Nyonya Smith sengaja menunggu kedatangan Andre. Dia yakin, adik iparnya itu pasti pulang ke rumahnya–karena dia belum berganti pakaian sejak kemarin. Andre tidak suka memakai pakaian yang sama setiap pergantian hari–apalagi pakaian yang sudah dipakainya saat berkeringat.
Nyonya Smith sengaja menunggu di ruang makan. Semua anaknya sudah selesai makan, dan mereka sedang berkumpul di ruang tengah untuk menonton televisi. Alarm alam akan berbunyi nyaring bila Andre memasuki rumah–yaitu ketiga keponakannya akan mengucap salam serempak seperti biasa.
Nyonya Smith mendial nomor Detektif Scope. Dia masih belum puas dengan penjelasan yang didapatnya di Kantor Polisi. Bagaimanapun dia harus menjaga wibawanya sebagai seorang dosen–meski dadanya bergemuruh mengetahui Andre berkelahi dengan seorang lelaki di depan kamar apartemen Linda Hall–pasiennya sendiri.
Mustahil bila yang dilakukan Andre adalah untuk membela diri. Dia sendiri mendatangi apartemen Linda Hall di malam hari–sudah menunjukkan itikad yang terbaca jelas bagi Nyonya Smith. Sama halnya dengan Brandon–mahasiswanya.
Nyonya Smith meraba lehernya. Brandon memang kurang ajar. Dia meninggalkan banyak bekas di badannya. Meski mahasiswa itu berhasil memuaskannya, Nyonya Smith tak ingin mengulanginya lagi–apalagi di dalam rumahnya sendiri. Dia tak ingin terjebak dalam hubungan yang lebih toxic, yang akan mengancam karirnya. Cukuplah nilai A+ atau ancaman tidak lulus mata kuliahnya–membungkam mulut mahasiswa liar itu.
"Halo, Detektif?"
"Ya, Nyonya Smith. Andre Smith baru saja keluar. Kurasa anda bisa memarahinya di rumah." Detektif Scope berbicara seolah Nyonya Smith adalah seorang ibu yang akan menghajar anaknya habis-habisan karena sudah mempermalukannya.
"Aku tidak peduli dia pulang apa tidak, aku hanya ingin tahu yang sebenarnya." Nyonya Smith menelan ludah. Jujur, dia sangat berharap Andre Smith akan berlutut di kakinya–berterima kasih telah mengeluarkannya dari bui, lalu dengan mudah Nyonya Smith menaklukkannya kembali. Hanya lelaki itu harapan masa depannya, dia tidak ingin lelaki lain meski Brandon bersedia menjadi simpanannya.
Nyonya Smith meraba lehernya dan kembali mengumpat dalam hati ketika teras perih di sana. Brandon menggigitnya seperti vampir saat berpamitan pulang dan berjanji untuk kembali lagi.
"Baiklah, kau sudah kuperingatkan tentang iparmu. Dia dalam pengawasan kepolisian dan bisa jadi kami akan menutup tempat prakteknya bila terbukti dia melecehkan pasien."
Nyonya Smith menganggap kata melecehkan itu hanya istilah untuk menutupi perselingkuhan. Bila Andre dan Linda tidak lagi terikat dalam hubungan terapis dan pasien, maka mereka akan bebas berhubungan di luar sana. "Kantor itu sumber penghasilan dia–atas rekomendasiku, Detektif. Aku hanya seorang dosen yang harus membiayai anak-anakku sendiri, bukan dia, Sedangkan mendiang suamiku berpesan untuk menjaga adik iparku itu sepeninggalnya. Jadi, biarkan aku menangani masalah ini dulu. Tolong beri aku waktu."
Detektif Scope terkekeh. Dia tahu, nama baik begitu penting bagi janda kaya di seberang sambungan telponnya itu. Dia sedang mengusahakan seluruh warisan suaminya menjadi miliknya.Detektif Scope memang belum mengumpulkan banyak data terkait kematian kakak kandung Andre Smith, yang jelas dia melihat hubungan yang tidak manis antara dua orang pewaris itu.
"Aku tidak menjamin waktu bisa menyelesaikan masalah anda, Nyonya Smith. Laporan yang masuk ke kami, Tuan Andre Smith berkelahi dengan Peter Hall–karena mereka memperebutkan seorang wanita, yang hendak mereka temui malam tadi. Di malam selarut itu, kira-kira apa niat mereka mendatangi Linda Hall-wanita yang bahkan tidak ingat dirinya sendiri."
Nyonya Smith mengakhiri panggilan telepon karena mendengar suara mobil Andre memasuki garasi. Dia harus menyambut lelaki itu dengan posisinya sebagai calon istri yang telah membayar jaminan suaminya agar bisa keluar dari tahanan sementara.
