William merasa bersalah ke Lea. Dia merasa telah membuang dan menelantarkan orang yang selama ini ada di hatinya. Namun, apa boleh buat. Dia telah membulatkan tekad untuk menjadi pria yang bertanggung jawab sebagai kepala rumah tangga.
Tanpa William sadari, Paula telah mengajarkan padanya bahwa mengambil keputusan untuk menikah memang mengambil segala konsekuensinya. Tak bisa lagi mereka menyalahkan orang tua karena mereka sudah dewasa. Mereka bukan anak-anak lagi yang merasa dipaksa untuk sekolah di tempat tertentu atau merasa dipaksa untuk mengambil jurusan tertentu.
Bila bertemu dengan Paula lagi, William akan mengucap terima kasih kepada istrinya itu. Dia akan mentraktir Paula makan malam yang dia suka. Dia akan ....
Ah, sudahlah! Dia akan melakukan banyak hal dengan Paula nanti, pikir William seraya tersenyum-senyum.