Chapter 27 - CANGGUNG

Pelukan dengan tangan mungil Amelia yang bergetar itu, membuat Aiden tersenyum tipis.

Ya, pria tampan itu tak pernah merasakan hal seperti itu, dan entah kenapa dia malah senang. Ada perasaan berbeda dan dia tak tahu apakah itu.

***

Tap.

Tap.

Tap.

Mereka berdua masuk sampai di dalam sana.

Dari kejauhan, Bella yang saat itu menjadi sekretaris pribadi Aiden, tak bisa menyembunyikan perasaan cemburu yang dia rasakan ketika melihat Amelia dan Aiden berdekatan seperti itu.

"CK! Sebentar lagi! Aku hanya perlu menunggu sebentar lagi," batinnya di dalam hati, sambil melanjutkan perjalanan dari belakang Aiden dan Amelia.

Setelah mereka sampai di dalam, mereka langsung disambut oleh pemilik agensi—Diamond agensi—Robert D.

Pria tampan yang masih muda itu, berdiri dengan senyuman melihat kedatangan mereka berdua.

"Selamat datang, Pak Aiden dan Bu Amelia. Hmm, apakah saya boleh memanggil dengan Amelia saja? Biar lebih akrab, hehe," katanya sambil terkekeh di hadapan Amelia.

Amelia pun tersenyum, sambil meraih tangannya yang telah bersalaman terlebih dahulu dengan Aiden.

"Oh, dengan senang hati. Ya kan?" Dia melihat ke arah Aiden, seolah meminta persetujuan dari kekasih palsunya itu.

"Ya, tentu saja," sahut Aiden sambil mengeratkan pelukan yang ada di pinggang Amelia.

"Hmm?" Amelia menatap tajam padanya. "Ada apa dengan pria ini? Dia pasti sengaja, kan?" Amelia pun tersenyum dengan niat jahilnya dan langsung mencubit perut Aiden, sehingga pria tampan yang terkenal dingin itu malah tertawa geli ketika semua orang sedang mengobrol dengan biasa saja.

"Pfft!" Aiden refleks menatap tajam Amelia, namun Amelia tetap tenang dan mengalihkan pandangannya dengan elegan tanpa rasa bersalah.

"K-kau!" Aiden tak bisa marah-marah disana. Amelia benar-benar sudah menang telak dan disisi lain, Bella hanya bisa melihat keromantisan yang mereka berdua tampilkan dengan tangannya yang menggenggam erat dan giginya yang gemeletuk akibat kesalnya.

"Hmm? Apakah kita sudah bisa melanjutkan ..." Robert yang sedari tadi bisa melihat apa yang mereka lakukan dengan jelas, dengan ragu-ragu menawarkan bahwa sesi pemotretan harus segera dimulai.

Pada saat yang sama, Amelia dan Aiden pun langsung melepaskan tangan mereka dari masing-masing pinggang.

"S-silahlan!" Kata Aiden canggung.

Amelia pun melangkah dengan gugup. "Harus bisa! Aku akan mempertaruhkan apapun demi hal ini. Ini adalah hal yang baik dan ..." Dalam batinnya, wanita cantik itu seperti melupakan sesuatu dan sedang mencarinya. "Loh, dimana Katy?" Dia bertanya pada Aiden dengan bingung.

Soalnya, manager pribadinya sekaligus seorang sahabat yang selalu menemani dirinya itu selalu menemaninya.

Aiden pun mendekatkan bibirnya pada telinga Amelia. "Dia tidak bisa datang, katanya harus ke suatu tempat yang penting. Entah kemana," bisiknya dengan suara sexy bass yang membuat telinga Amelia geli.

"Aaa! Kau jangan bisik-bisik. Kau pikir aku ini apa?" Amelia yang tiba-tiba saja malah berteriak dan mendorong tubuhnya menjauh, hanya mendapat tatapan bingung dari pria tampan itu.

Tap. Tap. Tap.

"Kenapa kau?" Tanyanya ketika Amelia refleks menjauh.

"Tak, tak apa! B-baiklah kalau begitu, aku akan segera pergi. Dah!" Dia pun mengayunkan tangannya pada Aiden, dan pada saat yang sama, Aiden sama sekali tak tahu harus berbuat apa dan hanya mengikuti apa yang sedang Amelia lakukan dengan mengayunkan tangannya juga.

"Oh, lihatlah! Tuan Aiden tak pernh melakukan hal seperti itu sebelumnya."

