Chereads / Nafkah Satu Juta Rupiah / Chapter 13 - Bab. 13. Pertemuan Tak Terduga

Chapter 13 - Bab. 13. Pertemuan Tak Terduga

Akhir-akhir ini banyak sekali masalah yang ku hadapi dalam rumah tanggaku. Mulai dari kebohongan Mas Fatir mengenai uang bulanan, kenyataan pahit saat mengetahui Ia berselingkuh, Sakit hati melihat anak-anak bersedih, Aku di jadikan bahan gunjingan suami sendiri, di tuntut mertua hingga rumah yang selama ini ku tinggali bersama anak-anak harus terjual.

Ahhhhhhhh....!!!!!!??? rasanya aku ingin mati saja...!!! Tapi inilah hidup. Harus di jalani dengan baik walau begitu banyak tantangan kita harus tegar dan kuat apalagi aku punya dua malaikat yang selalu menjadi penyemangat dikala aku sedang merasa tak berdaya.

Hari ini ku putuskan untuk membawa anak-anak untuk jalan-jalan ke Water Boom. Salah satu wahana yang menjadi favorit Widya dan Kifli. Kebetulan hari libur dan Rahima juga sedang tidak bertugas, akhirnya atas izin Bapak dan Ibu kami berangkat menggunakan mobil baru hasil usaha kripik pisang yang aku tekuni saat ini.

"Mba.....biar Rahima yang bawa mobil ya...!!!" pinta Rahima.

"Oke siap...." seruku antusias. Sebenarnya aku udah bisa bawa mobil, tapi belum punya SIM jadi biar Rahima aja yang bawa biar aku bisa santai sama anak-anak.

"Hati-hati ya Neng...inget lagi bawa anak-anak mu..!!" Bapak mengingatkanku agar terus waspada dan menjaga Widya dan Kifli dengan baik.

"Iya Pak...! ucapku sambil mengacungkan ibu jariku.

"Ayo sayang masuk ...kita berangkat..!!!" ucap Rahima pada Kedua ponakannya.

"Assalamualaikum Pak-Bu..." kami pun pamit dan melaju menuju Wahana permandian.

Setengah jam menempuh perjalanan akhirnya kami sampai di tempat tujuan. Dari depan saja terlihat begitu ramai pengunjung. Apalagi saat ini hari libur, pasti sangat penuh. Selain water boom, banyak pula wahana-wahana yang memanjakan mata dan memacu adrenalin. Tapi kali ini tujuan kami adalah ingin main air bersama Widya dan Kifli.

Setelah membayar karcis, kami pun masuk bergandengan. Rahima menggandeng Widya dan aku menggandeng Kifli.

"Waaaaaaaaah Bunda....kolamnya ramai ya..!" ucap kifli yang terlihat begitu semangat. Ia tak sabar lagi ingin segera berenang disana.

"Dek...dek....lihat...!!!" Pekik Widya menunjukkan Kifli patung jerapah. "Jerapahnya gede banget Dek, waaaaaahhhh ada air keluar dari mulutnya Dek..!!!" pekik Widya kegirangan.

Aku sangat senang melihat kedua anakku bahagia. Seakan masalah yang ku hadapi saat ini sedikit berkurang.

"Ya sudah...ikut aunty ke situ yuk..." ucap Rahima sambil menunjuk rumah-rumahan yang di gunakan untuk istirahat. Rahima pun menggandeng kedua anakku dan aku membawa barang-barang bawaan.

"Mau makan dulu atau mandi dulu ni..??!!??" ucapku menawarkan pada Widya dan Kifli.

"Mandi dulu aja Bun...kan...nanti habis mandi pasti lapar...!!" ucap Widya padaku.

Mereka akhirnya memilih mandi terlebih dahulu. Kami sengaja menyewa kolam khusus ukuran Widya dan kifli. Rahima pun tak keberatan, karena Ia tak suka jika terlalu ramai. apalagi berdesakan dengan pria dan wanita dalam satu kolam renang.

Ditengah asyiknya memandangi anak-anak yang menikmati permainannya. Aku di kejutkan dengan kedatangan seseorang yang sangat ku kenal. Meskipun baru pertama kali bertemu dengannya, namun wangi parfum yang terbawa oleh desiran angin membuatku mengenalinya.

"Pak Zulfikar...!!!??" sapa ku saat Ia tersenyum ramah padaku.

"Bu Viana...!!! Kok bisa disini???" Ia pun terkejut melihatku.

"Ia pak ...saya bawa anak-anak dan Saudara aku liburan...sumpek di rumah...hehehe" ucapku sedikit mengadu padanya. "Mmmmm bapak kok bisa ada disini???" Tanyaku balik padanya. Dia kan seorang CEO, 'ketemu klien mungkin' batinku.

"Ohhhhh saya dari meeting bersama klien...ini baru aja selesai..!!! itu anak-anak kamu???" tanya pak Zulfikar ketika menunjuk pada Widya dan Kifli yang sedang asyik bermain.

"Ia Pak....!!!" ucapku padanya. Sepertinya Pak Zulfikar tertarik pada kedua anakku.??!! ada yang salah ya????' Gumamku. "ada apa pak??? duduklah dulu..." tanyaku lalu menawarkan padanya untuk duduk bersama.

