"Konferensi pers tiba-tiba saja dilakukan oleh pihak Kinara Dewi Pradipta, selaku CEO dan calon pewaris atas Diamond Palace Real Astate. Yang mana konferensi tersebut dihadiri oleh Kresna Fusena Cakrawangsa, selaku pengacara utama dari Kinara. Kabar mengejutkan mengenai alasan di balik adanya gugatan cerai yang dilayangkan oleh Kinara Dewi Pradipta pada Abimana Erlangga, selaku suaminya akhirnya diungkapkan pada sesi konferensi tersebut. Pernikahan yang sudah terjalin selama satu tahun terancam bubar karena sebuah perselingkuhan yang dilakukan oleh sang suami …."
Suara seorang presenter gosip terdengar memenuhi segala penjuru kamar hotel itu. Konferensi pers yang dilakukan oleh Kresna sebagai pengacara pribadi Kinara akhirnya menjadi pemberitaan yang besar. Tak hanya beberapa infotainment, bahkan berita nasional pun turut menyuarakan. Bagaimana tidak, imbas dari perceraian Kinara dan Abimana yang sama-sama berasal dari golongan orang kaya tentu saja tidak main-main. Merger dan segala kerja sama di antara keduanya sebagai partner bisnis pastinya akan terpengaruhi.
Apalagi, Kresna sempat mengucapkan statement jika setelah resmi bercerai, segala kerja sama antara Kinara dan Abimana akan diakhiri. Hal itu sudah tercantum di dalam perjanjian pra-nikah satu tahun yang lalu. Hanya saja, untuk salah satu aset yang baru saja meningkatkan omset setiap bulannya justru masih menjadi perebutan antara kedua CEO itu. Pihak Kinara tidak akan mundur! Mereka mengklaim jika telah memberikan kontribusi yang lebih besar. Aset itu akan menjadi daya tarik para investor dan pembeli saham.
Meski beberapa pemberitaan justru dilebih-lebihkan, nyatanya tidak membuat Kinara mundur dari rencana awalnya. Ia yang sudah menginap di salah satu hotel milik perusahaannya sendiri justru merasa terkesan dengan adanya drama-drama buatan sang pemilik stasiun televisi tersebut. Respons yang ditunjukkan publik pun tentu saja pro dan kontra. Ada yang mendukung Kinara untuk mengungkapkan aib suaminya dan harus memberikan balasan setimpal. Namun, ada pula yang menghujat Kinara yang mereka nilai sangat berlebihan.
Kinara tersenyum lalu bergegas untuk meraih cangkir berisi kopi hitam pekat. Rasa asam pahit langsung melebur di lidahnya, ketika ia meneguk satu kali. Sementara matanya justru masih asyik menatap pemberitaan yang berlangsung di salah satu stasiun televisi. Tampaknya usahanya untuk menghancurkan Abimana sudah semakin jelas. Pihak kontra tidak akan Kinara pedulikan, karena secara presentasi, tentu saja pihak pro jauh lebih tinggi. Katanya di dunia ini kaum wanita berjumlah lebih banyak, itu artinya pendukung Kinara juga jauh lebih besar dibanding Abimana.
Kinara memang bukan orang yang menyukai empati dari orang lain. Namun, dalam kasus ini, ia akan mencoba menerima rasa iba dari mereka. Semua demi ambisinya untuk membalas perbuatan Abimana. Menjadi salah satu orang yang paling menyedihkan rasanya pun tidak apa-apa. Perselingkuhan dan sifat buruk milik Abimana telah sukses menggempur seluruh kebahagiaan yang nyaris Kinara dapatkan. Dan oleh sebab itu, ia harus melakukan sesuatu demi menuntut keadilan, bahkan mungkin ia akan merampas semua keadilan itu agar Abimana tidak mendapatkan sisanya sama sekali.
"Bagus … namamu akan memburuk. Begitu pun dengan perusahaanmu, Abimana. Aku sudah berusaha menjadi istri yang baik selama satu tahun ini di sela-sela kesibukanku yang padat. Aku pun selalu berusaha untuk pulang tepat waktu. Aku selalu bersabar ketika kau justru yang mengingkari setiap janji. Aku selalu memosisikan diriku sebagai seorang istri, terlepas dari jabatan tinggiku. Alasan sibuk dan senyum yang selalu kau tunjukkan itu nyatanya hanyalah kepalsuan belaka. Kau tersenyum untuk menutupi semua kecurangan yang telah kau lakukan, sementara kesibukan itu ternyata adalah waktu di mana kau sibuk bercumbu dengan wanita selain aku. Sementara aku berjuang untuk memiliki keturunan dan bertindak layaknya permaisurimu yang bijak dan bahagia," ucap Kinara.
Satu tahun tak ada artinya lagi bagi Kinara yang selalu berusaha menjadi istri yang baik, di samping kesibukannya sebagai seorang pimpinan perusahaan milik ayahnya. Bahkan setelah rencana merger berhasil dilakukan, ia berencana untuk menyerahkan jabatan pada Abimana dan benar-benar akan berfokus pada rumah tangga. Lalu memiliki anak dan menjadi ibu. Selama satu tahun itu pun, ia sudah membicarakan kesibukannya pada Abimana yang akan ia lewati sampai merger terjadi.
