Setiap pekerjaan yang dilakukan oleh Rima maka disitulah ada doa, berharap kelak nasibnya berubah, mencuci pakaian demi mendapatkan uang untuk tabungan melanjutkan sekolah Menengah Umum, ada secercah harapan di sana berkat dorongan orang tua semangat Rima tidak pernah pudar walau rasa lelahnya tidak dapat dia sembunyikan lagi.
"Rima, setelah mencuci nanti tolong bersihkan ruang tamu aku ya? soalnya anak - anak baru main, mainannya berhamburan."
"Baik ibu."
ibu Tina pun beranjak dari tempat duduknya kembali ke ruang tengah berbincang dengan tamu yang hadir, ibu Tina adalah seorang pengusaha sukses di kampung itu, tamu bergantian hadir di rumahnya tempat para pengusaha berkumpul, seperti biasa Rima tetap sibuk dengan pekerjaannya, tidak satupun yang dihiraukan karena dia mengejar waktu, sisa waktu yang digunakan untuk mencari uang.
"Rima, cuci baju aku ini!" teriak Roy sambil melempar baju yang barusan dia pakai ke arah Rima.
"Iya mas."
"Cuci bersih ya, jangan kayak kemarin baju yang aku pakai masih banyak nodanya, bekerja dengan hati dong, jangan makan gaji buta saja, Khan kamu kalau bekerja seperti itu sama dengan kamu makan uang haram!"
Teriakan dan bentakan Roy membuat hati dan telinga Rima menjadi sakit, bagaimana tidak, pekerjaan selama ini dia lakukan tidak pernah main - main, mungkin mas Roy ada masalah diluar sehingga pelampiasannya pada Rima.
Sambil mengangguk, Rima pun minta maaf jika pekerjaannya tidak maksimal buat mas Roy.
"Maaf mas Roy, mungkin aku tidak sengaja."
"Bagaimana kamu tidak sengaja, noda yang ada di baju aku tidak berubah-ubah, komitmen dong dengan kerjaannya, jangan asal kerja."
Rima terdiam, ternyata jika kita miskin jawaban apapun itu pasti salah di mata mereka yang kaya, hanya sabar yang bisa membuat hati tenang.
"Sekali lagi maafkan aku mas." ucap Rima sambil memohon kepada Roy, ada rasa takut di pecat jika Roy marah.
" Kali ini aku maafkan, jangan kamu ulang lagi, kamu pergi! kembali mencuci!"
Rima pun terdiam sambil berjalan menuju tempat cuciannya, ada perasaan sedih di benaknya namun tidak di nampak kan.