Chereads / reincarnation of a demon god (sub Indonesia) / Chapter 73 - pertempuran Arth dan Orba

Chapter 73 - pertempuran Arth dan Orba

Orba dan Arth saling berhadapan dengan kekuatan yang mereka munculkan masing-masing.

"Aku akan melakukannya" ujar Orba sambil menembakkan sihirnya ke atas langit. Tiba-tiba langit berubah menjadi hitam dengan petir-petir yang bercahaya. "Huooo" Orba memanggil sebuah pedang miliknya dari atas langit. Seketika turun sebuah pedang bercahaya yang turun dihadapan Orba.

"Kau tahu? Ini adalah pedang legendaris paling suci di tanah para dewa. Kau juga pasti mengenal pedang ini, pedang ini bernama the light sword of life. Kau akan merasakan hidup yang menyedihkan setelah kau terbunuh oleh pedang ini" ujar Orba sambil mengambil pedang itu dan menodongkannya pada Arth.

"Pedang tidak berpengaruh dalam sebuah peperangan. Jago dalam hal bertarung bukan hanya pedangnya saja, tapi juga harus dengan keahlian pemilik nya. Aku tidak yakin kamu bisa menggunakan pedang suci itu" jawab Arth sambil tertawa terkekeh-kekeh.

"Diam kau!!" Orba langsung menebaskan pedang the light sword of life miliknya ke arah Arth. Kemudian Arth mencoba untuk menahan serangan pedang tersebut. Akan tetapi aura dari pedang itu terlalu kuat hingga sihir pertahanan Arth terpecahkan oleh tebasan pedang itu.

"Apa? Kenapa bisa sihir ku di pecahkan?" Melihat itu, Arth langsung menghindar sebelum terlambat. Namun, tangan Arth tersayat oleh tebasan itu hingga bercucuran darah.

"Bagaimana? Kuat sekali bukan? Sekali tebas saja sudah bisa menghancurkan sihir mu dan benda yang ada di belakang mu" ujar Orba sambil tertawa terbahak-bahak.

Darah terus berceceran dari tangan Arth, namun tiba-tiba darah itu bercahaya karena Arth mengeluarkan sihir pada darah itu.

"Bagaimana jika kita adukan antara kekuatan pedang cahaya dan kekuatan pedang kegelapan" ujar Arth sambil mengalirkan energi sihir pada darah yang ada di tangannya. Seketika semua darah itu bercahaya dan berkumpul membentuk sebuah pedang legendaris yang bercahaya.

"Pedang cahaya dibuat oleh dewa kuno yang bersemedi dan menyembah matahari untuk mendapatkan kekuatan matahari yang disimpan dalam pedang ini. Sedangkan pedang mu, pedang mu dibuat oleh para dewa dan iblis dari luasnya kegelapan galaxy luar sehingga terbentuklah pedang mu" ujar Orba sambil menodongkan pedangnya pada Arth, begitu juga dengan Arth. Arth juga menodongkan pedangnya pada Orba.

"Huooo" mereka berdua berlari saling bertarung dengan kecepatan cahaya dan kecepatan kilat api. Mereka saling menebaskan pedang mereka sehingga banyak sekali terjadi ledakan di hutan itu.

Arth melemparkan pedangnya pada Orba, akan tetapi Orba menghindari serangan Arth walaupun sedikit terluka. Kemudian Arth menggunakan rantai fire chain miliknya, rantai itu memanjang dan Arth memutar-mutar rantai itu sehingga terjadi putaran api yang sangat besar.

"Sial" Orba langsung menebaskan pedang sucinya ke arah putaran api yang dibuat oleh Arth sehingga putaran api itu langsung padam oleh tebasan pedang suci Orba.

"Huooo" Arth menembakkan rantainya ke Orba dan melilitnya dengan kencang, kemudian Arth menarik Orba dengan rantainya sehingga Orba terbawa oleh rantai ke hadapan Arth.

"fiery punch" Arth mengepalkan tangannya sambil diselimuti oleh aura api yang sangat dahsyat. "Brugg" Arth memukul Orba dengan seluruh kekuatannya hingga aura itu menembus tubuh Orba dan berubah menjadi erosi yang begitu besar. "Aaaaaa" Orba begitu kesakitan, bahkan rantai fire chain yang melilit Orba langsung terputus akibat serangan dari Arth.

