Rafael masih menahan pertanyaannya terhadap Sidiq. Dia menunggu sampai office girl menyediakan minuman untuk mereka, lalu membiarkannya ke luar. Lalu setelah merasa kalau keadaannya sudah aman, barulah dia bicara.
"Minumlah dulu. Kamu nggak perlu tegang. Karena kalau kamu tidak salah… maka saya juga nggak akan melakukan hal-hal yang buruk sama kamu." Kata Rafael pada pria dengan tubuh besar itu.
"B-Baik, Tuan Muda."
Sidiq tampak membasahi kerongkongannya. Sementara Rafael juga menyesap minumannya, sebab dia merasa juga akan bicara banyak sehingga kerongkongannya akan kering. Sekalian untuk membuat Sidiq tidak terlalu was-was dengan kehadirannya.
"Sebelumnya salam kenal lagi. Walaupun samar-samar saya ingat kamu, tapi… setelah kecelakaan ada banyak bagian dari ingatan saya yang mengabur. Sehingga sejujurnya kamu masih terasa cukup asing bagi saya," kata Rafael kembali memulai pembicaraan.
"Tidak apa-apa, Tuan Muda." Sidiq menyahut. "Saya mengerti kok."