Kedatangan Kyo di kediaman Kei menjadi buah bibir para pelayan di sana. Apalagi melihat pria tampan itu menggendong seorang gadis belia dengan seragam sekolah yang masih melekat di tubuhnya.
Kyo dengan wajah datar, tidak menatap sedikitpun para pelayan yang menyalaminya. Kedua manik elangnya menatap fokus, lurus ke depan. Langkahnya yang lebar dan mantap membuat hati para pelayan wanita berdebar-debar. Seperti seorang pangeran yang baru saja pulang dari berburu di hutan liar.
Pria itu meminta para pelayan untuk mengganti pakaian Ayaka dan membuatkan makanan manis, juga minuman hangat pada gadis itu. Dia sendiri akan langsung pulang setelah ini.
'Hati sedingin itu, bagaimana bisa menerima seorang gadis tak bersalah seperti dia. Gadis ini, malang sekali nasibnya,' gumam Kyo dalam hati.
Pria dengan visual yang sangat mirip dengan kembarannya— Ryo, tetapi tidak dengan kepribadian mereka. Hal itu karena mereka diasuh dengan orang yang berbeda. Kyo bertahun-tahun hidup bersama kakaknya— Kei dan keluarga ibunya. Sedangkan, Ryo hidup bersama dengan ayah dan ibu kandungnya.
Keluarga mereka mengalami broken home dan perceraian setelah Nakamura Maruko, ayah mereka ketahuan berselingkuh dengan wanita lain di luar marga Hashimoto dan melahirkan dua putra kembar yakni Kyo dan Ryo.
Sedangkan Kei, dia adalah anak pertama dari pernikahan Maruko bersama istri pertamanya yang bernama Hashimoto Nami. Namun, Nami memutuskan untuk bercerai dengan Maruko karena insiden traumatis itu.
Kenapa Kyo dan Ryo harus dipisah hak asuhnya?
Hal itu karena Kyo selalu sakit saat dirawat oleh ibunya sendiri, Inoue Sayaka. Karena itulah, Kyo dirawat oleh Nami dengan syarat anak itu tidak boleh bertemu dengan keluarganya sendiri, yakni Sayaka dan Ryo.
Kyo yang berbeda ibu dengan Kei, tentu saja memiliki karakter yang berbeda pula. Pola asuh yang berbeda juga membuatnya membentuk karakter yang arogan. Tetapi, untungnya dia tidak pernah sekali pun mengusik Kei.
Umur mereka yang terpaut jauh membuat Kyo tidak ingin mencari masalah dengan anak kesayangan keluarga itu. Tetapi, setelah mendengar bahwa Kei harus segera menikah, dirinya mulai merasa senang.
Kapan lagi melihat kehidupan seorang Nakamura Kei terusik?
Kyo mendapat pesan dari Kei. Wajahnya berubah, senyum di sudut bibirnya menandakan bahwa dirinya sedang merencanakan sesuatu khusus untuk pria itu.
Menutup dan menaruh asal ponselnya di meja, dirinya buru-buru menyeruput kopi buatan pelayan cantik yang sejak tadi berdiri di sampingnya. "Pelayan Mai, apa kau bisa mengecek apakah gadis itu telah selesai ganti?"
Pelayan itu pun mengangguk sopan dan berjalan pergi menuju kamar Kei dengan perasaan super bahagia karena bisa berhadapan bahkan berdekatan langsung dengan salah satu putra Nakamura yang sangat tampan itu.
Ia pun kembali lagi ke tempat di mana Kyo sedang asyik bermain game online. "Sudah, Nakamura-sama!"
Sudut bibir pria itu sedikit terangkat. "Maukah kau merahasiakan sesuatu?" tanyanya menggoda.
Gugup, Takeda Mai berhenti bernafas saat Kyo mendekatkan wajahnya tepat di depan mata pelayan itu. Melihat senyum mematikan pria itu, Mai tidak kuat lagi dan hanya bisa mengangguk pasrah. "Berjanjilah padaku, untuk merahasiakan tindakan nekatku masuk ke kamar, dari Kei!"
Hati Mai bergemuruh menahan kesal saat Kyo akan masuk ke dalam kamar yang di sana terdapat seorang gadis muda yang sedang berbaring lemah. "Apa yang akan anda lakukan, Nakamura-sama?"
"Rahasia!" Kyo mengedipkan matanya.
