Chereads / BALAS DENDAM MANTAN ISTRI / Chapter 10 - Mantan Suami Mencari Sekar.

Chapter 10 - Mantan Suami Mencari Sekar.

Setelah ke pindahan Sekar ke daerah Jawa Timur, siapapun tidak ada yang tahu, hanya Papanya saja, mereka, terutama Sekar merasa bahagia karena jauh dari neraka dunia yaitu mantan suaminya Martin. Dan pagi itu Papanya mengatakan mau pulang ke Jakarta, karena mamanya Sekar sedang kambuh penyakitnya, dan Sekar mengizinkan Papanya pulang ke Jakarta. Pagi itu seperti biasa, Sekar melakukan tugas rutin pekerjaan rumah tangga meringankan pekerjaan si mbok, itu dilakukan sebelum berangkat ke kantor, setelah semuanya siap Sekar berangkat ke kantor dengan mengendarai mobil pribadi yang Sekar bawa dari Jakarta. Setelah sampai kantor, Sekar disibukkan oleh pekerjaan yang menumpuk, itu merupakan tugas rutin untuk melupakan semua kesedihan. Jam kantor telah usai dan Sekar bersiap hendak pulang, tetapi tiba-tiba tanpa Sekar duga sama sekali Martin muncul di kantor dengan wajah dan senyum yang kurang sopan padanya, Sekar tetap tenang karena Sekar harus menjaga image dihadapan anak buahnya. Dan kemudian Martin berkata, "Hai Sekar, rupanya kamu pindah ke daerah ini, dan kenapa aku tidak diberitahu." Kemudian Sekar menjawab, "Sekarang, aku tanya sama kamu, ada hubungan apa kita ?, kita sudah tidak punya hubungan apa-apa lagi." Dan Matin menjawab, "Ada, anakku, Chandra." "Chandra, dulu kamu tidak peduli, sekarang anak itu sudah besar dan kamu aku dia anakmu, kemarin kamu kemana saja," ujar Sekar. Dan kemudian Matin terdiam, Sekar lalu bergegas menuju tempat parkir, tetapi security kantor datang dengan mobilnya dia langsung turun dan mempersilahkan Sekar masuk kedalam mobil, Ketika Sekar hendak keluar dari lokasi parkir kantor si Martin menghadangnya ingin ikut pulang bersama Sekar, tapi Sekar kesal sekali, kesalmya sudah sampai di ubun-ubun, sambil injak gas Sekar serempet saja si Martin, karena Martin menghalangi jalannya sampai terpental, tanpa menoleh kebelakang, sedikitpun Sekar tidak merasa iba, Sesampai dirumah dinas Sekar mengatakan kepada si mbok, "Mbok, nanti kalau pagi aku berangkat kantor, jangan sekali-kali si mbok keluar rumah karena ada si Martin, si mbok tahu kan orangnya bagaimana." Dan si mbok menjawab, "Ya bu, mulai besok saya tidak keluar rumah untuk membawa Chandra jalan." Sesudah itu, Sekar membersihkan diri dan berganti pakaian dengan memakai daster, kemudian Sekar tengok anaknya yang sedang bermain mobil-mobilan dan robot-robotan, memang kalau anak sedang bermain rumah jadi berantakan walaupun itu malam hari, tetapi Sekar senang melihat anaknya bahagia.

