Sejauh ini tidak ada yang mencurigakan sama sekali, orang tuanya Milea sepertinya benar-benar percaya kalau Karel adalah suaminya yang sesungguhnya. Tidak disangka dan tidak ia pernah duga, kalau rencananya akan berjalan sangat mulus seperti saat ini.
Sudah satu minggu lebih orang tuanya Milea tinggal di rumah dan mereka juga sudah cukup akrab, bahkan orang tuanya cenderung selalu ingin memberikan sesuatu kepada Karel entah berupa apapun itu. Seperti contohnya saat ini mereka sedang berada di sebuah showroom motor, orang tuanyalah yang berniat membelikan motor baru untuk Karel. Laki-laki yang hendak dibelikan motor, juga ikut serta ke showroom supaya Karel bisa memilih langsung mana motor yang diinginkannya.
"Bukankah anak muda zaman sekarang motornya kayak, gini? Memangnya kamu tidak suka?" tanya Anthony.
"Maaf pa, aku kurang begitu suka dengan motor yang besar kayak gini, aku lebih suka motor yang kecil, ramping, dan ringan gitu dipakai," ujar Karel.
"Memangnya kamu tidak mau mengikuti trend zaman sekarang?" tanya sang papa mertua.
"Enggak ah, aku pengennya kalau ditawarin beli motor yang mana? Aku pengen beli yang sesuai dengan yang aku butuhkan," ujar Karel membuat papa mertuanya mengangguk paham dan langsung menuruti permintaan dari menantunya.
Para pria sibuk memilih motor-motor yang bagus, sedangkan para wanita lebih memilih untuk menunggu di cafe sebelahnya daripada ikut pria memilih-milih motor yang mereka sendiri tidak memahaminya.
"Papa? Tidak mau membeli motor juga?" tanya Karel.
"Yeahh sebenarnya ada satu motor yang membuat papa tertarik untuk membelinya, akan tetapi mengingat papa tidak akan lama di Indonesia, jadi rasanya buat apa beli motor? Kecuali kalau nanti papa udah stay di Indonesia sama kalian, baru deh papa beli motor dan mobil kesukaan papa. Akan tapi kayaknya papa masih harus bolak-balik ke luar negeri jadinya tidak bisa membeli sekarang," ujar Anthony yang sedari tadi pandangannya tidak lepas dari motor gede keluaran terbaru.
Begitu sang menantu sudah memilih motor yang diinginkannya, Anthony langsung membayarnya secara cash dan menyuruh kepada karyawan di sana untuk mengantarkan motor tersebut ke rumah. Setelahnya mereka menghampiri para wanita yang masih menunggu di dalam cafe dan ikut bergabung di sana.
"Bagaimana? Apa motornya sudah dapat?" tanya Sahara begitu melihat suami dan juga menantunya sudah kembali dari showroom.
"Iya, motornya sudah dapat dan sekarang lagi OTW dikirim ke rumah kita," jawab sang suami kemudian mengambil duduk di samping istrinya.
"Setelah ini agenda kita ke mana?" tanya Milea.
"Enaknya ke mana, ya? Tidak mungkin langsung pulang kan secara ini masih siang? Emm gimana kalau kita jalan-jalan ke mall aja? Bagus enggak ideku? Kita belum pernah jalan-jalan sekeluarga kayak gini, kan?" usul Sahara.
"Setujuuuu, kalau ke mall aku paling semangat sekalian saja kita kuras uangnya papa haha," ujar Milea membuat sang papa memutar bola matanya dengan malas.
"Tolong dompetku ya Tuhan," keluh Anthony.
"Karel? Kamu hari ini ada jadwal ke kampus atau tidak?" tanya Sahara kepada menantunya.
"Emm kalau hari ini tidak ada, adanya kelas besok itu pun siang," jawab Karel semakin membuat para wanita girang.
"Baguslah, karena semuanya lagi free jadi kita bisa menghabiskan waktu dengan jalan-jalan, karena mungkin hanya tinggal beberapa hari lagi papa dan mama akan kembali ke Korea. Jadi selagi kita masih diberikan kesempatan untuk bersama, kita harus memanfaatkannya sebaik mungkin," ujar Sahara yang disetujui oleh semua anggota keluarganya.
