Begitu Elkan berhasil menyentuh lantai, Cynthia langsung menariknya menjauh dari sana. Ia takut sekali jika Elkan sampai jatuh lagi.
Segera saja Cynthia memeluk Elkan dengan erat. Tangisannya pecah. Ia menangis sejadi-jadinya hingga rasanya sesak napas. Elkan masih memiliki sedikit tenaga untuk mengusap-usap punggung Cynthia.
"Justin … Apa dia baik-baik saja?" tanya Cynthia sambil tersedu-sedu.
"Aku tidak tahu," ujar Elkan. "Kita harus mengeceknya."
Dengan susah payah, Cynthia berhasil membawa Elkan turun dari tempat itu. Untungnya, ada lampu senter yang bisa mereka gunakan untuk melihat jalanan. Cynthia nyaris tergelincir di tangga karena ia sambil memegang senter dan membantu Elkan untuk turun.
Setibanya di bawah, ia melihat Justin tak sadarkan diri. Mulut dan hidungnya mengeluarkan darah cukup banyak. Cynthia tidak berani menyentuh Justin karena khawatir jika ia malah semakin menyakitinya.