Dan alarm alam berbunyi nyaring ketika pintu depan terbuka. Terdengar jawaban lirih dari Andre Smith lalu langkah kakinya menuju dapur.
Melihat Nyonya Smith sedang menikmati kopi di dapur dengan gaya arogan seperti biasa–Andre langsung membuka kulkas dan mengambil air dingin. Lalu menenggaknya habis di depan kulkas. Tanpa berkata apapun, dia melangkah keluar dari dapur.
"Aku harus mengobati luka lebam di wajahmu," ucap Nyonya Smith demi menghentikan langkah Andre. Andre berhenti melangkah dan duduk di seberang kakak iparnya.
Nyonya Smith memindai wajah tampan Andre yang menatapnya tanpa ekspresi. Sepertinya lelaki di hadapannya ini tidak akan berlutut begitu saja di hadapannya. Dia harus menggunakan cara lain untuk menaklukkan Andre–mumpung polisi menetapkan aturan untuk menjauhkannya dari Linda Hall.
"Aku akan mengambil es," ucap Nyonya Smith sembari berdiri, ketika melihat rahang Andre tampak bengkak dan memar.
"Tidak usah!" sergah Andre, tapi Nyonya Smith mengindahkannya. Wanita itu membuka kulkas dan mengeluarkan es batu. Mengambil kain di tepi kulkas dan membungkusnya. Namun saat mendekati Andre dan hendak menempelkan kompres es batunya–Andre justru menepis tangannya.
"Aku tidak apa-apa," ujar Andre kesal, lalu bangkit dari kursi dan pindah tempat duduk.
Nyonya Smith menarik sudut bibir. Andre tetap berada di ruangan ini, itu artinya lelaki ini membutuhkan dirinya. Dia hanya sedang jual mahal saja, karena harga dirinya benar-benar telah jatuh, karena Nyonya Smith menyelamatkannya. Detektif Scope mengatakan bahwa kasus ini tetap akan menjadi tertutup, tidak terpublish ke mana pun–atas permintaan Nyonya Smith.
Nyonya Smith meletakkan kompres es di meja, lalu kembali duduk. Menatap Andre yang memegangi memar di rahangnya.
"Apa yang kau lakukan tadi malam, Andre? Kau berurusan dengan Peter Hall–dia lelaki gila."
Andre mendengus.
"Kakak kandungnya sudah membunuh banyak orang, bukan tidak mungkin dia akan melakukan hal yang sama–hanya demi melindungi seorang perempuan lupa ingatan. Kau membahayakan dirimu sendiri."
Andre hanya melirik Nyonya Smith. Terlintas ingatan semalam–saat dia menyaksikan pertunjukan langsung perbuatan Nyonya Smith dan lelaki asing di toilet. Seberapa bernafsunya wanita itu–Andre sangat tahu, karena dia pernah terjebak dengannya. Dan dia tak ingin lagi terjebak dengan kakak iparnya itu, atau dia tak akan bisa memiliki Linda Hall.
"Untuk sementara waktu, kau dilarang menemuinya."
Andre tetap diam. Dia menatap kompres es yang tergeletak di meja, tepat di hadapan Nyonya Smith. Melihat tangan wanita itu tak jauh dari kompres itu, dia kembali teringat saat merekam perbuatan kakak iparnya. Tangan itu begitu liar menjelajahi tubuh lelaki asing itu.
"Aku hanya berusaha agar ijinmu tidak dicabut, jadi sebaiknya kau menjaga tingkah lakumu pada pasien-pasienmu."
"Aku hanya mengingatkan jadwal terapinya."
Nyonya Smith mengembang senyum sinis. "Itu tugas asistenmu,, aku membayarnya untuk melakukan tugas itu. Kau tidak perlu memberitahu langsung pasienmu, apalagi sampai datang ke apartemennya–di malam hari. Sedemikian pentingkah?"
Andre mendengus. Andai saja semalam dia tidak memergoki Nyonya Smith menggila di toilet, dia tidak akan mendatangi apartemen Linda. Hasrat yang sudah tertahan selama ini untuk Linda, menjadi meledak-ledak karenanya.
"Kau masih ingat perjanjian kita, kan Andre?"
Andre melirik Nyonya Smith sekilas. "Aku tidak pernah lupa."
Nyonya Smith menarik napas lega, meski kalimat Andre barusan terdengar sinis. "Baguslah kalau begitu. Kau membuat semua urusan ini menjadi beres."
"Aku akan mengganti uang jaminanmu."
Andre berdiri dari kursi.
"Tidak perlu repot-repot Andre, itu sudah tugasku sebagai calon istrimu sah-mu. Jadi, aku harap kau menjaga nama baik Smith di Kepolisian. Aku sudah meminta Detektif Scope, untuk sementara, sesi terapi Linda Hall akan dihentikan."