Chereads / Endless Spell Master / Chapter 8 - Pertarungan Dan Kejutan

Chapter 8 - Pertarungan Dan Kejutan

Ia menatap kami berdua satu per satu secara menelisik, Saat Ia melihat wajahku, Ia terlihat tersenyum hangat. Aku tidak menyukai senyumannya itu, aku lebih suka kalau Ia menataoku dengan tatapan benci, setidaknya itulah yang kuinginkan ketika Ia mengenali diriku.

"Kau adalah bocah yang menyebabkan luka ini beberapa tahun yang lalu, aku benar-benar mengingat itu."

"Benar, jadi apa yang ingin kau lakukan? membunuhku dan mencabik-cabik tubuhku?"

Ia menggeleng dan terlihat pasrah.

"Mengapa aku harus melakukannya? berkat luka ini, aku mengetahui tentang sesuatu yang penting. Aku membunuh orang yang kau sayangi dan kau menghancurkan wajahku. Benar-benar hubungan yang menarik bukan?"

"Kau tidak salah, kita bahkan tidak memiliki kebencian terhadap satu sama lain, aku datang kesini pun hanya karena tugas, sejak awal aku tak membancimu, oleh karena itu, mari saling membunuh."

"Benar, mari kita saling membunuh."

Ia menarik pedang di punggungnya, lalu menebas sebuah lesatan plasma berkonsentrasi tinggi yang diarahkan padanya dari jauh. Tapi Ia terlihat tak terlalu peduli dan pandangannya hanya terarah pada kami berdua.

Ia mengarahkan ujung pedangnya pada kami, itu adalah pedang yang juga digunakan untuk menikam jantung Alice, aku tak bisa melupakan semua yang terjadi.

A segera mendekat dan bertarung melawan orang itu, suara dentingan pedang yang berbenturan setiap ayunan mereka. Sesekali, Ezelia juga melancarkan beberapa serangan untuk membantu A.

Sedangkan aku hanya menggunakan beberapa mantra kecil seperti pelunakan atau setruman untuk mempengaruhi pergerakannya, alhasil itu cukup berguna karena Ia terkena beberapa kali serangan dari A dan juga Ezelia.

Namun Ia tentu tidak melemah, aku sudah pernah melawannya dengan kondisi 2 versus 1 seperti saat ini walau keadaan saat itu tidak menguntungkan karena aku dan Alice saat itu masih cukup lemah.

"Hei Verrel, cobalah untuk lancarkan serangan menengah."

"Baik, akan kuusahakan."

Aku terkejut, ini pertama kalinya Ia menjadi ebut namaku, biasanya Ia hanya akan memanggil dengan Hei atau oi. Baiklah, ini akan menjadi awal dari serangan. Aku menghentikan mantra-mantra kecil dan mulai membaca suasana dan menemukan waktu yang tepat.

Tunggu sebentar lagi dan Ia akan masuk kedalam posisi yang salah. Karena benturan dengan pedang A, Ia sedikit termundur, aku mengeluarkan sebuah sihir tombak yang terbuat dari plasma api.

Ia pun melompat, aku segera bergerak mendekatinya dan sebuah lingkaran sihir terbenruk di kedua tanganku, ini adalah sihir ledakanaku menghantam perutnya saat Ia berada dalam posisi horizontal dan menghantamnya kebawah menggunakan tanganku yang dilapisi sihir ledakan.

Ia terdorong kebawah dan menghancurkan beberapa lantai gedung. Aku tak berdiam diri dan kembali menghantam orang itu, Ia pun terdorong semakin dalam bersamaku diatasnya.

Kami pun hampir mencapai mencapai lantai paling bawah setelah jatuh dari 20 lantai lebih, kulihat Ia sama sekali tak merasakan sakit, bahkan Ia tersenyum lebar bahkan setelah ku hajar seperti ini.

"Hahahahahahhaha, ini menyenangkan, kau jauh lebih kuat dari sebelumnya dan rekanmu juga jauh lebih kuat, sudah kuduga, aku tidak salah membiarkanmu hidup saat itu."

"Oh begitukah? kalau begitu, aku akan memenggal kepalamu."

