"Argh, sial."
Di satu titik di tengah usahanya untuk membuka data ponsel orang tuanya, Rafael akhirnya merasa tak tahan. Pria itu kelelahan karena banyaknya pekerjaan yang harus dia selesaikan. Belum lagi karena begitu banyak beban pikiran yang membebani otaknya.
Rafael akhirnya memilih untuk berhenti. Meninggalkan laptop serta perangkat yang lain, Rafael meraih secangkir kopi yang terletak di atas meja. Lalu membawanya ke balkon kamar yang menunjukkan suasana malam yang sepi karena sekarang sudah jam satu dini hari.
Ini sangat melelahkan. Tubuhnya hanya satu, tapi harus begitu banyak hal yang diurus. Apalagi karena semua terjadi dengan begitu mendadak dan tanpa persiapan. Rasa-rasanya siapapun tidak akan semudah itu untuk dapat tegar menghadapinya.