Perutnya masih terasa tegang, tapi Cynthia berusaha menahannya. Sementara itu, Elkan sedang menebus obat di farmasi. Setelah ia mendapatkan obatnya, Cynthia pun langsung meminumnya.
"Terima kasih, Elkan."
"Tidak usah sungkan. Coba kalau aku tidak ada, siapa yang akan membawamu ke rumah sakit?"
"Kalau aku tidak bertemu denganmu, perutku tidak akan tegang," timpal Cynthia.
Elkan pun meringis. "Aku minta maaf. Aku sungguh tidak bermaksud untuk membentakmu. Aku hanya ingin agar kamu mendapatkan solusi untuk permasalahanmu. Kalau kamu tidak memberitahu Justin tentang kehamilan ini, lalu bagaimana dia akan bertanggung jawab."
"Sudahlah. Aku tidak akan meminta tanggung jawab darinya lagi," kata Cynthia. "Aku sudah lelah. Aku tidak peduli lagi padanya."
"Kamu yakin?"
"Ya, Elkan. Aku pun tidak ingin anakku memiliki ayah seperti dirinya. Lebih baik aku tidak memiliki suami daripada hidup bersama pria yang bahkan tidak menginginkanku menjadi istrinya."
"Apa Justin telah menolakmu?"