"Kamu! ...." Ivan hendak menampar Agnia, tapi belum sempat mengangkat tangan otaknya sudah diberi peringatakan akan bahaya melakukan tindak kekerasan pada orang lain di tempat umum, terlebih di lingkungan si musuh. Orang-orang akan lebih memilih membela Agnia ketimbang dirinya.
"Apa? Kenapa berhenti dengan memanggil namaku? Ketakutan?" Agnia melihat tangan pria di depannya terkepal erat. "Atau karena ingin menamparku? Ayo tampar saja! Tampar aku! Aku yakin kamu akan mendapat masalah besar!"
Ivan tak suka saat Agnja melihatnya dengan rasa benci. Ia sangat ingin pandangan memuja-muja Agnia padanya, bukan karena Ivan cinta, hanya ingin memperlihatkan pada orang-orang berapa puasnya ia sangat wanita tunduk d bawah kakinya, di bawah kaki Ivan. Pasti akan mengasyikkan.
Ivan menahan sekuat tenaga luapan emosi yang begitu besar. "Awas ya! Urusan kita belum selesai! Ingat itu!" Pria itu pergi dengan kekesalan membuncah pada jowa dan raga.