Chapter 78 - pasukan Shivi

"hampir saja. Untungnya aku sempat memanggil portal sihir" ujar Orba yang ternyata berhasil meloloskan diri dari longsornya tebing besar. "Ternyata kekuatan sihir suci ku belum cukup untuk melawan Arthous, aku harus meningkatkannya lagi. Tunggu aku Arthous! Aku akan menyerang mu lagi hingga aku bisa membunuhmu!" Orba langsung pergi meninggalkan dunia iblis dan menuju dunia para dewa menggunakan portal sihir miliknya.

*********

"Ya...hari ini cukup melelahkan! Aku akan istirahat disini" ujar Arth yang masih tergeletak di tanah. Tiba-tiba Arth mengingat sesuatu yang ada di dalam pikirannya. "Gawat! Aku harus segera menyusul Mine, Shivi dan yang lainnya" ujarnya sambil langsung berdiri dan bergegas untuk mengejar mereka.

*********

"Apa tidak apa-apa kita meninggalkan Arth sendirian?" Ujar Shivi dengan khawatir.

"Ya...aku yakin apa yang dikatakan oleh ayah ada benarnya! Kau tahu? Sesuatu yang dipikirkan oleh ayah, secara otomatis akan tersalur pada pikiran ku. Karena kami memiliki ikatan pikiran dan sihir" jawab Mine sambil tersenyum.

"Benarkah?...aku bingung...kenapa bisa begitu?" Shivi begitu kebingungan dengan apa yang telah di jelaskan oleh Mine.

"Ratu! Aku ingin bertanya, kemana kita akan pergi?" Ujar komandan pasukan yang mengharapkan ada perintah dari ratunya yaitu Shivi.

"Benar juga! Mendingan kalian ikut dengan ku ke kerajaan DARK Flame. Bagaimana? Apa kalian berani ke sana?" Jawab Shivi dengan nada rendah dan sambil menakut-nakuti pasukannya.

"Ya...kami akan terhormat jika ratu mengizinkan kami untuk ikut ke kerajaan DARK Flame. Karena tidak adak yang membuat kami takut kecuali kehilangan sang ratu kami" jawab komandan pasukan dengan nada yang sangat tinggi.

"Bagus! Dengan begitu, kita bisa melakukan strategi bertahan dari serangan yang akan datang" ujar Shivi dengan senang.

"Hey...tunggu aku!...hey..." Arth datang dari balik pepohonan berlari sambil terus melambaikan tangannya. "Ha...ha...tunggu aku! Lelah sekali" Arth menghampiri mereka dan langsung tergeletak di tanah karena kelelahan.

"Arth! Apa kau baik-baik saja?" Ujar Shivi sambil menghampiri Arth yang tergeletak di tanah.

"Ya...cukup baik-baik saja. Akan tetapi aku sangat lelah, sepetinya aku tidak bisa melanjutkan perjalanan sampai besok hari. Kalian tahu? Ternyata tiap detiknya, senjata Fire Chain ku terus menguras energi sihir ku. Pokoknya aku ingin istirahat di sini. Tenaga ku habis" jawab Arth sambil terengah-engah kelelahan.

"Kalau begitu, kita akan beristirahat disini sampai besok. Semua pasukan!...siapkan tenda kalian masing-masing..!" Shivi berteriak kepada seluruh pasukannya.

"Baik!!"

"Arth! Dari kondisi mu, kamu terlihat sangat kelelahan! Sebenarnya aku mempunyai cara lain untuk mengembalikan semua tenaga mu!" Ujar Shivi yang masih khawatir kepada Arth.

"Apa itu? Apakah itu sulit? Jika itu memang sulit, lebih baik aku istirahat saja" jawab Arth yang terus terengah-engah.

"Emm...gimana ya...sulit tidak sulit sih...kamu hanya perlu meremas dada ku saja. Dengan begitu, secara otomatis kamu akan mendapatkan semua energi dan aura sihir mu kembali" jawab Shivi dengan wajah yang mulai memerah.

"Tidak...aku tidak ingin melakukan itu...aku ingin beristirahat saja sambil mengumpulkan energi-energi alam yang ada di sini" ujar Arth yang terkejut mendengar perkataan dari Shivi.

