Hari masih sore. Keadaan yang awalnya begitu cerah, kini berganti mendung dengan rintik-rintik air hujan yang menetes. Menyajikan sebuah pemandangan baru yang tak kalah indah.
Apalagi dalam keadaan begini.
Saat tubuhnya dan tubuh Rafael sama-sama hanya tertutupi selimut sisa kemesraan barusan. Dengan mereka tidur sambil berpelukan di dalam kamar ini, seraya memandang ke arah pintu balkon lagi dan menyaksikan rintikan-rintikan hujan.
Perasaannya sempurna. Seratus persen malah.
Apalagi Rafael yang terus mengusap bahunya dari belakang hingga bahkan mengirim beberapa kecupan-kecupan ringan di pundak Luna. Sementara itu dekapannya nyaris tak pernah melonggar. Mengirimkan kehangatan yang tak bisa ditampik.
Ini pasti surga.
"Kalau lelah tidur saja. Tak perlu memaksakan diri untuk terjaga."
Luna kaget ketika Rafael mengatakan itu kepadanya. Pria itu berbisik sambil menempelkan pipinya ke pipi sang asisten pribadi.