"Arghhhh!" Nadeo berteriak keras dan segera pergi keliatan saat melihat bercak darah di cermin yang menuliskan nama dirinya.
"Nadeo! Ada apa?" Pak Marko menghampiri Nadeo yang tampak berlari ketakutan seperti baru melihat setan.
"Itu Pak di kamar mandi ada darah." Nadeo menjawab dengan napas tak beraturan.
"Jangan ngarang kamu!" Tentu saja Pak Marko tidak percaya.
"Kalau bapak gak percaya lihat aja sendiri, " kata Nadeo. Kemudian pria itu segera pergi dari sana. Nadeo masih syok karena baru kali ini merasa dirinya diteror.
***
"Nadeo, lo halu kali," sambar Alvian setelah mendengar cerita dari Nadeo yang terdengar tidak masuk enakan sebab ini bukan dunia novel.
"Ngga-ngga. Gue sadar, sadar banget malah." Nadeo berusaha meyakinkan ke empat teman-temannya agar percaya dengan apa yang baru saja ia katakan mengenai bercak darah yang menulis nama dirinya di cermin kamar mandi.
Semua orang tampak memandang ke arah Nadeo.
"Jangan-jangan yang neror lo itu arwah–"