Chereads / WHO IS MY MAN / Chapter 17 - 17- You Fuck Her?

Chapter 17 - 17- You Fuck Her?

"Kau tidak bisa melakukan itu!" seru Andre. Dia menatap Nyonya Smith dengan mata melebar. Membuat kakak iparnya itu menyadari, bahwa Andre telah terikat dengan wanita bernama Linda. Yang sampai sekarang, dia belum melihat seberapa cantik dan menariknya wanita itu hingga Andre sanggup berpaling darinya.

Nyonya Smith sangat yakin, Andre tidak bisa melupakan malam yang mereka lalui bersama. Dia tak pernah menyesal suaminya mati terkejut gara-gara memergoki mereka berdua. Mempunyai suami penyakitan benar-benar menyiksa dirinya. Hanya demi nama baik–dia bertahan bertahun-tahun tanpa sentuhan suaminya.

Sebelum kemunculan Andre, dia hanya bisa melampiaskan nafsunya pada mahasiswa yang memohon kelulusan mata kuliahnya. Ancaman tidak lulus cukup ampuh untuk membungkam mereka dan menjadikannya tetap sebagai dosen terhormat.

Nyonya Smith menyadari bahwa dia adalah wanita bejat. Tapi, dia merasa masih berhak memiliki Andre–yang sudah membuatnya jatuh hati sejak malam pertama mereka. Andre jauh lebih baik dari para mahasiswa yang tidur dengannya. Dia lelaki dewasa yang tahu bagaimana cara memperlakukan wanita dengan elegan.

"Kenapa?" tanya Nyonya Smith berusaha tetap tenang. "Apa kalian berdua memang menjalin hubungan selama ini?"

Andre membuang muka, dan menendang kaki kursi. Dia tidak ingin wanita di hadapannya ini mengetahui apapun hubungannya dengan Linda–meski dia sudah terlanjur melakukannya di depan asistennya sendiri. Sudah pasti, Nyonya Smith akan mengetahui hal itu, cepat atau lambat. Dan dengan kekuasaannya, dia tinggal membayar kepolisian untuk tidak lagi menemui Linda–seperti yang sudah dikatakannya barusan.

"You fuck her?" tuduh Nyonya Smith.

Andre sontak menoleh dan berjalan cepat menuju Nyonya Smith. Tanpa disadarinya, tangannya sudah mencengkeram leher kakak iparnya itu. Bagaimana mungkin Nyonya Smith menuduhnya dengan mudah, sedangkan dia sendiri sudah melakukannya dengan orang lain? Wanita ini benar-benar gila!

"Kau …" desis Andre marah. Nyonya Smith bergeming menatapnya, meski wajahnya mulai memerah karena tak bisa bernapas. Kelebatan adegan di toilet itu kembali menjelas di pelupuk mata Andre. Dia sama sekali tidak cemburu–karena tak pernah ada rasa cinta pada wanita ini. Yang ada hanya nafsu sesaat yang kemudian disesalkan–karena telah membuat satu-satunya kakak yang dimilikinya tiada.

Tiba-tiba ponsel Andre di saku celananya berdering. Menyadarkannya bahwa dia tak seharusnya membunuh Nyonya Smith dengan cekikan di lehernya. Andre mundur beberapa langkah hingga cekikannya terlepas dan membuat Nyonya Smith terbatuk-batuk sembari memegangi lehernya.

"Jangan pernah menuduhku seperti itu!" bentak Andre marah, lalu berbalik meninggalkan kakak iparnya sembari mengeluarkan ponsel dari saku celananya.

Nyonya Smith menatap punggung Andre hingga menghilang, dan sesaat kemudian terdengar pintu depan dibanting. Senyum kemenangan terukir di wajahnya. Sembari menuju jendela dapur dan membukanya, dia semakin yakin bahwa Andre tak akan bisa meninggalkannya begitu saja.

"Kau milikku Andre," gumamnya senang. Andre mudah terpancing emosi, tinggal menunggu kesempatan dengan sentuhan, maka lelaki itu kembali akan berhasil ditaklukkannya. Sepertinya dia tak perlu menunggu terlalu lama untuk menanti pernikahan mereka diresmikan–setelah urusan warisan selesai.

Mereka tinggal serumah, tidak ada yang lebih mudah selain tinggal membuka pintu kamarnya. Apalagi, Andre dalam kondisi galau–karena dia tak bisa lagi menemui Linda Hall.

*

"Tuan Andre, anda di mana?"

