Kondisi Simon sudah berangsur membaik seperti dugaan Jonathan jika Simon akan trauma terlihat dari suster yang ingin menggantikan infusnya Simon merasa gatal-gatal pada tubuhnya.
"Dasar menjijikkan! Pergi! Pergi!
Prang.
Audi dan Jo masuk bersamaan mendengar suara keributan di kamar Simon mereka sangat kaget melihat tubuh Simon yang mengeluarkan bintik-bintik dan tangan Simon yang tidak berhenti menggaruknya.
"Hentikan sayang, kau bisa melukai tubuhmu..hiks..mommy mohon berhenti sayang".
"Menjijikkan! Pergi!
"Ini mommy sayang. Lihat ini mommy". Audi terus memeluknya sampai keadaannya kembali stabil suster yang tadi keluar dan digantikan oleh perawat pria.
Jo sudah memberikan ultimatum pada siapapun yang bekerja di rumah sakit jika ada yang memberitahu penyakit yang di derita putranya maka jangan harap dia bisa hidup. Jo sudah menghubungi pihak psikiater untuk membantu mengatasi kesehatan Simon dia tidak ingin putranya menderita apa lagi harus melihat air mata audi jatuh. Jo sudah meminta Markus untuk mencari siapa dalang dari penculikan Simon.
"Jo katakan apa yang terjadi pada Simon kenapa dia bisa seperti ini?
"Kemungkinan ini adalah efek dari penculikan Simon. Saat aku sampai ada beberapa wanita yang ingin mengambil perjakanya Simon dibaringkan di tempat tidur tapi untungnya aku datang sebelum wanita itu melakukan hal lebih pada simon. Aku sudah menghubungi psikiater untuk mengatasi efek penculikan nya".
"Tapi Simon tidak gila Jo, anakku tidak gila!
"Dear, tidak semua orang yang berkonsultasi dengan psikiater disebut gila, apa kau tega melihat anak kita seperti ini. Ini hanya praduga ku saja jika Simon mengalami trauma pada kontak fisik dengan wanita yang tidak ada hubungan darah dengannya".
"Hiksss...hikss.s..aku mau anakku kembali seperti dulu Jo. Kembalikan dia seperti dulu sayang. Hikss..hikss".
"Aku janji akan kembalikan anak kita seperti dulu, aku janji dear".
Jo membawa audi untuk kembali pulang tapi Audi tidak mau meninggalkan Simon sendirian akhirnya Jo terpaksa membawa Simon pulang dan melakukan perawatan di rumah saja dengan membawa beberapa perawat pria dan alat-alat medis yang diperlukan. Audi menemani putranya dan berharap jika semuanya akan kembali seperti semula dia tidak ingin anaknya terbaring di tempat tidur apalagi harus mengalami traumatis.
"Dear, aku tinggal sebentar ada urusan di markas, ingat jaga kesehatan mu juga, hm".
"Iya sayang, hati-hatilah dan pulang sebelum jam makan malam ya".
"Muach, aku pergi dulu. Son daddy pasti akan menyembuhkan mu dan akan daddy cari orang yang menyebabkan mu seperti ini daddy janji. Jadilah anak yang kuat son".
Di markas besarnya Jo mendudukkan dirinya sambil menopangkan kakinya di atas meja sambil menghembuskan asap rokok nya, dari hasil penyelidikannya ternyata dalang dari penculikan ini adalah Daren mantan ayah mertuanya dia melakukan ini untuk bisa mendapatkan Audi.
Tatapan Jo berubah menjadi sosok yang paling ditakuti Daren telah salah menargetkan keluarganya maka sekarang terimalah apa yang akan terjadi padanya. Jo memerintahkan Markus untuk menyelidiki kasus pembunuhan kekasih Daren dan juga suaminya dan menemukan dimana anaknya. Tak butuh waktu lama kini semua bukti sudah berada dalam genggamannya.
"Tsk. Kau salah telah bermain denganku Daren. Lihat dan tunggu saja apa yang akan terjadi kedepannya padamu". gumam Jonathan.
"Tuan kami sudah menemukan keberadaan anak dari tuan Daren dia bernama Aldo. Dia bekerja disalah satu perusahaan kita yang berada di Jepang dan dia juga pernah menjalin hubungan dengan nona cindy tapi tuan Daren dia merestuinya akhirnya dia memutuskan untuk pergi ke Jepang untuk melanjutkan pendidikannya disana. Belum lama ini dia datang ke Indonesia untuk berlibur tujuannya adalah Bali".
"Lakukan langkah berikutnya, sebelumnya bawa dia ke hadapan ku baru setelahnya buat dia dan cindy bertemu selebihnya cindy sendiri yang bertindak".
"Baik tuan".
Tanpa di duga dan tanpa perlu mencarikan Aldo datang sendiri ke perusahaan Jonathan untuk menjalin kerjasama dengan perusahaan nya walaupun dia tahu sangat kecil kemungkinannya dapat bisa bekerjasama dengan perusahaan terbesar di negara ini tapi Aldo yakin dengan kemampuan dan kinerjanya dia mampu bersaing untuk mendapatkan kerjasama.
