Seorang gadis keluar dari ruang kepala sekolah membawa surat pengunduran dirinya dari Guaradana. Semua orang menyaksikan gadis itu dengan tatapan sinis seolah mengintimidasi.
Anna menyela air matanya, menahan kesedihan yang begitu mencekik. Ia terpaksa harus keluar dari sekolah yang dulu didapatkannya secara mati-matian. Ia berharap setelah keluar dari sekolah nomor satu ini bisa menjadikan sekolah itu kembali seperti biasanya. Semoga tidak ada kenangan buruk saat ia meninggalkan semuanya.
Dengan lapang dada Anna meninggalkan almamater kebanggaannya di loker miliknya. Tak hanya itu, Anna juga meletakan sepucuk surat untuk Laudia yang nanti mencarinya. Anna benar-benar harus pergi. Tak hanya anak-anak Guaradana saja yang terpukul atas kematian Satria dan kabar koma mengenai Juna. Anna pun tersiksa, bahkan batinnya beberapakali berteriak bila jika bisa memilih ialah yang harusnya di posisi kedua pria itu.