Pintu ruangan terbuka lagi. Tiga orang petugas masing-masingnya tampak membawa tiga orang berbaju tahanan yang lain. Tubuh mereka besar-besar serta memiliki raut wajah yang garang. Namun walau begitu mereka tampak sudah sangat pasrah dengan keadaan. Hampir tidak terlihat lagi kegemisan di wajah-wajah itu.
"Apa ada dari mereka yang Anda kenal?"
Luna mengamati mereka satu persatu sambil mengingat-ingat. Namun otaknya kosong sama sekali. Dia sama sekali tak memiliki petunjuk soal orang-orang itu di dalam memorinya.
"Saya sama sekali tak mengenal mereka, Sersan."
"Apa Anda yakin?" Kopral Hamid bertanya lagi. "Coba ingat-ingat, Nona. Mungkin mereka pernah berkunjung ke kafe atau bersama dengan Mas Gino sebelumnya."
Luna mengingat lagi sambil sedikit merasakan keheranan.