"Selamat pagi, apa tuan Jonathan ada di tempat?
"Maaf sebelumnya apa tuan sudah membuat janji temu?
"Ah, kebetulan belum nona".
"Kalau begitu tuan bisa membuat janji temu dengan presedir terlebih dahulu".
Kring.
"Halo".
"Bawa tamu yang ingin bertemu dengan tuan ke ruang meeting".
Tut.
"Permisi tuan, kebetulan presedir sudah selesai meeting anda bis bertemu dengannya mari ikuti saya".
Langkah tegap Jonathan menggema di koridor kantor semua karyawan menundukkan kepalanya begitu masuk ke ruangan aura kepemimpinan Jo sangat dominan bahkan membuat nyali Aldo menciut tatapan mata yang tajam yang siap menerkam mangsanya suara tegas kepemimpinan membuat semua orang takut bahkan semut pun lebih baik menghindarinya daripada harus berurusan dengan Jo.
"Langsung saja, aku akan menerima kerjasama dengan mu. Dan aku juga akan membantu mu menemukan siapa yang membunuh kedua orang tua mu".
"Apa maksudnya tuan, saya memang ingin bisa menjalin kerjasama dengan tuan tapi tidak.drngan cara seperti ini".
"Aku sudah tahu siapa dirimu dan bagaimana awal mula kau bisa mendirikan perusahaan konveksi dari nol jadi aku yakin kau akan bekerja keras".
"Ja.. jadi kau menyelidiki ku?
"Aku tidak ingin kecolongan dan aku hanya memeriksanya saja. Aku tanya sekali lagi apa kau masih mau menjalin kerjasama dengan perusahaan ku?
"Baiklah tuan aku pastikan jika kerjasama kita akan menghasilkan hasil yang memuaskan".
"Hm. Aku juga ingin mengatakan jika aku akan membantu mu untuk menemukan pembunuh orang tua mu".
"Bagaimana tuan tahu tentang kematian keluarga ku, siapa tuan sebenarnya".
"Aku hanya orang biasa saja, aku akan membantu mu menemukan nya".
"Apa yang tuan inginkan karena tidak mungkin tuan mau membantu saya tanpa ada imbalannya".
"Ku rasa kau cukup pintar, nanti Markus akan menghubungi mu untuk apa yang harus kau lakukan. Pembicaraan kita akhiri disini, aku senang bisa bekerjasama denganmu".
"Baik tuan, kalau begitu saya permisi".
Jo kembali ke rumah karena mendapat telepon dari Audi jika dokter ingin berbicara penting tentang kesehatan Simon. Tak butuh waktu lama Jo sudah sampai di mansion nya dan langsung menuju kamar Simon namun sampai disana yang terjadi adalah kamar Simon berantakan bahkan ada pecahan vas bunga.
"Dear apa yang terjadi".
"Sayang Simon kembali mengamuk dia hampir saja membunuh salah satu pelayan".
"Tapi bagaimana bisa?
"Pelayan tersebut tidak sengaja menyentuh tangannya lalu Simon kembali gatal-gatal serta langsung memukuli pelayan tersebut dengan vas bunga".
"Tuan nyonya mari kita bicara di luar".
Kini mereka berada di ruang kerja dokter mengatakan jika Simon menderita penyakit Haphephobia atau nama lainnya adalah phobia sentuhan yang dimana penderitanya sama sekali tidak bisa bersentuhan dengan semua wanita, jika dia bersentuhan maka ynag yang terjadi adalah bintik-bintik merah yang muncul di kulit nya.
"Apakah ini bisa disembuhkan?
"Bisa tapi itu tidak mungkin bisa langsung sembuh harus dilakukan terapi".
"Asalkan putraku bisa kembali lakukan apa yang sudah menjadi tugas mu, soal bayaran kau tidak perlu khawatir".
"Saya senang bisa membantu menyembuhkan tuan muda dan terima kasih sudah memberikan kepercayaan kepada saya".
Malam ini Audi berdiri di balkon sambil memegang pagar pembatas memikirkan kondisi anaknya saat ini dia benar-benar sangat khawatir semoga dokter itu bisa menyembuhkan anaknya seperti dulu.
Merasakan tangan besar yang melingkar diperutnya serta kecupan hangat di leher dan pundaknya Audi membalikkan badannya dan membenamkan wajahnya di dada bidang suaminya Audi membutuhkan sandaran. Tepukan dan belaian lembut mengatakan jika dia tidak sendirian masih ada dirinya yang siap berbagi masalah suka maupun duka.
"Tenanglah anak kita pasti sembuh".
"Ku harap juga begitu sayang, aku tidak sanggup jika melihatnya seperti ini".
"Tenanglah dear, percaya padaku jika anak kita akan sembuh. Sekarang kita masuk angin malam tidak baik untuk mu".
"Ya".