Chereads / It's About Us! / Chapter 3 - 3. Buang Rokok Lo!

Chapter 3 - 3. Buang Rokok Lo!

Bel masuk sudah berbunyi. Zara dan Viona langsung menuju ruang OSIS untuk rapat, sesuai dengan perintah dari Farhan tadi.

Saat masuk kedalam ruang OSIS, ada beberapa kakak kelasnya dan teman satu angkatannya.

"Eh, lama banget Lo berdua, gue kira ga bakalan kesini." Kata Yuna.

Yuna, teman dekat Zara dan Viona. Gadis berambut keriting itu terlihat cantik dengan sapuan tipis dari liptint yang biasa ia gunakan.

"Kesini lah, ya kali ga kesini. Pasti udah kena hukuman dari kak Farhan." Kata Zara.

"Ck, siapa sih yang berani ngasih hukuman ke Zara? Siapa bilang sama gue. Pasti juga dilindungi sama kak Farhan." Kata Ines menggoda Zara.

Ines, cewek berambut pendek, suka pakai jepit rambut. Teman Zara juga.

Zara menggelengkan kepalanya pelan. "Penyebar fitnah akhir zaman nih."

Ines tertawa. "Kan emang, kak Farhan mah kalo sama Zara baik pol. Kalo sama yang lain, telat satu detik udah disuruh push up." Katanya.

"Ya kan namanya juga telat. Mau satu detik juga namanya telat." Kata Zara.

"Halah, kemarin Lo telat lima menit juga dikasih nego sama kak Farhan. Dia malah belain Lo, sampe si Karin mencak-mencak pengen marahin Lo tapi ga bisa." Kata Yuna.

Ines dan Viona tertawa. Mereka tau betul tentang hal itu.

Farhan sebenarnya menaruh rasa pada Zara, namun Zara yang seolah menutup telinga tentang hal itu. Dia tidak mau menjadi bahan bully-an. Karena banyak juga yang menyukai cowok itu.

Selain AlFarellza, ada Farhan juga yang menjadi idaman cewek-cewek disekolah ini.

"Sstt... Ada kak Farhan jangan berisik." Kata Zara saat ketua OSIS memasuki ruang OSIS.

"Oke, kita bakalan mulai rapat singkat hari ini. Btw, apa ini udah masuk semua?"

Farhan mengedarkan pandangannya pada seluruh anggota OSIS guna mengabsen wajah-wajah anggotanya.

"Oke, gue rasa semua udah ada disini. Gue cuma mau menyampaikan beberapa hal aja. Jadi, gue harap kalian mau dengerin." Kata Farhan. Anggota OSIS yang lain hanya mengangguk saja.

"Selama MOS berlangsung, tidak ada yang namanya penindasan. Gue tau kalian bakalan ngelakuin apa." ucap Farhan to the point.

"Maksudnya? Dikira lagi penjajahan kali." Celetuk Niko.

"Jangan merasa kalian senior. Kalian bisa seenaknya. Perlakukan dengan baik semua siswa baru."

"Terutama buat cewek-cewek, biasanya kalian yang merasa menjadi kakak kelas, terus kalian memperlakukan mereka dengan tidak baik. Gue ga suka hal itu. OSIS bukan kaya gitu." Kata Farhan sambil menatap teman-temannya disana.

"Sorry Han, ga cuma cewek aja. Cowok kadang juga ada. Mereka cuma baik sama yang good looking aja. Malah kadang ada yang di incer sama mereka." Kata salah satu cewek yang berani angkat bicara.

"Iya, untuk semuanya. Kita harus baik sama adik kelas kita. Jangan memberikan kesan buruk sama mereka." Jawab Farhan.

"MOS bertujuan untuk mengenalkan apa yang ada disekolah kita. Bukan ajang untuk mem-bully, menindas, atau hal lainnya. Jadi, gue harap, jangan sampai ada hal penindasan terjadi. Terima kasih." Ucap Farhan menutup rapat kali ini.

"Oke, sekarang kita ikut upacara bendera dulu. Buat seksi keamanan dan ketertiban tetap berlanjut ya kalian. Lihat siapa aja yang masih pakai atribut ga lengkap. Soalnya kadang kalo udah didalam sekolah mereka suka lepas perlengkapan sekolahnya." Kata Farhan sambil menatap ke arah lima orang seksi keamanan yang terdiri dari dua cowok dan tiga cewek.

Mereka mengangguk dengan kompak.

"Nanti sebelum pulang, buku pelanggaran kasih ke gue." Kata Farhan lagi. Zara sebagai pemegang bukunya mengangguk.

