Ciuman mereka kembali berlanjut. Tangan Ello masih berada di sana, di tempat yang tidak seharusnya ia sentuh karena Risti menahannya.
"Risti … aku … aku rasa, aku tidak bisa …."
"Ello, aku mohon. Aku tahu, pasti sulit rasanya untuk melupakan wanita itu. Tidak apa-apa. Kita bisa memulainya dengan seperti ini dulu." Risti meremas tangan Ello agar tidak segera lepas dari bulatan miliknya. "Apa kamu menyukainya?"
"Hmmm, ya … tapi …."
"Ssssshhh." Risti melepaskan tangan Ello dari sana dan kemudian menyelipkannya ke balik bajunya. Ia menoleh ke arah jendela lagi, khawatir ada yang melihat mereka.
Namun, perumahan itu memang sangat sepi. Ello pun takut jika sampai ada yang memergoki mereka. Jantungnya berdebar semakin kencang.
Tangannya kini berada di dalam baju Risti. Ello terengah-engah dan pasrah akan apa yang akan ia sentuh.