Hari ini Rsa diperbolehkan pulang dan Agnia sedang membantu mengemasi barang-barangnya. Agnia menatap Rosa yang sedari tadi hanya melamun. Ia menepuk pundak wanita tersebut. "Sa, kenap melamun dari tadi?"
"Hah?" Tampak linglung. Tak butuh waktu lama untuk menyadari kalau diirnya tadi melamun dan tidak fokus. "Bukan sesuatu yang penting."
"Kamu yakin?"
"Iya, Bu Agnia."
Sepajag perjalanan, Rosa merasa tak tennag. Kejadian kemarin masih terngiang-ngiang. Bagaimana bisa ia menampar Ivan lagi? "Kali ini apa yang akan diperbuat ria itu ya? Duh aku kok jadi paranoid begini sih? Semoga saja Ivan tidak macam-macam lagi. Apa belum puas merusak kontrakanku?" ujar Rosa dalam hati.
Ia melihat ke kaca spion dan menemukan mobil hitam yang ada di belkang mobil Agnia. Awalnya Rosa biasa-biasa saja, tapi setiap berblok atau ke arah mana pun, mobil yang di belakang selalu membuntuti. "Bu AGnia," panggilnya.
Agnia yang sedang membaca email yang masuk pun mendongak ke arah Rosa. "Kenapa Sa?"
