Melody duduk di taman yang tak cukup ramai. Ia mengayunkan kakinya di kursi panjang dekat dengan bunga-bunga taman yang sedang kuncup.
Kepalanya mulai mendongak ke atas, melihat langit yang dipenuhi taburan bintang-bintang kemilau.
Melody tersenyum kecil kala melihat bulan bersinar terang.
"Malam ini kamu ngga sendiri lagi, banyak bintang yang menemani malammu," racau Melody kepada sang Dewi Malam.
"Andai aku jadi bulan--"
"Maka gue akan jadi langitnya," sela Nadeo yang tiba-tiba duduk di sebelah Melody. Gadis itu terlonjak kaget dan langsung mendelik.
"Lo akan selalu melekat pada langit apa pun kondisinya," imbuh Nadeo sembari menatap Melody lekat-lekat.
Melody masih belum beranjak dari tatapan mata Nadeo. Entah kenapa ia juga terhanyut dalam pandangannya, seolah jiwanya ikut bergetar kala netra Nadeo berserobok dengan netranya.
Melody segera bergeleng untuk menyadarkan dirinya. Ia segera melihat ke depan lagi. Tiba-tiba dadanya berdebar hebat.