Chereads / Nafkah Satu Juta Rupiah / Chapter 8 - Bab. 8. Kafe Melati

Chapter 8 - Bab. 8. Kafe Melati

Setelah kepergian Bapak, Aku pun segera membersihkan diri karena waktu magrib telah tiba. Ku ajak anak-anak agar segera berwudhu lalu kami pun melaksanakan kewajiban sebagai Umat Muslim.

Selesai shalat pintu rumah di ketuk, ternyata Rahima adikku yang datang.

"Assalamualaikum Mba.." Ucapnya memberi salam setelah pintu ku buka.

"Wa'alaikum salam Dek...Mba kirain ba'da Isya datangnya...ternyata lebih cepat.." ucapku pada Rahima.

" Takut kemaleman di jalan Mba...lagian Rahima lagi PMS mba...!!" jawab Rahima.

"Ohhhhh...Mba kirain sengaja ngga sholat..." ucapku dengan senyum nyengir kuda.

"Ya enggaklah Mba...emang aku mau di ceramahin Bapak..!!!! Aku mah Ogah..." jawabnya tak terima jika di katakan bolos sholat, karena Bapak pasti marah besar. Bapak dan Ibu selalu menanamkan kepada Aku dan Rahima agar jangan sekali-kali meninggalkan kewajiban shalat.

"Oh ya Mba..., Widya sama Kifli pada kemana??? ngga kelihatan dari tadi???" tanya Rahima

"Lagi ngaji di kamar..!! ya sudah Mba ke dapur dulu siapin makan malam, kamu bersih-bersih gih...trus panggil ponakanmu ke dapur..." pintaku pada Rahima. Adikku itu pun akhirnya masuk kamar.

Rahima saat ini kuliah di fakultas kedokteran. Karena itu cita-citanya sejak tamat SMA. Walaupun kamu bukan orang kaya, tapi Bapak akan selalu berusaha mewujudkan mimpi anak-anaknya. Seperti aku yang selesai Kuliah jurusan Manajemen. Karena keburu jodoh yang datang akhirnya cita-citaku ku kubur dalam-dalam. Tapi sepertinya, cita-cita itu akan ku gali kembali dan akan aku tunjukan pada Ibu mertua, jika seorang sarjana sepertiku bisa sukses. Akan ku jadikan hinaannya itu sebagai motivasi untuk lebih maju.

Selesai makan malam, anak-anak dan Rahima bermain di kamar. Malam ini anak-anak minta tidur bareng sama Ramina.

Ketika hendak membuka pembukuan usaha keripik, Aku teringat kartu nama yang di berikan oleh Mpok Atik tadi pagi.

Setelah menemukan kartu nama itu aku pun membacanya. 'Zulfikar Wiryawan, CEO PT. Mekar Sari' Gumamku. Aku pun terkejut. 'kok bisa ya pemilik perusahaan Sawit punya toko makanan.????' Gumamku lagi. Ahhhhhh terserah deh, mungkin itu usaha cadangannya...siapa tau dia ingin mengembangkan bisnis lain selain Sawit..!!!! namanya juga orang kaya..!!

Aku pun mengambil benda pipih milikku lalu ketik nomor handphone yang tertera di kartu nama tersebut.

Tut...Tut...Tut...

Telpon pun tersambung.

"Assalamualaikum..." aku pun mengucapkan salam setelah sambungan telpon itu terhubung.

"Wa'alaikum salam...ini dengan siapa ya..??" tanya pria di seberang telepon dengan sangat sopan.

"Maaf Pak, sudah mengganggu aktivitas nya..!! Saya Viana Pak, pemilik keripik yang bapak beli di warung dekat sekolah SD. Kasih Bunda..!!" jawabku dengan lembut dan sopan

"Ohhhhh ..iya...iya .saya ingat...tadi saya sempat kasih kartu nama saya ke pemilik warung itu...!!! Ohhh jadi Mba Viana yang punya dagangan kripik pisangnya???"

"Iya Pak..." jawabku singkat

"Mmmmm...begini saja, bagaimana besok kalau kita ketemuan aja di Kafe Melati dekat toko saya, nanti say Sharelok..." ucapnya lagi meminta kami bertemu di sebuah kafe.

"Mmmm baik Pak, tapi selesai nganterin anak-anak aku ke sekolah dulu ya Pak..!!! Sepertinya kafe melati sama Sekolah anak-anak searah..! Nanti setelah itu aku telpon Bapak..!!"

"Ohhhhh iya...iya...iya... Besok saya kabari!"

" Baik Pak, Assalamualaikum..."

"Wa'alaikum salam.."

Aku pun berinisiatif memutuskan sambungan telepon terlebih dahulu.

"Telpon dari siapa Mba.." tanya Rahima yang tiba-tiba datang membuatku terkejut.

" Ya Allah Dek....kamu tu ya...bikin Mba kaget aja..!!" Ucapku sambil mengusap-usap dadaku karena terkejut.