"Abi, sepertinya aku akan banyak agenda penting selama beberapa hari ini. Rasanya tahun ini pun aku belum bisa berada di rumah di waktu-waktu yang pasti. Apa kau keberatan soal itu? Kita kan baru menikah," ucap Kinara pada sedang merebahkan diri bersama Abimana. Tepat ketika pernikahannya dengan Abimana baru menginjak usia tiga bulan. Di mana ia pun baru kembali dari berbulan madu di Jerman.
"Tidak masalah, aku juga sangat sibuk. Dan lagi, tampaknya kau masih berambisi soal perusahaanmu. Sepanjang perjalanan bulan madu kita, kau banyak membicarakan soal konsep pembangunan. Kau tertarik dengan konsep Eropa, bukan?" balas Abimana pada saat itu.
"Mm." Kinara menganggukkan kepala. "Aku merasa tidak ada hotel yang memiliki konsep Eropa klasik dan itu menjadi peluang usaha yang bagus. Mungkin kita bisa mendiskusikannya, setelah merger terjadi."
"Ya. Tentu saja, Kinara."
"Setelah merger terjadi mungkin kesibukanku akan lebih menipis. Sayangnya, masih butuh proses yang panjang untuk merealisasikannya. Kau tahu banyak orang yang terlibat di dalam perusahaan kita. Meski begitu, aku berjanji aku akan berusaha menjadi istri yang baik."
"Aku selalu mendukungmu, Kinara."
Kinara ingat, Abimana sempat menggenggam jemarinya dan bahkan memberikan usapan yang hangat. Dan tak berselang lama, pria itu memeluknya dengan erat, lalu memintanya untuk terlelap.
Entah kapan awal perubahan terjadi di dalam pernikahan yang mereka arungi. Namun, lambat-laun pertemuan antara Kinara dan Abimana pun kian menipis. Alasan sibuk selalu menjadi topik hangat. Padahal Kinara sudah berusaha untuk selalu ada. Bodohnya, ia yang terlalu percaya. Bahkan tak segan untuk memeriksakan diri di dokter kandungan kepercayaan untuk memastikan bahwa rahimnya baik-baik saja, demi menjaga kesempatan untuk memberikan penerus selanjutnya.
Kinara sempat menilai betapa bekerja kerasnya Abimana. Pria itu sangat bertanggung jawab, tak mengenal lelah, dan juga pantang menyerah. Kinara baik-baik saja, meskipun hubungan malam menjadi semakin jarang. Ia cukup mengerti betapa lelahnya sang suami, meskipun dirinya pun tak kalah letih. Pada saat itu, Kinara masih menganggap jika salah satu pihak sudah tidak lagi bekerja, mungkin rumah tangga akan menjadi lebih baik.
Maka tak masalah, jika bersabar satu tahun lagi sampai urusan merger benar-benar disetujui oleh banyak pihak yang terlibat. Setelah itu, Kinara akan menepati janji untuk menjadi ibu rumah tangga saja dan memulai program kehamilan yang mungkin Abimana bisa menyetujuinya. Sayangnya, sebelum impian Kinara menjadi realita, bahtera rumah tangganya bersama Abimana justru rusak parah, dan akan benar-benar runtuh ketika perceraian sudah diputuskan.
"Kapan sebenarnya celah itu muncul dan sampai tidak terlihat olehku …?" gumam Kinara yang lantas menggertakkan gigi.
***
Di sisi lain, Abimana mendapatkan serangan fatal yang sudah sulit untuk ia hindari. Kedua tangannya mengepal geram, tubuhnya pun meluruh lemah di atas lantai dingin kamar di rumah itu, matanya memerah dan sayu, seakan tidak ada lagi harapan hidup yang panjang. Abimana seolah dihancurkan oleh keadaan yang mendadak menghantamnya tanpa rasa iba yang tersisa. Kabar perselingkuhan mengenai dirinya kini menjadi berita utama setiap acara di layar kaca.
Oh … bagaimana bisa Kinara bertindak gegabah dan kekanak-kanakan seperti itu? Mengapa Kinara justru mengungkapkan aib rumah tangga yang hanya akan membuat namanya dan Abimana menjadi lebih buruk? Dan lagi, bagaimana Abimana akan menghadapi ayahnya di keesokan hari? Namanya sedang dipertaruhkan saat ini. Jika ia gagal menahan gerai perhiasan, maka hak waris perusahaan untuknya pun dibatalkan. Namun, sekarang? Kinara justru memberikan serangan susulan yang sulit Abimana prediksi. Padahal, demi menjaga nama baik, ia sampai meminta agar Bianca bertahan di Bali.
"Wanita itu … monster … munafik! Bagaimana aku bisa berakhir menikah dengan wanita serumit Kinara? Bagaimana aku akan menghadapi ayahku besok, Kinara?! Bagaimana aku bisa mempertahankan hak warisku, Wanita Serakah?!" geram Abimana, sementara bibirnya gemetar. "Kau … apakah kau ... ingin menantangku, Kinara, istriku tersayang …?"
***