Keesokan hari ketika Sekar sedang memanaskan mobil, tiba-tiba Sekar melihat si Martin dari jauh, mungkin sedang mencari dimana rumahnya Sekar, dan Sekar langsung memanggil si mbok, "Mbok, tolong masuk kedalam rumah dan masuk kamar bawa Chandra sekarang juga, dan jangan lupa kunci kamar, jangan keluar seblum aku panggil, mengerti mbok." Lalu jawab si mbok, "Ya bu, saya menerti." Benar saja, tidak lama kemudian si Martin sampai di rumah, Matin langsung marah dan mengatakan kepada Sekar, "Hai Sekar, kurang ajar kamu, lihat hasil perbuatanmu, nanti kamu akan kulaporkan ke polisi." Sekar jawab, "Lapor, aku tidak takut, mungkin kamu yang akan masuk penjara, karena kamu mengganggu ketenangan lingkungan dan kenyamanan seseorang." Lalu Martin berteriak. "Hai !!, istri kurang ajar." Kata Sekar, "Apa kamu bilang, istri ? istri siapa !!!!!!." Karena kesal Sekar lempar Martin dengan barang-barang yang ada di dekatnya apa saja, Martin tidak berani membalas, dan lalu Sekar katakan, "Keluar!!!!!, dari rumahku, kamu aku laporkan pada keamanan komplek perumahan ini, dasar orang tidak punya malu." Lalu Sekar lanjutkan perkataannya, "Lihat nanti, kamu akan menyesal seumur hidup karena telah menyakiti hatiku terutama pada anakku, aku buat kamu jadi gembel berkeliaran di jalan, jangan sombong kamu sekarang." Dia menantang Sekar dan berkata, "Kamu istri yang sombong, tidak menghargai suami." "Hai kamu, mau aku hargai berapa ?, kamu laki-laki tidak ada harganya." Lalu Sekar lempar Martin dengan vas bunga keramik dan mengenai kepalanya hingga bercucuran darah, ketika Martin hendak mendekat, Sekar sambut Martin dengan lemparan lampu senter kena kepalanya lagi, Sekar tidak mau melihat wajah Martin lagi yang sudah tidak layak untuk dilihat, semua tetangga kompleks dan keamanan kompleks pun datang, melihat apa yang terjadi, sebab mereka tahu Sekar orangnya tidak pernah berbuat sesadis itu, Sekar orang baik-baik. Kemudian keamanan kompleks masuk kedalam rumah dan langsung memegang si Martin untuk dibawa ke pos penjagaan karena Martin sudah sangat meresahkan dan menurut para tetangga dan keamanan kompleks bahwa si Martin ini sudah tiga hari ada di lingkungan kompleks dan mencari rumahnya Sekar, tetapi orang kompleks tidak ada yang memberitahukan dimana rumah Sekar. Setelah si Martin di bawa ke Pos keamanan kompleks barulah si mbok keluar dari kamar dan kemudian membersihkan rumah yang berantakan tanpa bertanya apapun. Sesudah itu Sekar berangkat kerja dan menitipkan si mbok dan Chandra pada tetangga, juga Sekar berpesan pada keamanan untuk tidak memperbolehkan Martin masuk lingkungan kompleks karena mengganggu kenyamanan lingkungan.

Ditengah perjalanan, mobil Sekar selalu didekati dan diserempet oleh mobil lain, Sekar tidak terkejut dan tidak juga takut itu pasti perbuatan Martin, lalu Sekar mendahului mobil itu dan Sekar berpikir aduh kantor masih jauh lagi dan dengan nekad Sekar mendahului lalu berhenti mendadak dan dengan terkejut dia banting stir ke kanan jalan, yang merupakan sebuah kali kecil dan kemudian mobilnya Martin terjungkal kedalam kali, biasa Sekar dengan tenangnya tanpa menoleh sedikitpun melihat hanya melalui kaca spion depan mobil saja, Sekar tancap gas dan Sekar katakan, "Memang enak, kalau begitu." Sekar kerja seperti biasa, seperti tidak terjadi apa-apa, tetap tenang, cuma terkejut ketika dua orang polisi mencarinya dan Sekar persilahkan untuk menemuinya dan tanyakan keperluannya, "Ada yang bisa saya bantu Pak." Dan polisi menjawab, "Betul mobil ibu yang menyebabkan, mobil Pak Martin mengalami kecelakaan dan dia sekarang ada ruang gawat darurat." Dan lalu Sekar jawab, "Bukan saya, yang menyebabkan kecelakaan, dia yang menyenggol mobil saya berkali-kali, bapak mau lihat kerusakan mobil saya, juga saya tidak kenal orang itu." Tetapi kata Martin, "Ibu ini, istrinya." "Itu dulu Pak, sekarang kami bukan siapa-siapa, tapi dia orangnya nekat," kata Sekar. Setelah itu kedua orang polisi tersebut mengatakan untuk Sekardatang ke kantor polisi untuk membuat kesaksian dan Sekar jawab, "Iya bersedia untuk bersaksi." Dalam hati, itu baru begitu Martin, besok akan Sekar buat Martin lebih parah dan tidak mampu lagi untuk berjalan atau berdiri. Sewaktu Martin ini masih dirawat di rumah sakit istrinya datang pada Sekar untuk minta maaf atas perbuatan suaminya, tetapi aku tidak bergeming sedikitpun yang ada perasaan sakit dan puas. Dan cuma aku katakan pada istrinya, "Katakan pada suamimu itu, jangan coba-coba mengganggu aku, karena aku sudah biasa hidup keras dari kecil kami sudah di didik untuk menghadapi kerasnya hidup, camkan itu." Istri Martin hanya tertunduk lesu sambil menggendong anaknya yang masih kecil. Ketika hari menjelang malam, Sekar baru saja hendak keluar kantor dan melihat istri si Martin ada di dekat kantornya sedang duduk di tepi pagar taman, mungkin istri Martin berpikir agar Sekar kasihan padanya, pada intinya itu tidak ada dalam kamus hidupnya Sekar.