Lalu mereka langsung bubar dan menuju halaman sekolah yang sudah berjajar rapi semua siswa-siswi disana.

Zara ikut bergabung dikelasnya. Dia berbaris di paling belakang. Zara memperhatikan gerak-gerik siswa yang suka mengobrol saat upacara.

30 menit upacara berlangsung dan selesai, mereka langsung dibubarkan.

Kegiatan sekolah langsung diambil alih oleh OSIS. Mereka langsung mengarahkan murid baru untuk masuk ke dalam kelas yang digunakan untuk MOS.

Zara meminta izin untuk pergi ke kantin terlebih dahulu, ia sangat haus. Zara membeli air mineral untuk membantu menyegarkan tenggorokannya yang terasa kering.

Saat berjalan untuk kembali ke tempat MOS. Zara melihat ada gerombolan cowok sedang berkumpul di warung belakang sekolah.

Biasanya warung itu memang digunakan untuk membolos oleh mereka yang tidak taat aturan.

Zara sebenarnya takut untuk menemui mereka, namun karena dia adalah salah satu anggota OSIS dan sebagai seksi dari ketertiban, Zara harus ikut mengurus mereka yang suka bandel.

Zara menarik napas panjang. Lalu melangkahkan kakinya untuk mendekati warung itu.

Sesuai dugaan, disana ada Farel dan teman-temannya. Mereka terlihat sedang memainkan game di ponsel masing-masing. Tak lupa rokok yang terselip diantara dua jari mereka.

"Ekhem!" Dehem Zara memecahkan keributan mereka.

Mereka langsung mendongak dan melihat ke arah Zara. Dilihat oleh banyak cowok disana, membuat Zara deg-degan.

Farel yang merupakan ketua geng mereka langsung berdiri dan menghampiri Zara yang hanya berdiri didekat pintu.

"Kenapa?" Tanya Farel. Cowok itu menatap intens pada Zara.

Zara menelan ludahnya. "Masuk kelas!" Katanya.

"Bukannya belum ada pelajaran hari ini? Terus mau ngapain?" Tanya Farel.

"Masuk kelas, biar keliatan kalo kalian ini contoh yang baik buat adik kelas." Kata Zara.

Farel tersenyum miring. "Mereka lagi sibuk MOS, ga mungkin mau lihat kita-kita disini. Mending Lo pergi aja. Selagi gue sama temen-temen gue ga bikin keributan. Lo ga usah repot-repot buat kesini." Katanya.

Zara yang masih ditatap intens oleh Farel mengalihkan pandangannya.

"Buang rokok Lo!" Kata Zara sambil menatap ke arah Farel.

Bukannya membuang Farel justru menghisap rokok itu lalu menghembuskan asapnya pada wajah Zara.

Hal itu tentu membuat Zara terbatuk-batuk. Dia mengibaskan tangannya didepan wajahnya.

"Gue bilang buang rokok Lo!" Kata Zara lebih tegas.

"Lo siapa ngatur-ngatur gue?" Farel berkata dengan satu alis terangkat.

"Selagi Lo masih ada dilingkungan sekolah. Gue harap Lo mau taat sama aturan disini." Kata Zara.

Farel hanya diam saja sambil menatap Zara didepannya.

"Farel!" Panggil Zara dengan kesal.

Cowok itu benar-benar tidak mendengarkan perintahnya.

"Apa?"

"Buang rokok Lo! Ini disekolah. Kalo diluar sekolah terserah Lo mau ngerokok juga bukan urusan gue." Kata Zara.

"Menurut gue meskipun disekolah juga bukan urusan Lo! Tapi Lo yang suka ikut campur." Kata Farel.

"Gue ga akan ikut campur kalo Lo ga bikin masalah." Kata Zara.

"Buat masalah apa? Gue diem dari tadi." Kata Farel.

Zara menatap dalam mata Farel.

"Buang rokok Lo, Farel!" Katanya kesekian kali.

Farel langsung menjatuhkan rokoknya dan menginjak dengan sepatunya.

"Udah. Terus Lo mau apa lagi dari gue?" Tanya Farel.

"Masuk kelas. Meskipun belum ada pembelajaran, setidaknya Lo ada didalam kelas." Jawab Zara.

Farel memajukan tubuhnya mendekati Zara.

"Gue bakalan turutin permintaan Lo, asal dengan satu syarat."

Zara menatap Farel curiga. Pasti cowok ini akan aneh-aneh.

"Apa?" Tantang Zara.

Farel merendahkan tubuhnya dan membisikkan sesuatu yang membuat Zara memundurkan tubuhnya.

"Jadi pacar gue." Bisik Farel.

---