Chereads / Nafkah Satu Juta Rupiah / Chapter 15 - Bab. 15. Hilangnya Reaksi Pelet #1

Chapter 15 - Bab. 15. Hilangnya Reaksi Pelet #1

POV. Fatir

Hari ini aku putuskan untuk berangkat pagi-pagi menuju ke Perusahaan. Entah mengapa sejak semalam pikiranku selalu tertuju pada Rani. Setiap tidur selau kepikiran Rani. Akhhh apa ini dinamakan cinta sejati??

Semenjak hubunganku dengan Viana bermasalah dan berakhir perceraian, Aku putuskan untuk tinggal di rumah Ibu dan Bapak, biar ke perusahaan lebih dekat.

"Bu....Aku berangkat dulu ya... Assalamualaikum..!" Aku pun pamit kemudian memberi salam lalu berangkat menggunakan motor Vixion yang baru saja aku beli.

Karena masalah Vidio saat itu jabatanku di turunkan menjadi karyawan biasa. Makanya aku harus berangkat pagi untuk ikut apel pagi. Berbeda saat aku masih menjabat Mandor, walau sedikit terlambat tidak begitu masalah.

Sepuluh menit kemudian akhirnya akupun sampai di kantor. Setelah apel pagi Aku langsung mengerjakan tugas yang di berikan hari ini. Sedang serius mengerjakan tugas tiba-tiba seorang teman karyawan menemuiku.

"Assalamualaikum Mas Fatir...." Iya mengucap salam saat datang menghampiri ku.

"Wa'alaikum salam...Budi...! jawabku. " ada yang bisa saya bantu???" ucapku menanyakan maksud kedatangannya.

"Engga Mas Fatir...hari ini ada acara di rumah saya.. kebetulan istri saya lagi ngidam, jadi pengen buat acara makan-makan di rumah. Kebetulan banyak kelapa muda kiriman mertua dari kampung. Sekalian buat yang seger-seger.... kalau Mas Fatir ada kesempatan hari ini, sepulang kerja datang ke rumah ya...!!!!" jelas Budi panjang lebar. Waaaaah kebetulan ni makan gratis, ada es kelapa muda juga.. faforitnya aku itu.

"Ya sudah Budi....nanti saya usahakan datang. boleh ajak teman kan????" tanyaku memastikan. Aku bermaksud ingin mengajak Rani bersamaku.

"Ohhh boleh Mas Fatir...ajak aja...saya juga ngundang yang satu divisi kita aja Mas..." jelas Budi.

Waktu pulang kerja pun tiba. Aku pun menuju rumah Budi si temani oleh Rani.

"Mas...kita mau ke mana sih..???" tanya Rani.

"Teman satu divisi aku lagi adain acara makan-makan di rumahnya, maklum..istrinya lagi ngidam. Jadi, kita-kita pada di ajak semua untuk datang.." jelasku pada Rani.

"Emang ngga papa kalau aku ikut Mas....???"

"Ngga papa kok, tadi aku sudah ijin sama Budi biar ngajak kamu juga .." jelasku lagi.

"Ohhhh ya udah deh...!!!"

Sepuluh menit kemudian, aku dan Rani pun sampai di rumah Budi. Kebetulan Budi tinggal di Perumahan khusus karyawan perusahaan. Disana terlihat beberapa orang karyawan yang lebih dulu datang. Budi sengaja hanya mengundang karyawan satu divisi saja.

"Assalamualaikum. " salamku ketika sampai di depan rumah Budi, Lalau memarkirkan motor.

"Wa'alaikum salam....Waaaah mas Fatir....mari masuk Mas..."!!! jawab Budi , lalu mempersilahkan Aku dan Rani masuk.

Setelah masuk ternyata beberapa teman wanita sedang membantu istri Budi menyiapkan minuman dari kelapa muda. 'Waaahhhh kayanya seger nih'. Batinku.

Selesai makan, Istri Budi pun membagikan es kelapa muda buatannya. Satu persatu seluruh tamu di bagikan. Tiba saatnya giliran Rani.

"Mba. Silahkan es kelapanya....ini seger loh...!!!" ucap Istri Budi.

"Mmmm ngga deh Mba... terimakasih...a-aku ngga bisa minum air kelapa....a.a...alergi.." ucap Rani terbata bata seperti orang yang ketakutan, menolak es kelapa muda pemberian Istri Budi.

"Loh....sayang...ngga enak dong nolak pemberian orang...lagian sejak kapan kamu alergi minum es kelapa...!!! ada- ada aja...Ayo di ambil...!!" Pintaku pada Rani. Masa hanya karena es kelapa muda jadi alergi.

POV Author

Flashback on

"Mba...bagaimana pelet ini akan bekerja???" tanya Rani pada Dukun yang mereka datangi bersama Dina

"Rani ingat pelet ini akan semakin kuat jika kalian bisa menyatu layaknya suami istri, tapi pelet ini juga akan berakhir, jika kau meminum air kelapa muda. Ingat itu Rani.