Karel hanya bisa menurut setiap kali diajak ke manapun itu, karena itu sudah menjadi bagian dari isi kontrak kerjasama antara Karel dan Milea. Karel sempat bangga dengan dirinya sendiri karena bisa melakoni peran dengan cukup baik, akan tetapi di sisi lain ia juga merasa bersalah karena sudah membohongi orang tuanya Milea, padahal mereka adalah orang yang baik dan mampu menerima kehadirannya dengan tangan terbuka.
"Kenapa kamu melamun, begitu? Apa yang kamu pikirkan?" tanya Milea yang dibalas gelengan oleh lelakinya.
Setelahnya mereka melajukan mobilnya kembali menuju ke mall terdekat, Milea menunjukkan ada sebuah mall terbaru yang baru saja opening dan ia menyarankan agar mereka berkunjung ke sana.
Begitu mereka sudah sampai di parkiran mall, Milea dengan semangat dan antusiasnya turun lebih dulu dan langsung berjalan mau memasuki mall tersebut, membuat orang tuanya merasa keheranan karena sang anak meninggalkan suaminya di belakang tanpa berjalan menggandengnya.
"Tuh lihat anak kamu, kalau udah ketemu mall senangnya bukan main sampai ngelupain suaminya," cibir Anthony.
"Bagaimanapun juga dia anak kamu, jadi jangan selalu memojokkan aku seperti itu," balas sang istri.
Sedangkan Karel hanya diam berdiri di belakang mertuanya, kemudian mereka memasuki mall menyusul si tuan putri yang sudah lebih dulu masuk dan sekarang entah berada di mana.
"Apa dia sering seperti itu setiap kali jalan sama kamu ke mall?" tanya Anthony kepada menantunya yang berjalan di belakangnya.
"Emm iya dia sering seperti itu," jawab Karel dengan asal.
"Ah tolong kamu maklumi sifat dia seperti itu ya, bukan berarti kalau dia suka meninggalkan kamu seperti tadi itu artinya dia tidak cinta sama kamu. Cuma kadang-kadang perempuan itu memang rada aneh kalau udah ketemu hal-hal yang disukainya," ujar sang papa mertua membuat Karel mengangguk paham.
Benar saja Milea dan sang mama langsung menuju ke sebuah toko, di mana banyak brand-brand terkenal di sana dan mereka tidak hanya membeli satu atau dua barang saja, melainkan ada beberapa barang keluaran terbaru yang langsung mereka borong tanpa memikirkan berapa harganya. Melihatnya membuat Karel geleng-geleng kepala, karena sudah pasti ia tidak akan sanggup untuk membeli salah satu barang dari yang mereka beli.
"Kenapa kamu diam saja? Apa kamu tidak ingin membeli sesuatu? Kamu tidak perlu khawatir, karena hari ini papa yang akan membayar semua belanjaan kalian. Jadi kamu bis bebas mau beli apa saja," ujar Anthony membuat Karel tersenyum menggeleng.
"Aku tidak membutuhkan apapun, lagian papa sudah membelikan aku motor dan itu nominalnya sudah sangat banyak, jadi aku tidak menginginkan yang lain lagi," ujar Karel membuat Anthony terkekeh.
"Padahal itu cuma motor dan harganya juga tidak seberapa, asalkan kamu tahu harga motor yang kita beli tadi tidak ada setengahnya dari barang yang mereka beli. Kamu tidak perlu merasa sungkan ataupun tidak enak sama papa, karena papa dan mama ini adalah orang tua kamu juga. Kamu sudah tidak memiliki orang tua kandung itu artinya kamilah orang tua kandung kamu sekarang, Papa dan mama tidak pernah membeda-bedakan antara kamu dengan Milea, kalau Milea bisa membeli barang apapun yang dia suka kamu pun juga harus demikian," jelas Anthony membuat Karel semakin merasa tidak enak hati.
"Emm tapi kan?"