Setibanya di halaman rumah, Farel melihat mobil Surya terparkir.
Kening Farel mengkerut. "Tumben jam segini udah pulang? Biasanya kan malam," gumam Farel seraya melangkah masuk ke dalam rumah.
"Dari mana kamu?" tanya Surya bernada ketus.
Farel mendongak mendengar suara Surya.
Di sudut sofa ada Dila sedang tertunduk dengan mata sembab. Farel sudah menduga pasti wanita itu mengadu. Sementara Alan duduk di samping sang ibu sambil mengusap bahunya. Anak dan ibu sama saja, pikir Farel.
"Dari rumah Didi," jawab Farel datar.
"Terus kenapa muka kamu babak belur sepeti itu? Berantem kamu?" tanyanya beranak-pinak.
"Langsung to the poin aja deh, Pah!" Farel yakin sebetulnya sang ayah sudah mengetahui perkelahian anatara ia dan Alan.
"Kamu berantem sama Alan betul?" Surya bertanya, sebab saat ia pulang pun Alan juga babak belur. Bukan hanya itu saja, Dila juga sedang menangis. Ketika Surya bertanya pada Alan dan Dila, dari mereka tidak ada yang mau menjawab.