"Maaf," ujar Cynthia pelan. Ia menyesal telah mencium Justin.
Padahal sebelumnya hati Cynthia telah melambung tinggi. Kini, ia bagaikan dijatuhkan ke bumi dengan sentakan yang sangat keras.
Justin tersenyum tipis. "Ini kan di rumahmu," bisiknya pelan sekali hingga Cynthia nyaris tidak bisa mendengarnya.
Cynthia tidak menjawab ucapan Justin. Ia membereskan piano dan kemudian menutupnya. Ia sudah tidak ingin bermain piano lagi.
"Omong-omong, permainan pianomu luar biasa sekali, Tia," puji Justin dengan suara yang normal, dan malah agak besar di telinga Cynthia.
"Terima kasih," ujarnya singkat. Ia masih saja cemberut.
"Uhm, aku jadi berpikir tentang sesuatu." Justin masih tersenyum seolah tidak peduli dengan perubahan sikap Cynthia.
"Ada apa?"
Justin merangkul Cynthia. "Kamu tahu, aku akan berusaha untuk menjadi temanmu yang baik mulai sekarang. Bagaimana menurutmu?"
"Teman?" Cynthia makin bingung dengan ucapan Justin.