Dengan tatapan nan tajam dan ujung hidung yang memerah, Theo turun dari mobilnya. Dia sampai di gedung tempatnya bekerja.
Tanpa banyak basa basi, Theo berjalan cepat ke dalam kantor. Beberapa sapaan akrab terdengar menyapa gendang telinga Theo, tapi pria itu memilih untuk tidak menggubris satu pun sapaan dari orang orang di sana.
Langkahnya yang terkesan terdesak membawa pria yang berkaki jenjang itu sampai di ruangan tim dua, beberapa rekan yang masih bekerja menoleh ke arahnya karena kedatangan Theo yang tak terduga membuat mereka agak tak menyangka kalau Theo akan datang setelah meminta izin untuk pulang bekerja lebih awal.
Tanpa banyak basa basi atau sekedar menyapa rekan yang sibuk memperhatikan dirinya, Theo menuju mejanya. Merogoh kunci yang selalu dia simpan di sakunya, lantas membuka laci kecil di meja kerjanya.
Theo sedikit menggeserkan berkas berkas penting yang menutupi sesuatu yang ingin dia ambil.
Terlihat plastik putih yang di dalamnya terdapat barang Luna.