"Sampai kapan kamu akan tetap di sini?"
Michella mulai muak terus duduk di ruang tengah villa.
"Sampai waktu saya hanya habis untukmu, bukankah begini yang kamu inginkan?" balas Evans cepat.
Iya benar jika Michella ingin menghabiskan waktu dengan Evans, tapi. Bukan seperti ini mengabiskan waktu yang Michella maksud.
"Tapi––"
Brak!
Suara pintu yang dibuka dengan kasar mengangetkan dua orang di lantai dasar, Michella mendongak ke atas melihat pria yang menyebalkan baginya mendadak keluar dengan wajah panik.
Sedangkan Evans masih santai, duduk di tempatnya yang sama hanya perlu sedikit melirik ke atas dia bisa melihat bagaimana Ekal turun tergesa meninggalkan Luna yang tampak bodoh berdiri di ambang pintu.
Tangan Evans terkepal kuat melihat bagaimana Luna diabaikan seperti itu, dan sesaat setelah Ekal sampai di lantai dasar.
Evans ikut bangkit, dia berjalan cepat menghalangi jalannya Ekal. Kontan saja itu membuat Ekal berhenti dengan rahangnya yang mengeras.