Chereads / Dear Harapan / Chapter 3 - Sweet Smile Mom

Chapter 3 - Sweet Smile Mom

Menjalani hidup adalah hal yang tidak muda, penuh dengan Lika liku, kadang hati dan perasaan tidak mampu lagi untuk menjalaninya namun ini sudah menjadi tulisan nasib yang harus dijalankan. berjiwa besar adalah peredam dari segalanya dan hanya orang tertentu yang bisa menghadapinya.

Rima terdiam seribu bahasa, mengharapkan ada keajaiban walau setitik harapan itu mustahil baginya, hanya satu yang menjadikan dia semangat yaitu senyuman ibunya, dia tidak ingin mengubah senyuman itu menjadi mendung, Rima akan tegar dengan caranya sendiri.

Ibunya yang kini berusia senja, berharap menemaninya setiap saat, hanya beliau yang memanjakan dirinya, amarahnya tidak pernah ada untuk Rima.

"Rima kamu makan nak, ingat jaga kesehatan kamu, Mungkin baiknya Rima lanjutkan sekolahnya, ibu tidak tega melihat Rima seperti ini terus, lanjutkan pendidikan kamu di sekolah menengah Atas nak, setelah pulang sekolah baru kamu pergi kerja, ingat pendidikan itu penting nak, jangan seperti ibu tidak tahu sama sekali membaca."

"Jangan ibu, aku tidak ingin cuma ibu dan ayah yang bekerja, biarlah aku begini, jika memang tabungan aku sudah cukup baru aku sekolah, lagian masa sekarang tidak mungkin aku dapat pekerjaan yang bagus setelah tamat sekolah. Orang yang miskin kayak kita tidak mungkin di terima bu, aku nggak punya sama sekali kenalan dikantoran, beda dengan mereka yang orang tuanya kerja di kantoran atau perusahaan peluang mereka besar."

"Masalah nasib tidak ada yang tahu nak, semuanya sudah digariskan oleh sang khalik, yakinlah bahwa tidak ada yang mustahil bagi kita, perkara waktu itu sudah di atur kapan dan dimana nasib kita berubah, jangan lelah, jika kamu sekolah berarti ada titik harapan ibu untuk Rima, bulan ini sudah mulai penerimaan siswa baru, kamu harus Sekolah nak."

Rima pun terdiam ada seribu bahasa dibenaknya, betul apa yang dikatakan oleh ibu, bahwa aku harus sekolah karena nasib tidak ada yang tahu, lagian dia ingin membahagiakan ibunya, dia ingin ibunya tersenyum setiap saat.

"Baik ibu, aku akan mendaftar minggu depan, walaupun aku sudah telat satu tahun namun tidak apalah."

Rima akhirnya mengiyakan keinginan ibunya, kemudian dia beranjak menuju kamarnya di dalam kamar Rima bersantai sambil bernyanyi di Sweet Memories

My world is like river its dark as it ia deep night the past and fathers all my sleep.