"Hancurlah dengan cahaya."
Ia mengatakan dengan tegas, lingkaran cahaya berwarna emas terbentuk dan mengeluarkan hujan jarum yang terbuat dari cahaya, itu berukuran seluas beberapa blok, inikah kekuatan dari seorang Hopes? tapi tunggu, bukankah Ia belum menjadi Hopes? tapi aku yakin dia akan menjadi yang terkuat diantara para Hopes.
Kekuatan itu sangat besar aku bahkan merasa bahwa jumlah energi sihir nya meningkat secara signifikan, Tekanan di sekitar pun sangat berat walau monster itu terlihat sudah kewalahan dengan satu mantra milik A. Tapi tekanan berat itu berasal dari A bukan dari entitas misterius itu.
Namun tidak semudah itu, walau serangan itu terus menghantam monster besar yang terus bergerak itu, Dampak yang diberikan oleh Hujan tombak cahaya itu tidak terlalu besar.
Entitas itu aneh, sebelum kau mengalahkannya kau harus mengetahui kelemahan entitas aneh itu. Bukannya seharusnya cukup melakukan satu hal? benar mencari tubuh aslinya, dengan kata lain kita harus mencari orang itu.
Tapi masalah utamanya adalah dimana orang itu berada dibalik kabut hitam tersebut, aku harus cepat menemukannya sebelum kota ini hancur, masih ada beberapa warga miskin yang tinggal karena keterpaksaan dengan alasan menyambung hidup. Saat ini pun aku yakin sudah ada beberapa warga umum yang mati karena pertarungan ini.
"Senior Ezelia, kita harus secepatnya mencari tubuh orang itu, aku yakin itulah cara terbaiknya."
"A! jika kau tahu letak tubuh aslinya, cepat serang bagian itu?!"
Aku berteriak sekeras mungkin agar suaraku dapat mencapainya yang terbang tinggi.
"Baik, aku akan mencoba mencari sembari meminimalisir kerusakan kota ini."
Ada beberapa alasan aku mengetahui hal seperti ini. Jika kita mengibaratkan Robotic Swordman sebagai sebuah inang, maka kekuatan itu bukan berasal dari tubuh aslinya, itu adalah sebuah kekuatan eksternal yang memasuki tubuhnya. Jadi untuk menghancurkan parasit itu, aku harus mencari inangnya.
Dan mengapa aku mengetahui bahwa itu kekuatan eksternal adalah perasaanku, orang itu tak memiliki kegilaan dalam hal semacam ini walau Ia memang senang mendengarkan rasa sakit orang lain yang diakibatkan oleh dirinya.
Dan aura ini adalah hal yang sama ketika aku berada di dekat jurang kekosongan. Walau jurang itu bernama jurang kekosongan, sepertinya tempat itu sangat penuh oleh sesuatu yang mengerikan. Namun anehnya aura tersebut tidak ada ketika 5 tahun yang lalu. Bahkan hingga saat ini, sepertinya tempat itu masih ditutupi informasinya. Dengan semua kekacauan ini, memberitakan hal itu hanya akan menjadi penyebab dari hancurnya harapan masyarakat.
Jujur saja gedung-gedung di sekitar tempat ini membuat suasananya menjadi terasa sempit, terkadang aku melihat orang-orang yang tinggal di sekitar sini karena tak memiliki rumah.
Aku hanya bisa mengabaikan mereka, aku ingin menjadi seorang pahlawan, namun aku mengetahui prioritasku yaitu mengalahkan entitas itu.
"Cih, mau tak mau harus pakai sihir komunikasi yah."
Aku membuka lingkaran sihir untuk dapat mendengar suara dan memberi suara pada seseorang. Aku juga harus membuat lnya menjadi komunikasi 3 arah.
"Apakah kalian memiliki spekulasi?" (Verrel)
"Oh ternyata ini mantra milikmu. Aku masih belum melihat apapun bahkan dengan mataku yang terbiasa dalam kegelapan dan jarak yang jauh." (Ezelia)
"Senior, sepertinya ini akan menjadi sedikit merepotkan." (Verrel)
"Dari atas sini pun aku belum melihat apapun, sangat sulit untuk menyerang sembari mencari orang itu." (A)
Aku berharap setidaknya mereka dapat menemukan tempatnya, semakin lama, semakin aku merasakan energi tubuh itu menyusut dan mengecil, tapi itu juga terkonsentrasi pada suatu titik.
