Chereads / Endless Spell Master / Chapter 10 - Rahasia Semakin Jelas

Chapter 10 - Rahasia Semakin Jelas

Aku sudah membunuhnya dan menyelesaikan misi. Namun itu jugalah yang menyadarkan diriku bahwa aku tak memiliki dendam apapun terhadapnya, aku membunuhnya dengan perasaan yang kosong. Lagipula Alice tidak akan hidup kembali walau aku membunuhnya.

"Terima kasih karena membiarkanku berbicara dengannya terlebih dahulu."

Aku membungkukkan tubuhku pada mereka, A dan juga Ezelia. Ezelia hanya tersenyum dan A kekmbali memiliki wajah datar seperti sebelumnya, emosinya itu seperti kembali hilang entah bagaimana.

Ia terlihat sangat kelelahan, itu wajar mengingat Ia menggunakan mode ultimate miliknya yang memang sangat kuat bahkan dengan jumlah sihirnya yang gila.

"Bagus, bagus, bagus. Kalian bisa mengalahkan entitas misterius dari jurang kekosongan. Aku memperhatikan pertarungan kalian tadi, sangat menakjubkan walau entitas itu berhasil kabur. Ekspektasi ku terhadap kalian tidaklah salah."

Seorang laki-laki berambut putih panjang sepunggung dengan menggunakan satu set pakaian olahraga dan menggunakan jubah berwarna putih polos.

"Xavier, yang terkuat, tunggu kau memperhatikan pertarungan kami dan tak membantu sama sekali? padahal muridmu sendiri pun terlibat dalam bahaya."

"Ayolah, jangan marah-marah seperti itu, kau terlalu impulsif dan bersikap tak sopan terhadapku."

Ia mendekatiku lalu memelukku, ada apa dengan orang ini, kelakuannya sangat aneh.

"Apa yang kau lakukan?"

"Hanya sebagai salam kok."

"Salam macam apa itu?!"

Disisi aku sedang menampilkan ekspresi kesal, Ia hanya memasang senyuman di wajahnya yang tenang itu. Melihat itu membuat diriku semakin emosi saja.

"Kau sudah bekerja keras A. Sekarang aku akan membawa kalian semua, kalian memiliki sesuatu yang ingin dibicarakan bukan?"

Seketika kami berpindah dari Wilayah kota mati dan ada di tempat yang terkesan sangat mewah. Semua interior itu benar-benar mahal, aku pernah melihat-lihat benda yang sejenis dengan harga 30% uang yang kudapat sebulan.

Aku yakin bahwa ini adalah kediaman Xavier, ketika sudah sampai Ia segera menuntun kami sambil memapah A yang tertidur karena menggunakan kekuatan penuhnya.

"Kalian tunggulah disini, aku akan membiarkan gadis ini beristirahat dahulu."

Ia menghilang lalu muncul lagi di tempat yang sama dengan sebelum Ia menghilang, Ia benar-benar melakukannya kurang dari 1 detik, mantra teleportasi macam apa itu? aku jadi mengerti kenapa A bisa menggunakan teleportasi secepat itu.

Aku duduk di sebuah sofa dengan bahan emas yang bahkan hiasan kayu yang berlapis emas, sangat sulit bagiku untuk duduk di tempat yang mahal seperti ini. Di sebelahku juga ada Ezelia yang juga terlihat gelisah, tapi mungkin masalahnya sedikit berbeda denganku.

Xavier duduk di depan kami sembari meminum teh yang tiba-tiba saja muncul di hadapan kami berdua. Walau kekuatannya sangat besar, Ia tak memiliki tekanan seperti orang dengan kekuatan besar lain, bahkan A pun memiliki tekanan yang cukup berat, dan pada saat Ia menggunakan mode ultimate, tekanannya menjadi puluhan kali. lipat lebih kuat, bahkan melebihi ketua fire balloon.

Sedangkan orang ini tak memiliki tekanan, bahkan terkesan berbunga dan indah. Tapi walau begitu aku tetap membencinya. Aku sedikit gugup bukan karena tekanannya, namun karena ruangan mewah ini, aku tahu aku kaya, cuman aku tak bisa terbiasa dengan hal seperti ini.

"Jika kau ingin mengetahui mengapa hal itu bisa terjadi, itu karena sejak awal aku tak memiliki sihir di dalam tubuhku."

"Hah?!!!! Kau juga bisa membaca pikiran? Dan apa maksud dari perkataanmu itu?!"