"Iiiiih Mba lebay deh...!!!! emang telpon dari siapa sih, sampai Mba bicaranya sopan gitu..!" tanya Rahima lagi. Rahima tu gitu, suka Kepo.

"Dari pelanggan Keripik Dek ...!!!" ucapku sedikit membeo

"Ohhhhh...." jawabnya singkat.

"Oh ya, Mba minta tolong, besok jemput ponakanmu ya pulang sekolah...!! Mba Mau ketemu ni orang di Kafe Melati setelah nganterin Widya sama Kifli." pintaku pada Rahima. Aku sengaja memintanya menjemput anak-anak, mumpung Rahima lagi libur. Bentar lagi kan dia bakal Koas di Rumah sakit.

"Ok Mba...!!! Aku bobo duluan ya Mba...jangan banyak pikiran...kalau kerjaannya udah selesai langsung istirahat...entar sakit loh.." ucap Rahima memperingati ku.

"Ia Bu Dokter...bawel banget....!!! Makasih ya Dek..!!!" Ucapku dengan sebuah senyuman. Walaupun kami biasanya cekcok, Namun kami tetap saling menyayangi dan memperhatikan. Ia pun beranjak ke kamar untuk istirahat. Sedangkan Aku melanjutkan pekerjaan untuk menghitung gaji karyawan yang akan di bagikan besok.

-------------

Pukul lima pagi kami semua pun bangun untuk melaksanakan shalat subuh. Anak-anak memang sudah aku biasakan untuk bagun pagi dan melaksanakan kewajiban. Agar terbiasa. Dan selalu ku tanamkan di pikiran mereka bahwa shalat itu sangat wajib, meninggalkannya dosa besar.

Selesai shalat subuh, keduanya mengaji di bimbing oleh Rahima, sedangkan aku menyiapkan sarapan dan bekal mereka ke sekolah.

"Dek....nanti Mba titip uang gaji karyawan ya! entar Mba kabari Mba Lala, biar dia yang bagiin ke karyawan yang lain." Ucapku memberikan lima bush amplop coklat yang berisi uang gaji para karyawanku.

"Beres Mba..."jawab Rahima.

Tiba-tiba suara notifikasi dari handphone ku berbunyi. Setelah ku cek, ternya Chat dari Pak Zulfikar.

Isi chatnya

[ Assalamualaikum Mba Viana, Kita ketemu jam 08.00 WITA, karena pukul 10.00 WITA saya ada Rapat..!]

[Wa'alaikum salam...baik Pak!!]

Setelah membalas chat dari Pak Zulfikar, Aku pun segera mengantar Widya dan Kifli ke sekolah.

" Mba berangkat ya Dek...!!! Assalamualaikum! aku pun pamit pada Rahima, begitu pun anak-anak.

"Wa'alaikum salam.. hati-hati...!!! Serunya. lalu ku bunyikan klakson motorku.

Akupun mengantar kedua anakku ke sekolah. Setelah anak-anak sampai, kulihat jam di pergelangan tanganku masih menunjukan pukul tuju pagi. Akhirnya ku belokkan arah motor ku menuju warung Mpok Atik.

"Assalamualaikum. Mpok..!!! ucapku memberi salam padanya.

"Wa'alaikum salam....Ehhhhh mba Viana...tumben pagi-pagi Udah nyamperin!!!!" tanya Mpok Atik.

" Ia ni Mba, kebetulan lewat habis nganterin anak-anak. " jawabku

"Oh ya Mba Viana...yang punya kartu nama itu udah ketemu belum????" tanya Mpok Atik penasaran.

"Ohhhh itu Mpok...ini mau ketemu di Kafe Melati...katanya sih jam delapan, makanya Aku mampir aja dulu di sini...lagian jauh kalau bolak-balik Mpok" jelasku pada Mpok Atik.

"Semoga sukses ya Mba Viana...!!!"

"Amiiiiin.. makasi ya Mpok...!!" ucapku. Kemudian ku lirik keripik buatanku seperti tinggal lima bungkus.

"Oh ya Mba Viana...kebetulan udah disini, Aku kasih aja uang keripik nya...tapi aku minta di tambahin lagi ya keripiknya besok...soalnya tinggal lima bungkus tu Mba.." Jelas Mpok Atik. Ia pun beranjak ke kios untuk mengambil hasil penjualan keripik 605 bungkus. " Ini Mba..." ucapnya menyodorkan uang padaku.

"Alhamdulillah.... terimakasih ya Mpok..!!!" ucapku dengan tulus. " Mpok udah potong kan???" tanyaku lagi.

" Udah Mba...!!! jawab Mpok Atik.

"Ya sudah Mba, aku berangkat dulu, udah hampir jam delapan nih...takut orangnya menunggu..!!! Assalamualaikum Mpok..." ucapku. Aku pun pamit lalu mengarahkan motorku ke arah Kafe Melati.

