"Luna pergi untuk fotocopy?" tanya Rafael memastikan lagi saat mendengar hal itu dari sang sekretaris. Yang langsung diangguki oleh wanita muda itu.
"Iya, Pak. Sebab fotocopy di lantai ini tiba-tiba bermasalah, Pak. Saya sebenarnya juga tidak enak menyuruh Mbak Luna tapi… keadaan memaksa begitu. Apalagi saya pun harus berkonsentrasi dengan pekerjaan yang lain." Erina menjelaskan dengan ekspresi kurang enak. "Sekali lagi maafkan saya karena menugaskan asisten pribadi Pak Rafael untuk hal yang seharusnya menjadi tugas saya."
"Tidak masalah. Kamu tidak perlu berpikir sampai ke sana. Saya mengerti posisi kamu." Rafael melirik jam di pergelangan tangannya. "Sejak kapan dia pergi? Padahal sebentar lagi jam makan siang. Apa dia bisa kembali sebelum itu?"