"Baik Mbah..." ucap Rani

Flashback off

"Aduh..gimana ini..." Gumam Rani. "Tapi Mas Fatir....aku ngga bisa..." tolak Rani tak mau meminum es kelapa muda.

"Udah...nanti kalau alergi kita ke dokter ok..!!" ucap Fatir meyakinkan Rani.

Rani pun tak bisa menolak kemauan Fatir. Jika Ia berkeras untuk menolak, maka Fatir akan semakin curiga. Dengan perasaan was-was, Rani pun meminumnya. Setelah meminum es tersebut, Rani terus memperhatikan tingkah Fatir. Ia takut jika Fatir langsung berubah padanya. Namun selesai acara makan-makan hingga mereka kembali ke perumahan Rani, tak ada reaksi yang mencurigakan menurut penglihatan Rani.

Ia pun berfikir bagaimana caranya mengikat Fatir, jika pelet itu benar-benar akan hilang. Akhirnya Ia pun tersenyum licik.

"Mas, masuk aja dulu ..aku ke depan sebentar..." ucap Rani pada Fatir. Fatir mengangguk kemudian masuk ke dalam rumah.

Sambil menunggu Rani datang, Fatir pun merebahkan dirinya di sofa depan TV. Tak lama kemudian Rani pun tiba dengan membawa sesuatu. Sepertinya Rani dari apotek.

"Lho....sayang...kamu dari apotek ya..!!???" tanya Fatir yang memperhatikan kresek yang di jinjing oleh Rani.

"Iya Mas...aku beli obat alergi... sepertinya reaksi es kelapa muda itu mulai kerasa deh Mas..." Ucap Rani beralasan. Sebenarnya Rani ingin menjebak Fatir dengan memberikannya obat perangsang. Tujuannya ialah agar Ia bisa hamil dan mengikat Fatir dengan pernikahan.

"Ohhhh...!!!! ya sudah aku mandi dulu....udah pada lengket nih...!!" ucap Fatir berlalu meninggalkan Rani menuju kamar mandi.

Melihat Fatir pergi, Rani pun melancarkan aksinya. Ia pun mencampurkan obat tersebut kedalam minuman Fatir.

Selesai mandi, Fatir pun langsung menghampiri Rani yang sedang sibuk menyiapkan makan malam.

"Waaaaaahhhh.....Mas udah seger banget...!!! Hmmmmmm....jadi kepengen tau ngga sih Mas...!!!" ucap Rani dengan nada menggoda.

"Iiiiihhhh...kamu tu ya.... kebiasaan...!!!" ucap Fatir sambil mengacak rambut Rani. " Malam ini...Mas harus pulang, soalnya besok harus cepet ke kantor...ada investor baru yang akan datang. Pak Zulfikar ingin aku yang menemaninya. Ini kesempatan baik...aku bisa mendapatkan posisi bagus kan!???" ucap Fatir dengan menaik turunkan alis matanya sambil tersenyum.

"Aku ngga mau nyia-nyiain malam ini Mas...Aku ngga mau kehilangan kamu. Malam ini kamu harus jadi milikku...."Gumam Rani dalam hati. " Ya udah mas Fatir makan dulu." ucap Rani dengan sedikit ketus.

Melihat reaksi Rani, Fatir pun beranjak dari duduknya lalu mendekati Rani dan memeluknya. "Jangan cemberut gitu dong sayang....ini semua kan demi kamu...!!!!! nanti... setelah urusan ini selesai kita puas-puasin deh... gimana????" ucap Fatir mulai merayu Rani, agar tak cemberut lagi.

Rani hanya mengangguk, namun Ia sudah bertekad untuk menjalankan rencananya malam ini. Karena Ia yakin jika malam ini Fatir akan sadar dari pengaruh peletnya selama ini.

Selesai makan malam, keduanya pun duduk santai di depan TV. Tiba-tiba Fatir merasakan hal aneh pada tubuhnya.

" Sayang....ko aku jadi panas gini...???" ucapnya sambil mengibaskan tangannya .

"Panas gimana sih Mas...aku adem adem aja ni Mas..!!" ucap Rani berusaha tak menghiraukan keluhan Fatir. " bagus deh... obatnya bereaksi" gumam Rani dengan senyum liciknya.

" Beneran lho sayang.....!!! aduuuhhj malah tambah gerah aja nih...!!

" Ya udah kita ke kamar aja Mas...di sana kan ada AC.... Mungkin Mas bisa adem dikit." ucap Rani lagi

Fatir pun mengikuti saran Rani tanpa curiga sedikitpun. Sampai kamar pun, Fatir bukan merasakan adem, namun tambah panas dan tak tahan lagi hingga Ia langsung menyergap Rani.

Bukannya menolak, Rani malah semakin semangat dengan reaksi Fatir. "Akhirnya rencana ku berhasil...hahahaha!!!! mari bersenang senang Mas Fatir, semoga kamu ngga ayok setelah kamu sadar nanti...Hahahah" Batin Rani dengan begitu bahagia.