Chereads / 1121681 / Chapter 1 - 1-135 A

1121681

🇮🇩Alpha_N
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 9.7k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - 1-135 A

Di suatu sore yang cerah nan indah, ada seorang pria sedang bermain game di komputernya.

Saat ia sedang asik bermain game, ada satu pesan masuk dan ia melihatya kalau itu dikirim oleh adik tercintanya yang meminta untuk dijemput di stasiun kereta.

Ia bergegas mengambil jaket yang menggantung dibalik pintu dan kunci sepeda motor yang tergeletak diatas meja seraya berjalan keluar rumah untuk menyalakan sepeda motornya.

Sore itu pukul empat, sang kakak memacu sepeda motornya dengan kecepatan tinggi agar adik nya tak terlalu lama menunggu.

Di perempatan pas lampu merah, terdengar bunyi klakson yang keras tiada henti.

Brak, bruk, grasak, sak, sak. Suara kendaraan bertabrakan

Dua sepeda motor saling bersenggolan hingga salah satunya menabrak kendaraan di depannya.

Seorang pria terbang bagai superman karena menabrak mobil yang ada di depannya.

Ada cairan merah yang terlihat di hitamnya aspal, yang ternyata adalah minyak rem yang tumpah dan ada banyak serpihan kaca serta plastik dari ketiga kendaraan yang bertabrakan tersebut.

Seorang petugas kepolisian yang sedang berjaga langsung berlari ketika mendengar suara kendaraan yang bertabrakan dengan keras, dan menghampiri korban sembari bertanya untuk memastikan bahwa mereka baik-baik saja.

"Mas, gak apa-apa Mas?" tanya Pak Polisi dengan khawatir.

Pengendara sepeda motor tersebut menjawab sambil mengerang kesakitan, "Ugh, tangan saya sakit."

"Aduh kepala saya," ucap korban lain yang berada di dalam mobil sembari memegangi perutnya.

Pak Polisi berjalan menuju korban ketiga yang berjarak beberapa meter dari korban lainnya karena ia adalah pengendara yang terbang tadi, dan bertanya untuk memastikan bahwa ia baik-baik saja.

"Mas baik-baik aja?" tanya Pak Polisi memegang kepala pengendara yang terbang tadi dan menaruhnya di paha sebagai bantalan.

"Dada saya Pak, dada saya sakit, teramat sakit ditinggal menikah olehnya," jawab Korban menutupi wajah dengan satu tangan dan tangan lainnya memegang dada menahan sakit serta tangis.

"Lu mau gua kubur sekarang? Gua nanya serius ini," ucap Pak Polisi dengan jengkelnya.

"Gak Bang, canda doang kok, baperan idih," tukas Korban sambil menurunkan lengan dari wajahnnya dan tersenyum malu.

Para pengendara yang melihat kejadian tersebut ikut membantu meminggirkan kendaraan para korban ke bahu jalan bukan bahu mantan karena dapat menimbulkan rasa rindu yang berlebihan.

Terlihat diseberang jalan ada seorang pria yang sedang duduk diatas sepeda motonya menunggu lampu lalu lintas berubah menjadi hijau.

Dia menatap ke arah para korban sambil berbicara dalam hatinya. Duh, untung bukan gua yang tabrakan.

Kepulan asap keluar dari knalpot mobil angkot yang sudah uzur semakin membuat kesal para pengendara yang ada.

Dari balik kaca mobil angkot terlihat tiga orang Siswi SMA swasta berparas ayu dengan polesan bedak ketebalan yang mulai luntur oleh keringat.

Jika saja mereka sadar dan tak sengaja menatap kaca spion, mungkin mereka akan pingsan karena salah satu teman mereka terlihat seperti zombie di film the walking dead.

Di dekat pintu sebelah kiri mobil angkot ada seorang pria dengan kumis tipis klimis yang berdiri memegang gitar sambil menyanyikan salah satu lagu dari Iwan Fals.

"Hei kau yang manis singgahlah dan ikut bernyanyi," teriaknya bernyanyi dengan suara lantang.