Sekitar lima menit menempuh perjalanan, akupun sampai di Kafe Melati. Ku lihat sekeliling kafe, ternyata orangnya udah datang lebih awal. ' Tepat waktu banget' Gumamku

Akupun melangkah kan kaku menghampiri pria yang duduk membelakangi arah kedatanganku. Aku pun berhenti sejenak. Handphone ku bergetar. Setelah ku cek, ternyata chat darinya

Pak CEO

[ Assalamualaikum. Mba Viana. saya sudah sampai semenit yang lalu, Mba dimana???]

[ Wa'alaikum salam..iya Pak, ini saya lagi ke tempat Bapak]. Jawabku.

Setelah chat ku tercentang dua dan berwarna biru, Pria itu pun memalingkan wajahnya ke arahku. Aku pun membalasnya dengan senyuman. Pandangannya tak beralih sama sekali dariku. Membuatku sedikit tak percaya diri.

"Assalamualaikum. Pak..!! Maaf sudah menunggu...!!! aku pun mengucap salam. dan memohon maaf karena sudah membuat seorang Bos menungguku.

"Wa'alaikum salam...Mba Viana...!!! ngga pap ko...saya baru saja sampai dua menit yang lalu." Jawabnya dengan tersenyum padaku.

'Waahhhhhh....bener kata Mpok Atik...orangnya tampan banget lagi...' Gumamku dalam hati. 'hush...ingat Viana kamu masih punya suami...' Gumamku lagi dalam hati. Aku pun duduk tepat berhadapan dengannya. ' haaaaaaaaa auranya itu lho... astagfirullah hal azim.' Aku pun membuat pikiran ku tentang pria yang ada di hadapanku ini dan fokus pada tujuan pertemuan kami.

" Oh ya Pak, langsung aja ya...Bapak kan mau rapat...entar ngga keburu.." ucapku. Aku tak mau basa-basi. Karena semakin lama dekat dengan pria ini membuatku tak fokus.

" Tenang aja Mba Viana....lambat dikit kan wajar..." jawabnya santai sambil memainkan benda pipih yang Ia miliki. Setelah itu Ia meletakkan handphone itu di atas meja. Lalu menatapku. Kemudian tersenyum.

"Mba Viana ko tegang banget..." ucapnya sontak membuatku salah tingkah.

" Ohhhh ya!! Mmmmmm aku takut lama-lama ketemu sama pria yang bukan muhrim Pak...entar ada fitnah lagi.." jelasku agar pria ini tak salah sangka.

"Emang Mba Viana beneran udah nikah???" Tanya pak Zulfikar padaku.

" Alhamdulillah udah Pak, udah punya dua buntut lagi..hehehe" jawabku sedikit terkekeh.

"Waahhhhhh sepertinya aku ngga percaya kalau Mba Viana Uda punya dua orang anak...Mba aja masih muda ko!!!" ucapnya. Hmmmm kayanya ni orang lagi gombal deh..! Ngga mempan Lo Pak....! Gumamku.

"Oh ya...masalah keripik pisang nya...Saya ingin Mba Viana bekerjasama dengan toko makanan saya untuk memasarkan kripik Mba. nanti kita bagi hasil 60-40. Jadi Mba Viana siapin stok aja sebanyak seribu bungkus, nanti untuk pemasaran nya serahkan ke toko saya." Ucapnya. Pak Zulfikar pun menjelaskan maksud nya.

" Mmmmmm....gimana ya Pak...!!! Bagaimana jika seperti ini, saya siapkan keripik seribu bungkus, harganya kan lima ribu perbungkus. Saya ambil harga tiga ribu bapak ambil dua ribu. Bagaimana???? tanyaku mencoba memberi penawaran padanya.

"Seperti itu ya...mmmmm..boleh juga...!!" iya pun mengangguk dan berpikir. " Mmmm baiklah..saya setuju." ucapnya menyetujui saranku. 'Segampang itu kah menyetujui saranku???' Gumamku.

"Baiklah Pak...kalau gitu saya balik dulu. Sekalian saya siapkan pesanan Bapak." ucapku.

" Lho...ko cepat banget Mba Viana...kita makan dulu dong...temenin saya.." pintanya

'Aduuuuuh gimana ini..di tolak ngga enak tapi kalau di setujui entar ada orang yang kenal sama aku dan lihat!!! entar jadi fitnah...' Gumamku dalam hati.

"Gimana Mba..." tanyanya lagi. " hitung-hitung rayain kerjasama kita lho Mba.." bujuknya lagi.

"Ya udah Pak..." ucapku. Terpaksa deh..daripada si Bos kecewa.!!!!!

Saat memulai makan bersama Pak Zulfikar, mataku terbelalak melihat sosok pria yang sangat ku kenal sedang duduk tak jauh dariku. Mas Fatir datang bersama selingkuhannya dan empat orang teman lainnya.