"Aku senang sekali melihat keceriaan di wajah anak-anak mu Bu Viana..ingin rasanya aku berada di tengah-tengah mereka.."Ucap pak Zulfikar. Sontak membuatku terkejut.

'Maksud bapak???? Saya kurang mengerti..!!!" seruku pada pak Zulfikar. Apa maksudnya ingin berada di tengah-tengah anakku???. batinku.

"Dulu aku pernah menikah dengan wanita yang begitu kucintai...namun setelah mengetahui kekurangan ku...Ia pun pergi meninggalkan diriku...Pernikahan ke dua pun seperti itu....!!!!Aku tak pernah mau menjadi pria mandul Bu Viana....Pria mana yang mampu menjadi seorang yang mandul yang hatinya sangat butuh kasih sayang seorang anak...yang ingin sekali rumahnya di penuhi canda tawa anak-anaknya...tapi itu hanya mimpi Bu Viana.....Aku sudah dua tahun menduda...tapi masih menutup diri untuk menyukai wanita...Aku takut kecewa.." jelas Pak Zulfikar. Ia terang-terangan mengatakan padaku jika Ia pria mandul dan sudah dua kali menikah. Sepertinya Ia sangat tertekan dengan statusnya sebagai pria mandul.

"Hhaaaaahhhh maaf...aku sedikit curhat...!! entah mengapa aku seterbuka ini pada seseorang...!!!" ucap pak Zulfikar sedikit menunduk. 'Hmmmmmm seandainya surat ceraiku udah keluar Pak..biar aku aja yang jadi istri bapak..hehehehe.... Viana....Viana menghayal ya jangan terlalu ketinggian, entar jatuh...' batinku.

" Bu Viana Bagaimana kabarnya.....???" tanya psk Zulfikar padaku.

"Alhamdulillah baik Pak...!!!"jawabku.

"Bagaimana urusan dengan Suami Bu Viana???? Apa kalian sudah bercerai??? mmmm maaf saya sudah lancang...!!!"

"Tak apa Pak, saya sebenarnya ingin secepatnya, namun Ayahnya anak-anak mencoba mempersulit ku ..Tapi jika dia tak berkeinginan aku akan mengajukan cerai padanya...!" jelasku pada pak Zulfikar. Ia terlihat manggut-manggut tanda mengerti.

Perbincangan kami buyar ketika Widya dan kifli mendekat.

"Bundaaaa....mau makan...!!!" pinta Kifli. sedangkan Widya sibuk menatap Pak Zulfikar.

"Sayang ...ganti baju dulu sama aunty ya...!!! setelah itu baru kita makan... oke!!!"

"Siap Bunda...." jawab keduanya bersamaan. " Dek, habis ganti baju ngga usah mandi lagi ya....!!!!" ucapku pada Rahima agar tak mengajak Widya dan Kifli untuk kembali mandi.

Setelah anak-anak dan Rahima selesai mengganti pakaiannya, kami pun segeralah makan.

"Ayo pak....kita makan dulu..!!! kebetulan bekalnya banyak ni...!!" ucapku mengajak pak Zulfikar untuk makan bersama kami.

"Iya Bu Viana, terimakasih....!!!" ucapnya. Lalu Ia pun mengambil makanan yang sudah aku sajikan untuknya. Saat asyik menikmati makanan tiba-tiba ucapan Widya mengejutkan Rahima, aku dan Pak Zulfikar.

" Bun....Om ini calon ayahnya Widya sama Kifli????" tanya Widya tanpa dosa.

"Uhuk....uhuk ...uhuk...." Pak Zulfikar terbatuk. Aku pun reflek memberinya air minum.

" Sayang kalau lagi makan ngga boleh bicara yang nggak-nggak...kan kasihan Om Zul nya keselek lho...!!" ucapku halus pada Widya agar anakku itu tak marah. Dan semoga dia bisa mengerti.

"Widya...ngga boleh di ulangi lagi ya sayang.. minta maaf ya sama Om Zulfikar...!!!" Tamba Rahima memberi saran pada Widya dan menyuruhnya untuk minta maaf.

"Maafin Widya ya Om.... habis Widya seneng lihat Om sama Bunda... cocok.." ucapnya lagi dengan senyum manisnya. Membuatku semakin kikuk saja. Tapi Pak Zulfikar terihat nyaman-nyaman saja bahkan ia tersenyum.

"Kalau Widya sama Kifli mau ...Om ngga papa...! "Asal bundanya mau.."!! ucap Pak Zulfikar Lalau menatap ke arahku.

"Haah!!??" apa ini... 'baru saja terlintas di fikiran untuk bisa jadi istrinya, ternyata pak Zulfikar juga berniat menjadikanku....Ahhhhh!!! Pak Zulfikar pake setuju segala dengan tawaran anakku???? Aku kan jadi malu...!

Rahima menatapku dengan tatapan aneh sedangkan Pak Zulfikar....tanpa merasa berdosa mengatakan ingin menjadikanku istrinya malah asyik makan sambil bercanda dengan kedua anakku.