Lalu seorang pengendara sepeda motor yang berada di samping sebelah kanan mobil menimpali nyanyiannya.

"Siapa juga yang mau mampir kalau abang tampilannya kayak gitu? Takut sih iya," ucap Pengendara sepeda motor.

Dan seorang Ibu dari dalam mobil angkot menimpalinya dengan ganas dan berani.

"Don jaj debuk bay dekoper! Siapa tau sebenernya abang ini sebenarnya bukan pengamen tapi kang begal, Hah?!" sahutnya dengan nada tinggi.

Alpha yang sedari tadi mendengarkan percakapan mereka hanya bisa berkata dalam hati sambil memperhatikan mereka. Astaga Omo-nim, ga gitu juga konsepnya, tapi plot twist yang bagus.

Suasananya mulai menjadi semakin riuh dikarenakan seorang pengemudi yang baru saja keluar dari mobilnya tampak menawan seperti seorang model papan atas yang sering tampil di majalah, kulitnya putih, wajahnya cantik, dan lekuk tubuhnya tak kalah menggoda dibandingkan dengan body gitar yang dibawa oleh musisi begal tersebut.

Dia berdiri disamping mobilnya seraya mengambil beberapa foto selfi, ia menatap handphonenya dengan tatapan serius seolah sedang dalam urusan yang sangat penting tapi ternyata dia sedang membuka salah satu aplikasi media sosial untuk memposting status baru.

Duh kepsyen yang bagus apa yah? 'sore-sore kejebak macet ada yang kecelakaan, hmptch huft, mommy' masa gitu? Ia berbicara dalam hatinya seraya memutar mata keatas dan hanya tersisa bagian putihnya saja seperti sedang kerasukan iblis film denun.

Lalu seorang pria yang mengenakan setelan 80'an cutbray berjalan ke arahnya seraya menggodanya.

"Sini neng ikut abang dangdutan," ucapnya tersenyum lebar dengan sisa kangkung warteg di giginya.

Wanita tersebut menimpali ucapannya seraya membuang muka ke tanah, "Dih si abang, dikira film laylaysijablay, iyuwh banget deh."

Diarah yang berlawanan terlihat dua orang muda-mudi sedang mengendarai sepeda motor sambil mengobrol, sepertinya mereka sepasang kekasih.

Si pria mengenakan kaos berwarna hitam dengan tulisan 'My baby shark.' Dengan anak panah menghadap kanan.

Mungkin dia tidak sadar jikalau orang yang ditunjuk olah anak panah di bajunya adalah bapak-bapak berumur empat puluh tahun dengan kumis tebal dan tato bergambar telur naga di lengan kirinya, bukan baby shark melainkan bapak shark, jokes bapack-bapack wassap.

Hampir sepuluh menit lalulintas masih belum normal kembali karena kecelakaan tadi, dan Pak Polisi mulai mengurai kemacetan dengan melakukan pengaturan lalu lintas secara manual tanpa mengikuti lampu lalulintas.

Alpha yang sedari tadi menunggu segera bergegas menyalakan mesin motornya dan berkendara menuju tempat biasa ia nongkrong, dimana teman-temannya sudah menunggu sedari tadi.

Ia tiba ditempat tujuan dan langsung memarkirkan sepeda motornya lalu berjalan ke arah teman-temannya yang sedang terduduk sambil menghisap rokok.

"Lu gak bareng Radin kemari? Tumbenan lu biasanya berdua mulu," tanya Asep yang melihat Alpha berjalan sendirian.

"Kagak, Radin masih molor tadi pas gua telepon," jawab Alpha berjalan menuju bangku dan duduk disebelah Sam.

"Lah, kagak lu ajak bareng kemari?" tanya Sam.

"Males gua nyamper ke rumahnya, kejauhan," jawab Alpha.

"Bener juga sih," ucap Asep.

"Tadi ada kejadian lucu di lampu merah, jadi gini ceritanya …," tutur Alpha sembari menyalakan rokok yang dipegangnya.

Alpha menceritakan kejadian di lampu merah dan dilanjutkan dengan beberapa obrolan ringan hingga malam hari.