Kedua orang tuanya itu menyaksikan Luna menaiki taksi yang akan mengantarkannya menuju kediaman Abraham. Mereka bahkan sempat saling menukar senyuman sambil melambaikan tangan. Mendoakan agar anak tunggal kesayangan mereka itu diberi keselamatan di jalan. Lalu mengiringi mobil itu bergerak menjauh hingga hilang dari pandangan.
"Apa menurutmu semua akan baik-baik saja?"
Sang kepala rumah tangga tiba-tiba bertanya begitu, seraya melirik sang istri yang setia berdiri di sampingnya. Di mana ekspresinya tampak begitu serius.
"Apa Luna mampu menjalani ini semua?" sambung pria itu tak lama.
Sang ibu tak langsung menyahut. Dia sempat menghela napasnya dengan panjang, sebelum memandang suaminya lagi dengan senyuman tipis di wajahnya.
"Tentu saja dia mampu. Anak kita kan gadis yang kuat."