Namun Ia hanya membalas dengan senyuman penuh misteri, sangat menyebalkan. Perasaan yang diberikan guru dan murid ini sama dengan ekspresi yang berlawanan, sama menyebalkannya.

"Kita akan membicarakan sesuatu disini. Dan kurasa seharusnya kau memulai dulu, tidak masalah kan? Ezelia Qwerty?"

"I-iya, itu... tak masalah."

Ia pun mulai menceritakan semua yang Ia ketahui tentang kejadian belakangan ini, sepanjang Ia menceritakan hal-hal tersebut Ia selalu dalam keadaan tertunduk. Aku mengerti, Ia merasakan beban pada setiap pernyataannya, padahal Ia sama sekali tak bersalah dalam hal apapun.

Aku masih mendengarkan hingga tak terasa 15 menit berlalu, aku melihat air mata membasahi wajahnya. Kami berdua pun menunggu dirinya tenang tanpa mengatakan sepatah katapun. Aku melihat bahwa pria aneh itu cukup peka untuk tidak mengatakan apapun selagi seseorang menangis.

Inilah hal yang harus kau lakukan jika seseorang sedang menangis, alih-alih menenangkannya lebih baik kau membiarkan semua beban yang Ia pikul selama ini lepas.

"Maaf, aku sedikit emosional."

"Tak apa, itu adalah salah satu hal yang membuatmu menjadi manusia, menangis, tertawa, amarah. Semuanya adalah emosi manusia, malah tangisan itu terkadang adalah hal yang baik."

Ia memberikan sebuah sapu tangan pada Ezelia yang digunakan untuk mengelap wajahnya yang basah. Entah kenapa sifatnya berubah 180 derajat, jika saja kau bersikap seperti itu setiap saat. Ah aku baru ingat bahwa Ia bisa membaca pikiranku.

"Sebenarnya aku sudah mengetahui beberapa informasi itu, namun aku tak menyangka bahwa seluruh keluargamu ikut terlibat, kukira hanya ayahmu yang terlibat. Dan untuk jurang kekosongan, tempat itu dari awalnya memang sudah penuh dengan aura negatif. Hanya saja beberapa waktu terakhir segelnya terbuka, dan untuk itu mari kita mendengar perkataan Verrel yang dari tadi memperhatikan."

"Ahaha, bagaimana kita memulainya yah."

Kok bisa dia mengetahuinya, aku tidak memikirkan tentang masalah itu sejak tadi. Ia terus menatapku sambil tersenyum, sedangkan Ezelia menatapku dengan penuh pertanyaan.

Pada akhirnya aku hanya bisa memberikan penjelasan, aku menarik napasku. Mohon maaf Katharos, aku dalam keadaan yang sulit.

"Aku datang kesana untuk menyelidiki persembunyian Eric Marlorn bersama Katha- Spell Breaker atas permintaan dirinya, sebenarnya aku dilarang untuk memberi tahu, namun ya sudahlah. Dan ketika kami sampai disana, Eric Marlorn hanya menyerang kami berdua dengan beberapa Mantra lemah lalu kabur dengan teleportasi. Menurutku itu sedikit aneh, namun aku tak tahu apa alasan dia kabur."

"Hmm, seharusnya kau menyadarinya bukan? saat kekuatan berkumpul di tubuh orang yang kau bunuh itu?

"Hmm?"

Apa yang dimaksud olehnya, aku tak terlalu mengerti.

"Eh, kau tak menyadarinya? itu adalah saat penyatuan dan disaat itu, Ia sedang melemah dan itu adalah saat terbaik untuk menyerangnya, dan ketika kau membunuhnya, dark soul akan keluar dari tubuhnya."

"Dark soul?"

"Itu adalah entitas hitam misterius itu, aku bahkan belum dapat memastikan keberadaannya. Tapi yang pasti jumlahnya ada 7 buah dan semuanya memiliki kekuatan yang mengerikan."

Jadi begitu, aku baru menyadarinya. Bagaimana mungkin aku tak menyadari hal itu? pada saat terakhir aku dapat dengan mudah menghancurkan durabilitas dari orang itu. Dan tentang Eric Marlorn itu...

"Aku jadi merasa bersalah karena gagal membunuhnya."

"Tak perlu khawatir, kau juga tak bisa disalahkan, orang itu memiliki banyak trik di tangannya."

Ia berhenti berbicara kemudian melanjutkan.

"Karena kita membicarakan beberapa hal disini, kita akan menjadi aliansi bukan?"