Siang yang tadinya cerah mendadak berubah kelam. Sekelam hati Felicia hari ini. Gadis itu berdiri tegak di depan sebuah mini market plus yang buka dua puluh empat jam dalam sehari. Selain tempat ini teduh dari hujan, ia bisa leluasa menatap buliran hujan yang turun. Pandangan matanya kosong. Tatapannya terus ke arah tetesan air hujan yang memantul pada permukaan genangan air pada lubang jalan.
Padahal tiap bulan ia membayar pajak negara, pihak rumah sakit memberikan potongan yang cukup besar bagi para dokter yang bekerja sebagai pajak penghasilan untuk pembangunan negara. Tapi lihatlah, bahkan jalanan berlubang di biarkan begitu saja selama berbulan-bulan, tak ada perbaikan. Entah kapan, mungkin sampai ada orang yang terluka karena terjatuh dari kendaraan terlebih dahulu baru jalan itu akan diperbaiki. Ironis, namun begitulah realita hidup dinegeri ini. Tak bisa protes karena nantinya hanya akan dianggap sebagai warga negara yang tidak punya jiwa nasionalis.