"Cynthia!" seru ayahnya.
Mata Cynthia melebar. Ia bergeming, tak sanggup menggerakkan ototnya sedikit pun. Ia pasrah saat ayahnya berlari dan memeluknya dengan erat. Ibunya pun memeluknya bertumpuk-tumpuk.
Lalu ayahnya melepaskan diri. "Ya ampun, Tia. Aku tidak menyangka kamu akan datang ke Indonesia. Papih sangat merindukanmu."
Cynthia meringis sambil tersenyum canggung. Ia salah ruangan. Seharusnya ia langsung bertemu dengan Justin. Ia melongok ke sana ke mari, tapi tidak menemukan Justin.
"Kamu sengaja memberi kami kejutan?" ujar ibunya sambil tersenyum lebar.
"Uhm, tidak juga. A-aku … aku sebenarnya …."
"Tia!" seru Cielo yang kemudian memeluk Cynthia dengan erat. "Aku kangen sekali padamu. Kamu harus melihat anakku. Uhm, omong-omong kamu jadi agak gemuk ya setelah tinggal lama di Wina. Kamu pasti bahagia sekali tinggal di sana. Ayo, Tia! Kamu harus melihat bayiku!"