Rey menegaskan hal tersebut, dia berjalan keluar ruang rawat untuk mencari udara segar. Pasalnya, Rey yang dikenal dingin dan selalu menang, entah kenapa dia bisa merasa kalah oleh Bella.
Namun berbeda dengan Bella. Saat Bella melihat Rey keluar, bibirnya terangkat naik senang. Ini adalah udara segar menurutnya. Bella lebih senang jika tidak ada Rey di sampingnya.
Bella menatap Kevin lalu mengusap dahinya pelan. Dia juga memegang telapak tangan Kevin, lalu mengusapnya di pipi Bella. Dengan raut Bella yang sangat bersalah, Bella hanya ingin Kevin bangun supaya Bella bisa minta maaf sebanyak yang Kevin mau.
Aksi itu ternyata dilihat oleh Rey di balik pintu yang memiliki sedikit jendela. Entah kenapa, perasaan Rey cukup kesal melihat pemandangan tersebut. Rey kurang paham dengan apa yang dirasakannya. Jadi dia memilih seorang perempuan setelah ini.
Klek!
Pintu tiba-tiba dibuka karena Rey masuk. Pandangan Rey terus lurus tanpa menatap Bella.
"Kenapa kamu kembali sangat cepat?" tanya Bella. Sambil melepas tangan Kevin.
Rey tak menjawabnya dan langsung mengambil apa yang tertinggal yaitu ponselnya. Laki-laki itu langsung keluar kembali dengan jas hitam yang dia ais di pundaknya.
Sekertaris baru menitipkan pesan. "Pak Rey bilang, untuk biaya Rumah Sakit sudah diurus dengan baik. Saya sebagai Sekretaris, akan selalu menemui Kevin setiap hari. Jadi Anda tidak perlu datang," ucapnya.
Bella yang mendengar hal itu merasa kesal. Kenapa Kevin harus mengaturnya, bahkan untuk menunggu sahabatnya sendiri saat ini.
Tak perlu menjawab pesan itu. Bella langsung mengejar Rey.
Bella berlari sangat kencang dan menarik kerak belakang Rey dengan cepat.
Rey terkejut saat Bella menariknya sekuat itu. Dia saja tidak menyangka jika Bella sangat kuat.
Dengan nafas terengah, Bella menarik kerah depan Rey sampai mencekiknya. Lalu, membanting punggung Rey di tembok.
Sedangkan Rey malah menyeringai. "Ke-kenapa? A-pakah kamu ingin menghajarku di sini?"
Jelas saja bukan itu tujuan Bella. Dan jika Bella mau, Bella akan mendapatkan tempat yang lebih pantai untuk menghajar Rey.
"Kenapa kamu mengaturku? Kenapa aku tidak boleh menjenguk Kevin ... Dan kenapa sekretaris itu datang saat Kevin terbaring. Tidak bisakah kamu menunggu Kevin pulih untuk menjadi sekretaris lagi? Apakah kamu benar-benar memecatnya?" tanya Bella penuh amarah.
Sebelum menjawab pertanyaan Bella, Rey lebih kesal karena Bella sangat memperhatikan Kevin dari pada dirinya sendiri.
Dia mengusap bahu Bella seakan ada debu. "Kenapa? Bagaimana jika aku benar memecatnya?" tanya Kevin dengan wajah liciknya.
"Maka aku tidak akan menikah denganmu!" sentaknya.
"Apakah kamu begitu peduli padanya?" tanya dia kembali.
"Benar! Aku sangat peduli padanya lebih dari apapun. Aku tahu semuanya tentang dia. Jadi ... Aku tidak akan biarkan kamu yang tidak berharga bagiku, menghancurkannya!" tegas Bella.
Rey melototkan matanya. Dia tidak percaya dengan apa yang dikatakan Bella yang akan dinikahi besok. Perkataan tersebut membuat Rey berpikir dua kali untuk menikahinya. Namun, tidak ada pilihan lain juga baginya.
"Tarik kata-katamu," ucap Rey. Dengan mata yang mengintimidasi walaupun suaranya pelan.
"Kenapa harus?" jawab Bella dengan nada mengejek.
"Bella!" teriak Rey.
"Apa?!" jawabnya dengan teriakan pula.
Semua orang yang lalu lalang di lorong melihatnya. Yang merasa tak enak pada mereka di sini adalah Rey. Namun Bella merasa sudah gila sampai tidak memperdulikan mereka.
Rey ingin membawa Bella berbicara dengannya ke tempat lain. Namun, Bella cukup keras kepala.
Rey menarik nafasnya pelan. Lalu, memegangi kedua tangan Bella yang diangkat sampai dada Bella. Dengan raut yang tulus, Rey mulai menjelaskan kesalah pahaman ini.
"Bella, kamu salah paham. Kevin tidak akan pernah aku pecat kecuali jika dia menikahimu. Aku memiliki sekertaris sementara karena aku cukup sibuk akhir-akhir ini. Jadi ... Tolonglah untuk mengerti," mohon Rey.
Penjelasan Rey membuat dirinya lega. Namun, Bella sungguh tidak peduli jika Rey sibuk atau tidak. Bella memang berusaha keras, supaya dia tidak peduli dengan semua urusan atau tentang calon suaminya itu.
"Hari ini, aku mohon kamu untuk pulang ke rumahku, ya. Kita harus memilih gaun dan mengurus seluruh kelengkapan pernikahan kita juga. Karena ini pernikahan pertama kita, aku harap kamu dapat sangat puas saat hari bahagia nanti," ucapnya.
Rey cukup lembut saat ini. Tapi Bella tidak akan terbuai hanya dengan kelembutan yang sebentar lagi akan sirna. Bella tahu bahwa teknik laki-laki seperti ini karena dia ingin meredakan amarah wanita. Lalu, tujuan laki-laki bisa selesai dengan baik.
"Bagaimana dengan Kevin? Kamu ingin dia datang di pernikahan dengan wajah seperti itu? Semua orang akan melihatnya termasuk Ibunya. Apa yang harus aku jelaskan padanya?! Aku akan sangat buruk jika menikah besok, Rey!"
"Tidak ada pilihan lain. Aku akan membuat pernyataan pada Ibu Kevin bahwa dia telah dirampok kemarin malam. Dan jika dia memang mau datang, aku akan menyiapkan beberapa orang untuk mengawalinya. Nenek ... Dia hanya punya waktu tiga minggu lagi, Bella. Jadi aku berharap kamu juga mengerti kali ini. Dan aku akan menepati janji. Bahwa setelah menikah, aku tidak akan membuatmu terkurung di penjara. Kamu bebas mau melakukan apa saja asal mau tinggal satu rumah denganku," paparnya tanpa menatap mata Bella.
Memang pada dasarnya hati wanita gampang luluh. Bella yang dari tadi merasa tidak peduli, langsung memberikan simpati kepada Rey.
"Baiklah. Hari ini kita selesaikan untuk acara besok," ajak Bella sambil menarik lengan Rey.
"Pak! Kevin sudah bangun," ucap sekertaris Rey yang sambil berlari itu.