Chereads / We Married? / Chapter 32 - Jangan Jauhi Aku

Chapter 32 - Jangan Jauhi Aku

Semenjak kejadian di mana Karel dituduh menjadi penyebab hilangnya jam tangan kesayangannya Milea, jadi lebih sadar diri dan hal itu membuat Karel sedikit menjaga jarak dari wanita yang berstatus sebagai istri pura-puranya tersebut. Ia hanya akan bersikap seperti biasa ketika berada di hadapan ke dua orang tuanya Milea saja, namun selebihnya ia lebih suka menghabiskan waktunya di kampus.

"Udah ngerjain tugas yang diberikan sama dosen killer yang kemarin?" tanya salah satu teman barunya Karel.

"Ini aku lagi ngerjain, Memangnya kamu sudah mengerjakannya?" tanya Karel.

"Aku juga belum mengerjakannya makanya aku ke sini mau minta bantuan sama kamu, karena aku tahu kalau kamu menguasai pelajaran dari dosen killer tersebut hehe," ujarnya membuat Karel terkekeh.

"Ya sudah sini ayo kita kerjakan bersama." Karel mempersilahkan teman barunya tersebut untuk mengambil duduk di sampingnya.

Mereka duduk bersama di halaman belakang dan mengerjakannya secara bergantian, karena dosen tersebut memberikan mahasiswanya tugas bukan cuma satu melainkan ada beberapa.

Milea saat ini sedang berada di rumah sahabatnya siapa lagi kalau bukan Yasmine, di rumah juga tidak tahu mau ngapain apalagi orang tuanya sedang keluar. Daripada di rumah sendirian dan malah kepikiran gara-gara kejadian sebelumnya, lebih baik mencari udara segar di luar.

"Kenapa muka kamu dari tadi lecek kayak, gitu?" tanya Yasmine yang baru saja kembali dari dapur sembari membawakan minuman untuk sahabatnya.

"Aku lagi bingung sekarang, Karel kayak ngejauhin aku," adu Milea membuat Yasmine mengerutkan keningnya.

"Ngejauhin kamu, bagaimana? Memangnya kalian ada masalah apa?" herannya.

"Ingat enggak waktu itu aku cerita sama kamu, kalau aku kehilangan jam tangan kesayanganku?" ujar Milea.

"Iya ingat, terus kenapa?" tanyanya.

"Beberapa hari yang lalu kita berantem gara-gara itu," ujar Milea sembari menghembuskan nafas beratnya.

"Hm? Maksudnya bagaimana? Memangnya jam tangannya belum ketemu sampai sekarang?" tanyanya.

"Belum ketemu dan waktu itu kita berantem gara-gara aku nuduh kalau dia yang menyembunyikan jam tanganku," ungkapnya.

"Kenapa kamu bisa menuduhnya kayak, gitu? Memangnya kamu ada bukti?" tanyanya.

"Iya, di situ yang aku yang salah karena menuduhnya yang tidak tidak padahal aku tidak punya bukti sama sekali. Sekarang dia kayak ngejauhin aku," sesalnya.

"Yahh kamu sih, terus kamu udah minta maaf sama dia?" tanyanya.

"Aku belum minta maaf sama dia, karena dia saja seperti tidak mau ketemu sama aku dan yang biasanya pulang dari kampus langsung pulang, sekarang enggak tahu dia perginya ke mana tapi sudah beberapa hari ini dia pulangnya malam terus dan sampai rumah juga langsung tidur," curhatnya.

"Cari waktu yang tepat buat minta maaf sama dia dan perbaiki hubungan kalian, ya walaupun kalian itu cuma sebatas pura-pura saja tapi tetap tidak enak rasanya kalau dalam satu rumah tapi tidak saling akur," nasihat Yasmine.

"Iya, aku juga sedang memikirkan cara bagaimana supaya dia bisa maafin aku. Temenin aku ke kampusnya, yuk?" pinta Milea membuat Yasmine keheranan.

"Mau ngapain?" tanyanya.

"Ya aku pengen lihat aja, selama dia kuliah aku belum pernah ke kampusnya sama sekali," ujar Milea membuat Yasmine menatapnya dengan curiga.