"Ya, pasti dia sangat mencintai dan menjaga Nona Amelia."

"Ya, ya! Benar sekali. Sungguh romantis."

"Ya. Pasangan yang sangat romantis!"

Kata-kata dari para staf yang saat itu bisa menyaksikan dentan jelas apa yang terjadi antara Amelia dan Aiden, bisa didengarkan oleh Aiden dentab jelas.

Amelia yang telah berjalan menjauh itu, perlahan mendapat tatapan intens dari mata Aiden yang memperhatikannya.

"Apakah benar? Apakah aku sudah berubah? Apakah memang dengan wanita itu, aku menjadi pribadi yang lebih hangat? Aku?" Aiden terus bertanya di dalam hatinya.

***

Sementara itu, disisi lain, dimana Amelia sekarang sedang berjalan dan hendak di-make up kan oleh penata rias dan diganti busananya, juga ada beberapa model lainnya yang terkenal papan atas.

Tap. Tap. Tap.

Krieet!

Baru saja Amelia masuk ke dalam ruangan dimana mereka juga sedang di-makeup-kan itu, merasakan tatapan tajam dari ketiga wanita yang saat itu sedang duduk di kursi dan sedang diriasi oleh para perias profesional pribadi mereka.

"S-selamat pagi," sapa Amelia dengan sopan sambil membungkuk kepada ketiga model papan atas itu.

Melihat Amelia yang baru saja, kemudian memberikan sapaan dengan ramah pada mereka, mereka bertiga pun balas menyapa Amelia seperti yang Amelia lakukan pada mereka.

Namun, entah kenapa Amelia bisa merasakan ada sesuatu yang mereka sembunyikan saat itu.

Ya, mereka bertiga memberikan sapaan dengan ramah pada Amelia karena status Amelia yang merupakan kekasih dari Aiden Rhivano, dan kalau bukan karena Amelia yang merupakan kekasihnya, maka tentu saja mereka bertiga tidak akan memberikan sapaan selama itu pada model yang baru mau terkenal seperti Amelia.

"Oh, iya! Selamat pagi," sapa balik secara serentak dari mereka bertiga.

"Oh, iya! Apakah, kau adalah Amelia Casey? Kekasih dari Aiden Rhivano?" Tanya salah satu dari mereka secara blak-blakan yang tentu saja membuat Amelia merasa tidak nyaman dengan pertanyaan seperti itu.

"A-ah ... Iya, aku adalah Amelia Casey, k-kekasihnya," balas Amelia, dengan canggung, yang langsung membuat salah satu dari mereka pun mulai mengakrabkan dirinya dengan Amelia.

Salah satu dari ketiga wanita itupun mulai bangkit dari kursinya kemudian menarik Amelia untuk duduk tepat di sampingnya. "Wahh! Luar biasa! Apakah kalian sudah berpacaran sejak lama? Bagaimana? Apakah Tuan Aiden pria yang sangat penyayang? Apakah hubungan kalian benar-benar mulus seperti pasangan kekasih pada umumnya?"

"Ey!" Salah satu dari mereka pun menepuk wanita yang sebelumnya bertanya pada Amelia. "Kenapa kau menanyakan kehidupan pribadi dari orang lain seperti itu? Tentu saja, mereka hidup dengan sangat bahagia. Bahkan sekarang saja aku mendengar bahwa mereka berdua tinggal bersama, kan?" Wanita itu melihat pada Amelia seakan menunggu pernyataan pembenaran dari wanita cantik itu.

"Ah, b-benar!" Amelia benar-benar terpaksa menjawab pertanyaan mereka yang seakan-akan memiliki kedok lainnya. "Aku-" baru saja wanita itu ingin melanjutkan ucapannya, tiba-tiba saja salah satu dari penata rias yang akan menata rias wajahnya saat itu, Datang dan langsung memanggil Amelia untuk berdandan saat itu juga.

"Nona Amelia, kita akan segera take satu setelah ini," ujar wanita itu sambil berusaha untuk memperbaiki rambutnya terlebih dahulu kemudian mulai mengoleskan foundation pada wajahnya.

"Ahh, baiklah. Mohon bantuannya," ujarnya, yang kemudian mulai didandani oleh wanita itu dengan cantiknya.

"Nona, hari ini kita akan mengambil tema peri. sangat cocok dengan wajah Nona yang manis dan alami," sambungnya.

Amelia pun menyahut lagi. "Ah, Baiklah."