Orba terlempar sangat jauh akibat serangan dari Arth, sedangkan rantai fire chain kembali memendek dan melilit kembali ke tangan Arth.

********

"Apa itu?" Ujar Shivi yang melihat ledakan hebat dari atas puncak gunung.

"Mungkin itu ayah! Aku bisa merasakan kekuatannya, karena aku adalah jiwa dan senjatanya" jawab Mine sambil merasa takjub dengan ledakan tersebut.

Tiba-tiba Mine merasakan sesuatu yang tidak asing baginya. "Aku merasakan sesuatu. Shivi! Kamu tinggal di sini, aku akan menyusul ayah" ujar Mine dengan raut wajah yang serius.

"Tapi?" Shivi tidak begitu yakin dengan perkataan Mine.

"Barusan ayah memanggil ku untuk menjadi senjatanya. Mungkin terjadi sesuatu pada ayah, aku akan kembali" ujar Mine yang langsung berubah menjadi sebuah tombak dan terbang melayang menghampiri tempat Art.

"Aku harap kalian baik-baik saja"

********

"Cuih! Sial aku lengah sekali" ujar Orba sambil meludahkan darah yang ada dalam mulutnya.

"Zruut" tombak Mine melayang menghampiri genggaman Arth, dan Arth langsung menangkap tongkatnya.

"Akhirnya kamu datang juga. Sepertinya akan lebih bagus jika aku menggunakan tiga senjata sekaligus" ujar Arth sambil kembali memanggil pedang legendarisnya.

Kemudian Arth mengambil topeng iblis nya yang tergeletak di tanah akibat terjatuh saat bertempur dengan Orba. Arth memakai topeng itu dan menodongkan tombak dan pedangnya, selain itu Arth juga memegang erat senjata Fire Chain miliknya.

Orba berdiri sambil memaksa dirinya untuk berdiri. Tiba-tiba tombak Arth ditembakkan dan mengenai tangan Orba hingga menancap di tangannya. Setelah itu, Arth melemparkan lilitan rantai fire chain nya pada Orba sehingga Orba terlilit dan tidak bisa berbuat apapun lagi.

"Kau sudah terpojok oleh keadaan mu! Terimalah nasib mu, guru lebih unggul daripada murid. Tapi terkadang murid lebih unggul daripada gurunya. Kau ditakdirkan untuk kalah" ujar Arth sambil menodongkan pedang legendaris miliknya.

Tiba-tiba Orba tersenyum pada Arth dan mencengkeram tangganya. Tiba-tiba pedang suci milik Orba terbang menghampirinya sambil mengeluarkan cahaya yang begitu terang. "DUAARR" ledakan baru terjadi di tempat itu. Tepatnya bukan ledakan, akan tetapi cahaya ledakan yang di sebut ledakan suci.

"Hahaha...aku keluar dari jebakan mu" ujar Orba yang terlepas dari cengkeraman rantai Fire Chain. Rantai fire chain hancur akibat cahaya yang di keluarkan oleh pedang suci milik Orba.

"Kau tahu? Aku tidak sendirian! Di belakang mu ada beribu-ribu pasukan iblis dan dewa. Sekarang lihatlah dirimu! Tidak ada yang membantu mu dalam keadaan mu yang sekarang kecuali bayangan mu sendiri. Sungguh ironis" ujar Orba sambil menunjuk ke arah belakang Arth.

Tiba-tiba pasukan iblis dan pasukan dewa keluar dari persembunyian mereka. Ternyata mereka sengaja bersembunyi menunggu perintah dari Orba untuk menyerang Arth. Semua pasukan berlari untuk menyerang Arth dengan berbagai senjata yang mereka miliki.

"Ku kira yang ironis adalah kau" ujar Arth sambil menunjuk pada Orba dengan raut wajah kesal. "Meskipun kau dikawal oleh tentara mu, akan tetapi mereka bukan teman mu yang bisa menemani mu setiap saat. Kau hidup sendiri, jika kau berjuang dalam suatu perjuangan dan kau terjatuh di tengah-tengah jalan itu. Jangan harap ada yang ingin mengulurkan tangannya untuk membantu mu karena kamu tidak mempunyai satupun seorang teman" ujar Arth dengan raut wajah yang kesal.