Entah kenapa aku menjadi nostalgia, aku membuat sebuah tombak yang terbuat dari plasma dan menusuk lehernya, sayangnya Ia berhasil menepis nya bahkan menjauhkanku. Orang ini memang benar-benar kuat.

Yang paling bermasalah dari Robotic Swordman adalah durabilitas dan kecepatannya, Ia juga memiliki jumlah sihir yang sama dengan Katharos.

Beberapa saat kemudian A datang dari atas gedung, dan Ezelia sepertinya masih berada di atas dan menantau pertarungan kami.

"Apa yang kau lakukan? seharusnya kau sudah tahu durabilitas orang ini jika pernah melawannya bukan?"

"Tentu saja aku tahu, tapi aku tak menyangka akan menjadi sekeras ini. Bahkan aku yang dulu dapat menyebabkan luka di wajahnya itu."

A segera menatap Robotic Swordman dengan waspada, itu benar, seharusnya tidak mungkin untuk orang seusianya meningkatkan kekuatannya sesignifikan itu.

"Kau pasti terkejut bukan? aku mendapat beberapa keberuntungan yang membuatku semakin kuat, oleh karena itu aku mungkin akan menjadi sulit dikalahkan karenanya."

Ia tersenyum, senyuman yang mengerikan dan mengancam, membuat perasaanku tidak nyaman. Beberapa saat kemudian aura hitam mulai keluar dari tubuhnya yang membuktikan perasaan tidak nyaman yang kurasakan.

"Larilah kalian berdua, itu tidak bisa dilawan!"

Ezelia menatap kami berdua dan meneriaki kami berdua dari atas, nampaknya A pun juga sangat terkejut dengan kehadiran orang ini. Kami berdua segera mengikuti perkataan Ezelia dan berteleportasi keatas atap.

"Apa-apaan ini? tidak mungkin Ia memiliki kekuatan aneh seperti ini."

Aku hanya bisa mendecih dan memasang wajah masam. Perasaan mengerikan apa ini? ini terasa seperti aura yang berada di sekitar jurang kekosongan.

Jurang kekosongan? yah itu benar, aku baru saja mengingatnya, apa ini ada hubungannya dengan Eric Marlorn lagi? Tapi kenapa berpapasan dengan apa yang terjadi pada kami.

"Tetaplah berpikir bocah bodoh, mungkin saat ini kita harus kabur dan melaporkan hal ini, mungkin orang ini susah sekelas para petinggi dalam beberapa hal."

Ezelia mengkerutkan keningnya, menatap tajam pada orang itu dan mendecih. Namun tatapan matanya itu terdapat sebuah rasa bersalah dan penyesalan.

"Aku ingin mengatakan sesuatu nanti, tapi sepertinya saat ini tal bisa dilakukan."

"Benar, aku juga ingin mengatakan sesuatu, ini juga sebuah pesan dari masterku."

Wah sepertinya kita akan membicarakan topik yang cukup berat lagi nanti jika masih dapat pergi hidup-hidup dari tempat ini. Itupun jika bisa.

"Bunuh, bunuh, bunuh, bunuh!!!!!!"

Suara yang penuh kebencian dan penderitaan terdengar, apa-apaan itu, sebuah makhluk abstrak dengan matanya yang berwarna merah dan seluruh tubuhnya yang ditutupi kabut hitam.

Ia bahkan lebih besar dari gedung yang memiliki lebih dari 20 lantai? jangan bercanda, kegilaan macam apa yang kuhadapi saat ini?

"Aku akan menggunakan ultimate, jadi tolong bersiaga. Saat ini ada sebuah kekuatan yang menghalangi teleportasi."

"Tunggu, jangan gega-"

Aku tak sempat menyelesaikan kalimatku, A sudah dalam kondisi yang jauh berbeda, Ia memiliki 2 pasang sayap yang berada di punggungnya, aura di sekitarnya dipenuhi dengan cahaya yang menenangkan.

Ia menengok kearah kami selama beberapa saat, matanya kini memiliki ekspresi, dibalik topengnya itu aku yakin Ia sedang tersenyum, benar Ia tersenyum, matanya benar-benar indah.

"Ah, inikah rasanya perasaan hati?"

Ia pun kembali menuju kearah Robotic Swordman yang kini telah berubah menjadi sebuah entitas misterius yang aneh.

"Hancurlah dengan cahaya."