"Hilih, bilang aja kamu kangen sama suamimu itu makanya kamu pengen ke kampusnya," ledek Yasmine membuat Milea memutar bola matanya dengan malas.

"Yasudah kamu mau menemani aku atau tidak? Kalau tidak ya sudah aku mau pergi sendiri saja," kesal Milea.

"Ish masa kayak gitu doang ngambek? Iya, aku bakal temenin kamu kok, mana tega aku ngebiarin sahabatku yang lagi galau sendirian. Sebentar aku ganti baju dulu," pamit Yasmine kemudian berjalan menuju kamarnya.

Mereka berdua kini sudah dalam perjalanan menuju ke kampusnya Karel, jantung berdetak tidak karuan padahal bukan ingin bertemu dengan orang yang tidak pernah ditemuinya sama sekali. Tapi entah kenapa Milea jadi deg-degan sendiri, takut-takut kalau nanti Karel tidak mau menemuinya.

"Mukanya jangan tegang kayak gitu rileks aja, lagian kamu hanya perlu meminta maaf dan memperbaiki semuanya simpel saja. Dia pasti maafin kamu kok aku yakin," ujar Yasmine sembari mengemudikan mobilnya dengan fokus agar tidak menabrak walaupun diajak curhat.

"Jangan ngeledekin aku terus kayak gitu nanti aku tambah tegang," protes Milea membuat Yasmine tertawa.

Tidak sampai 30 menit mereka sudah berada di depan kampus, entah rasanya kaki begitu berat untuk turun dari mobil dan memasuki kampus tersebut.

"Ini kita mau diam-diaman terus di dalam mobil? Tidak mau turun dan menghampiri orangnya?" cibir Yasmine.

"Ya sudah kamu saja yang turun dan panggilkan dia buat ke sini," suruh Milea.

"Ngapain kayak, gitu? Kan kamu yang punya salah berarti kamu yang menghampiri dia dan meminta maaf padanya," tegur Yasmine membuat Milea menghembuskan nafas beratnya.

Akhirnya mereka berdua turun dari mobil dan berjalan memasuki kampus, Milea yang belum tahu di mana kelas dari suami pura-puranya tersebut, kemudian mengajak sahabatnya untuk bertanya kepada salah satu dosen di sana.

"Harus banget ya sekarang minta maafnya? Kenapa tidak nanti di rumah saja?" protes Milea yang tidak mau nantinya menjadi pusat perhatian mahasiswa lain.

"Lebih cepat kamu minta maaf itu lebih baik, kalau bisa minta maaf sekarang di sini kenapa harus menunggu nanti?" nasihat Yasmine.

Setelah nereka bertanya dan mengetahui di mana kelasnya Karel, mereka langsung menaiki tangga dan memastikan bahwa orang yang dicari ada di dalam kelas.

"Kayaknya kelasnya yang ini deh, tapi kenapa kelasnya sepi banget? Ini orang-orangnya pada ke mana?" heran Yasmine sembari clingak-clinguk karena tak mendapati satupun mahasiswa di dalamnya.

"Maaf,aku cari siapa?" tanya salah satu mahasiswa yang hendak masuk ke dalam kelas, namun ada dua wanita yang menghalangi jalannya.

"Maaf mau tanya, apa di kelas ini ada mahasiswa yang bernama, Karel?" tanya Milea.

"Oh iya ada, anaknya lagi di halaman belakang tadi kalau enggak salah lagi ngerjain tugas sama temen-temen," jawabnya membuat mereka berterima kasih dan segera bergegas menuju ke halaman belakang.

"Ngapain ya mereka ngerjain tugas di halaman belakang, kalau di dalam kelas saja tidak ada penghuninya?" heran Milea.

"Itu artinya mereka jenuh berada di dalam kelas terus, masa iya kayak gitu doang harus dipertanyakan? Dulu waktu kita bosen di kelas kita kan ngerjain tugas di cafe, jadi ya sama aja kayak gitu cuma tempatnya aja yang beda," ujar Yasmine.

Begitu mereka sudah sampai di halaman belakang dan ternyata ada cukup banyak mahasiswa yang duduk di area sana, Milea menajamkan matanya untuk mencari sosok laki-laki yang hendak ditemuinya.

"Itu bukannya, Karel? Tapi kok sama perempuan?" gumamnya.