"Baiklah! Pasukan ku akan membuatkan tenda untuk mu!" Shivi tersenyum sambil mengatakan itu. "Tapi... menurut ku lebih baik melakukan itu dari pada lama-lama mengumpulkannya energi sihir alam. Tapi apa boleh buat jika itu mau mu"

"Ya...mohon bantuannya"

Semua pasukan Shivi langsung menebang pohon-pohon yang ada di sana untuk digunakan sebagai bahan untuk membuat tenda dan benteng sederhana.

Arth kemudian berdiri sambil melihat-lihat apa yang dilakukan oleh semua pasukan. Arth melihat mereka sambil tersenyum, karena mereka bekerja sama untuk membuat tenda dan dengan semangat merekalah Arth menjadi senang dan bangga. "Sebenarnya apa iblis tidak sejahat itu. Namun, jika takdir mengatakan bahwa manusia digunakan sebagai makanan bagi iblis, mau tidak mau harus dilakukan. Jika manusia bukan makanan para iblis, mungkin iblis akan bersosialisasi bersama dengan manusia. Tidak ada di dunia ini yang menganggap keberadaan para iblis. Tapi kenapa?" Arth duduk di atas batu dan terus merenung sambil mengumpulkan energi-energi alam.

"Energi alam di dunia iblis begitu banyak. Berbeda dengan di dunia para manusia. Mungkin aku bisa memulihkan energi-energi sihir dengan sangat cepat! Sekarang aku sudah hampir setengah perjalanan menuju kerajaan DARK Flame. Tunggu aku Erina! Aku akan segera menyelamatkan mu dan juga yang lainnya"

"Arth! Tenda mu sudah siap untuk digunakan" ujar Shivi yang tiba-tiba datang.

"Benarkah? Terimakasih karena telah membuatkan ku sebuah tenda" jawab Arth sambil langsung berdiri.

"Ya...aku senang jika kamu juga ikut senang"

**********

"Tunggu aku Arth! Sekarang aku sudah hampir setengah perjalanan menuju kerajaan barat manusia. Aku akan segera menyusul mu!" Ujar Erina sambil berjalan menuju kerajaan barat manusia bersama dengan temannya.

"Aku heran! Kenapa tidak ada satupun dewa yang mencari kita? Padahal kita melarikan diri dari penjara. Sangat berbeda dengan sebelumnya, kita selalu di kejar-kejar oleh para dewa" kata Siestina sambil keheranan.

Mendengar itu, Hiuga merasa bersalah dan mengatakan pengakuannya. "Maafkan aku. Sebenarnya mereka tau keberadaan kalian karena aku yang memberi tahu mereka. Aku ditugaskan untuk terus mengintai kalian. Tapi asalkan kalian tau, aku juga dibohongi oleh Orba" ujar Hiuga dengan nada rendah.

"Ya...kami memaafkan mu karena kamu telah membantu mengeluarkan kami dari dalam penjara" jawab Ginny yang dengan senang hati menerima keberadaan Hiuga.

"Terimakasih! Aku benar-benar menyesal karena telah melakukan itu pada kalian! Ada apa Silvanus?" Ujar Hiuga yang heran melihat Silvanus yang bertingkah aneh.

"Tidak...aku sedang merasakan kembali kehadiran Arth...aku merasa aneh, aku tidak bisa merasakan kembali kekuatan Arth. Apakah dia dikalahkan? Tapi itu tidak mungkin" ujar Silvanus sambil menundukkan kepalanya dan terus berfikir.

"Kalah? Tidak...itu tidak mungkin. Arth akan terus berjuang demi sesuatu yang berharga baginya. Arth pernah berkata pada ku bahwa hal yang berharga baginya adalah mengetahui harapan-harapan semua temannya!" Ujar Erina sambil berteriak-teriak.

"Iya...iya. jangan berteriak di sampingku! Berisik tau" ujar Ginny sambil menutup kedua telinganya.

"Kalau begitu, kita harus melanjutkan perjalanan jauh ini. Jauh sekali, mamah aku ingin pulang" tiba-tiba Erina merengek ingin pulang.