"Baiklah, dimana titiknya?"
"Verrel, bergegaslah jika kau bisa, kekuatanku akan habis dalam 2 menit. belum lagi kalian harus mengalahkan orang itu."
"Oh maaf aku lupa memperhatikan waktu, kita sudah melawan makhluk besar ini lebih dari 15 menit."
Gawat sekali, bahkan A yang biasanya datar, kali ini suaranya benar-benar terasa kelelahan. Ia benar-benar kesulitan ketika menggunakan mode ultimate. Sebanyak apapun jumlah sihirnya, pasti memiliki batasan.
Aku mulai merasakan, mataku menatap lurus pada entitas itu, yang bergerak secara acak dan sulit dianalisis. sedikit demi sedikit akhirnya terbukalah sebuah gerbang harapan. Aku melihat titik utamanya, namun sialnya Ia bisa memindahkannya dengan mudah.
"Aku sudah menemukannya saatnya penyelesaian, A, gunakan sihir pengikat atau apapun yang dapat mengurangi pergerakannya."
"Baik dimengerti."
A menjawab dengan singkat, Ia segera mengubah mantranya, Lingkaran sihir di langit menghilang digantikan dengan lingkaran sihir berwarna biru es yang membekukan pergerakannya dalam batas tertentu, tapi itu sudah cukup bagiku.
"Bukankah itu terlalu jauh? aku bisa melakukannya untukmu."
"Tidak senior, titiknya cukup sulit, itu selalu bergerak."
"Bukankah itu masalahnya?"
Ezelia terdiam, Ia melihat lingkaran sihir di tanganku, sebuah sihir peluru yang terbuat dari cahaya, mantra favoritnya saat melakukan serangan.
"Tidak mungkin, sebanyak apa sihir yang dapat kau gunakan?"
"Entahlah, yang pasti cukup banyak."
Tak berhenti sampai disitu, aku membuat beberapa lapis sihir untuk kecepatan dan akurasi. Ini semua sudah sempurna.
Peluru cahaya melesat dengan cepat dan menghantam inangnya. aku bisa melihatnya benar-benar mengenai Robotic Swordman, A pun menghentikan mode ultimate dan segera menghentikan segala sihirnya.
Aku mengabaikannya dan juga Ezelia lalu pergi mendekat menuju Robotic Swordman. Aku melihatnya sedang terkapar dalam keadaan yang menyedihkan, tapi entitas itu menghilang dari tubuhnya, sayang sekali itu kabur.
"Ahahahahaha, ternyata kematianku seperti ini, aku bahkan tak terlalu banyak bertarung dengan kalian, sayang sekali kekuatan anev itu tiba-tiba saja merasuki diriku."
"Apa kau tahu apa itu pak tua?"
"Serius, kau benar-benar bertanya pada musuhmu? aku benar-benar tidak tahu apa-apa, hal itu merasukiku, bahkan aku tidak menyadarinya."
"Ah begitu, Terima kasih."
"Kau benar-benar percaya pada orang sepertiku?"
"Yah, begitulah, aku tak punya alasan tak percaya padamu selama ada Ia di dekat sini."
Aku menunjuk A yang memiliki kekuatan membaca pikiran, mereka semua sudah sampai disini.
"Oh begitu. Andai saja aku diberikan waktu yang lebih lama untuk hidup, mungkin aku akan mencoba untuk menjadi manusia yang lebih baik."
"Mohon maaf, aku tak bisa membiarkannya, aku harus membunuh dirimu saat ini juga."
Mau bagaimanapun aku mengerti penyesalannya, aku tahu nada suara itu, kesedihan dan penyesalan atas apa yang kau perbuat.
"Kau tahu? bahkan saat ini aku tak bisa merasakan tatapan kebencianmu terhadapku."
Aku tak menjawab perkataannya itu, aku membunuhnya hanya karena tugas yang harus kulakukan dan karena Ia adalah manusia yang buruk. Aku membuat sebuah pedang yang terbuat dari elemen kayu yang ku perkuat sendiri dan menghunuskannya pada leher Robotic Swordman.
Biarkan semua ekspresiku menjawab ketidaktahuanmu.
"Ah begitu, rasa penyesalan dan kesedihan dirimu yah, kau memiliki kebencian, namun terhadap kelemahan dirimu."
Seusai Ia mengatakannya, aku memenggal kepalanya dengan cepat, dengan harapan menghilangkan rasa sakitnya.