Musim-musim rindu tiba saat wanitanya meminjam pergi memang benar adanya
Mencoba bersepakat dengan sengat maut tidak akan selesai. Masih ada hari esok lalu dia mengusap benaknya lagi. Kepalanya ditindih bangkai kenangan tiada henti, mencari arti tanpa jasad yang pasti
Ini soal luka yang dilantik nestapa, dirinya tersiksa, pelakunya tak merasa berdosa
Matanya mengatup terpaksa seperti dicekik gulita
Harusnya memang Dewa berhatihati-hati dengan rindu
jika saja menggodanya lagi
Siap-siap dicabik bisu
Tidak ada manusia yang merasa sakit seperti dulu sebelum kala.
Pria itu bangkit, malam ini matanya benar-benar susah untuk terpejam. Dan di halaman selanjutnya cangkir kenangan masih lalu lalang bersama niat untuk melupakannya
Di antara tulang rusuknya ada segumpal cerita purba barangkali membuat sadar melepaskan hal tentangnya bisa mengingat dirinya sendiri
Dewa mengembuskan napas lelah ia sadar ia hanyalah manusia yang punya masa kadaluarsa.