Mai yang tidak mampu menahan diri akan pesona Kyo yang sangat besar baginya, tertunduk malu. Dirinya belum pernah mendapatkan perlakuan manis seperti ini dari ketiga pangeran Nakamura itu. Sama sekali belum pernah.
Dan sekarang, entah dia harus bersyukur atau kesal, karena kedatangan Ayaka-lah yang membuat Mai bisa berduaan dengan Kyo meskipun hanya sebentar. "B— baiklah, Nakamura-sama. Saya akan menjaga rahasia anda!" ucapnya lolos begitu saja.
Bodoh sekali!
Satu detik setelah Mai mengatakan hal itu, Kyo langsung menjauhkan wajahnya dan bersikap normal seperti tidak pernah terjadi apa-apa. Dia pun akhirnya bisa merasakan perasaan kesalnya setelah sejak tadi menghilang akibat tertutup oleh awan pesona Kyo yang sangat indah.
Masuk secara perlahan, Kyo tersenyum smirk setelah berhasil menutup dan mengunci pintu kamar Kei. "Ini adalah pertama kalinya aku masuk ke dalam kamar pria itu, Ayaka ... kehadiranmu semoga mengubah sesuatu menjadi lebih menarik!" ujarnya bermonolog.
Berjalan dengan langkah lebar-tanpa suara, akhirnya Kyo sudah berada di depan Ayaka yang tertidur pulas dengan piyama tidur berwarna putih-tipis. Bahkan dalaman gadis itu tercetak jelas di matanya. "32B, lumayan juga!" ucapnya memastikan ukuran dada Ayaka dengan menatap kedua telapak tangannya.
Ia pun mengambil ponselnya dan mulai mengambil gambar Ayaka untuk disimpan secara pribadi. Lalu, menyimpan dan menamai foto itu 'HA'. "Sepertinya, aku butuh foto yang lebih berani untuk memanas-manasi pria suram itu!"
Kyo tanpa ragu mendekati Ayaka dan menaiki tanpa menindihnya. Pria itu mulai menurukan wajahnya mendekati bibir Ayaka yang berwarna pink muda dan sehat.
Kedua tangannya berada di sisi kiri dan kanan kepala Ayaka dan salah satunya memberanikan diri untuk membelai pelan rambut Ayaka yang sangat halus seperti boneka Barbie.
"Bertingkah mesum pada calon istri kakak kandung sendiri, kau memang bajingan, Kyo!" gumamnya pelan.
Ckrik.
"Apa aku boleh mencurinya?" Tatapan Kyo mulai menggelap. Dirinya memang tertarik dengan Ayaka sejak pertemuan pertama mereka di ayunan. Itulah pertama kalinya dia mencium wangi rambut seorang gadis dengan hasrat sebagai pria.
Dia memiringkan wajahnya dan bersiap untuk mengambil ciuman pertama Ayaka. Dan ...
"AAAHHKK!!!" teriak Ayaka melengking hingga membuat Kyo tersentak ke belakang. "Apa yang kau lakukan!" bentak Ayaka duduk beringsut dan menutupi tubuhnya dengan bantal dan selimutnya.
Saat ini Ayaka terihat sangat imut dengan seluruh tubuh yang tertutupi selimut menyisakan kepalanya saja. "Sudah bangun rupanya?"
"Kyo-san?"
"-san?" kesal Kyo mendengarnya. "Panggil aku dengan benar!" bentaknya tidak suka.
"Kyo-kun!"
Kyo terdiam untuk beberapa saat memandangi wajah Ayaka yang super imut itu. Mata indah itu melotot tajam dan bergerak agresif membuatnya semakin mirip dengan boneka. Imut dan manis sekali.
"Tenang saja, aku tidak menyentuhnya!" timpal Kyo dengan santainya. Ia tersenyum miring sambil mengarahkan ponselnya ke tubuh Ayaka, dan ... Ckrik! Dirinya mengambil gambar Ayaka lagi.
"Jangan seenaknya mengambil gambar, apa anda sudah gila. Kenapa anda sangat tidak sopan!" bentak Ayaka masih dengan bahasa yang sopan.
Kyo menghampiri Ayaka yang bergerak panik. Mungkin dirinya sedang memikirkan pikiran yang sangat buruk, pikir Kyo. Dia pun menahan tubuh Ayaka dengan menaruh tangan kanannya ke sisi kanan tempat Ayaka bersandar.
Gadis itu pun tidak bisa lagi menggeser tubuhnya. Di depannya, Kyo tengah mengamati wajah cemas Ayaka yang menurutnya sangat lucu. "Mau ke mana?"
To be continued...