Abiyasa sangat antusias sekali kala aku menyebutkan tentang saudaranya yang dulu hilang. Memang pada dasarnya sejak dulu dia tidak pernah tau dengan jelas bagaimana rupa wajah saudaranya itu, karena pada saat itu ia belum lahir ke dunia ini.
Memiliki Abiyasa pada saat itu adalah anugerah terindah yang Tuhan berikan pada keluarga kecilku bersama Daliya, saat perasaan terpuruk kehilangan seorang anak bukanlah hal mudah untuk dilalui, apalagi diusianya yang masih balita.
"Papa sama Mama bertemu dengan seseorang yang menurut kami dia adalah kakakmu, Yasa." Aku menjeda sedikit ucapanku, "Dia memiliki tanda lahir sama persis dengan kakakmu,"
"Apa Papa yakin kalau itu Kakak? Bisa saja Papa salah tebak, apalagi hanya dengan sebuah tanda lahir. Sudah pasti Papa dan Mama salah-salah ingat, kan!"