Andre menelan ludah. Erin menelponnya di saat yang tidak tepat. Dia mematikan kembali sambungan telepon dan kembali masuk ke dalam mobil. Badannya terasa gatal karena belum mandi sejak pagi, dan hari ini matahari terasa begitu menyengat. Namun dia tak mungkin kembali masuk ke dalam rumah, apalagi melihat wajah Nyonya Smith yang tanpa merasa berdosa.

"Kau sendiri yang tidur dengan lelaki itu!" maki Andre dalam hati, sembari memukul dan menendang mobilnya.

Tiba-tiba dia teringat rekaman video Nyonya Smith. Dan sebuah berkas kosong berlogo Universitas tempat Nyonya Smith menjadi dosen. Dan ada nama Brandon di cover berkas itu.

"Apa lelaki itu mahasiswanya?"

Andre masuk ke dalam mobil dan membuka video rekamannya. Berusaha mengamati lelaki berambut sebahu yang sedang diamuk nafsu dengan Nyonya Smith.

"Dia masih sangat muda, aku yakin pasti mahasiswanya."

Andre memutar video itu berkali-kali, dan hal itu membuat nafsunya bangkit. Dia melirik ke arah pintu yang terbuka. Dia sangat bisa melakukan hal yang sama dengan Nyonya Smith, sebagaimana mereka pernah melakukannya. Dia bisa melihat, wanita itu sangat menginginkan dirinya. Tinggal kembali saja ke dalam rumah dan melampiaskan semuanya seperti dalam video ini, maka wanita itu tak akan mengganggunya lagi. Tak peduli dia masih menemui Linda Hall, asalkan di rumah ini selalu tidur di sampingnya–maka Andre bisa bebas ke mana saja.

Andre hendak membuka kembali pintu mobil. Tangannya terasa gemetar karena nafsu yang berusaha ditahan. Namun keraguan menyergapnya. Dia tidak akan mengkhianati Linda Hall. Wanita itu sudah melaporkannya ke polisi, karena perkelahian di depan kamar apartemennya. Bila saja Peter tidak datang, mereka pasti sudah melalui malam yang indah bersama.

Andre yakin, Linda juga mencintainya meski masih diliputi keraguan dengan ingatannya. Andre hanya perlu menggiringnya perlahan, maka Linda akan menjadi miliknya. Seutuhnya dan selamanya.

"Aku tidak boleh tinggal di rumah ini," batin Andre, lalu melempar ponsel ke kursi di sebelahnya. "Atau wanita itu akan menjebakku lagi. Aku akan menggunakan video ini, suatu waktu nanti. Bila dia tak bisa kukendalikan. Bagaimanapun juga, warisan kakakku seharusnya adalah untukku, bukan wanita bejat seperti dia."

Andre melajukan mobilnya, meski sempat melihat Nyonya Smith berdiri di ambang pintu. Dia tidak tahu harus ke mana, mungkin tinggal di kantornya untuk sementara waktu. Dan akan kembali ke rumah bila Nyonya Smith berangkat bekerja. Sebisa mungkin dia harus menghindari bertemu langsung dengan wanita itu–meski dia belum sempat berterima kasih padanya karena telah mengeluarkannya dari tahanan.

Ponselnya berdering lagi. Erin rupanya memaksa menelpon–membuat ponselnya berdering tanpa henti.

"Sepertinya sangat penting," batin Andre. Kalau tidak, tidak mungkin Erin menganggunya dengan dering telpon.

"Ada apa?" tanya Andre gusar sesaat setelah menekan tombol untuk menerima panggilan.

"Anda ada di mana, Tuan?" Suara Erin terdengar panik di seberang sana. Pasti wanita itu sedang mengalami musibah yang membutuhkan bantuannya. Maklum suaminya adalah polisi yang tidak mudah meninggalkan tugas saat bekerja. Kadang untuk menjemput putranya, Erin memohon bantuannya bila mobilnya tiba-tiba mogok.

"Kenapa memangnya?"

"Anda tidak mendengar kabar Linda Hall?"

Andre terdiam. Pasti Erin sudah mendengar perihal dirinya yang ditangkap polisi. Berita cepat menyebar, meski Nyonya Smith sudah meminta Detektif Scope merahasiakannya.

"Tidak!" sahut Andre gusar. Dia harus mematuhi aturan yang diberlakukan padanya, untuk tidak menemui pasien istimewanya–sementara waktu. Jadi, anggap saja tidak pernah mengetahui apapun tentang Linda Hall, atau Detektif Scope akan memborgolnya lagi. "Dengar, aku sedang menyetir, Erin. Saat terapi saja aku tidak ingin kau menggangguku, apalagi saat menyetir. Jadi …"

"Dia dilarikan ke Rumah Sakit!"

"Apa????"